Tujuh

148 15 6
                                    

--Jangan simpen barang dari seseorang di masa lalu, nanti gagal move on--

Happy Reading

Satria sudah siap dengan baju hitam dan jaket almamater kampusnya. Sekaligus bunga mawar yang ia beli kemarin untuk diberikan ke Sandra. Pagi ini Satria lima kali lebih semangat untuk berangkat ke kampus, terutama untuk bertemu dengan Sandra.

Langkah Sandra terhenti karena melihat Sandra sedang bersama seseorang disana, Nando...

"Ternyata lo udah ambil start duluan?-----" tanya Satria ketus sambil menatap mata Nando tajam, dan lelaki dihadapannya itu hanya tertawa kecil sambil memijat keningnya

"Ambil start? emang gue lagi lomba lari apa ya..." jawab Nando remeh

Satria terkekeh pelan "Jauhin cewek gue" ucapnya seperti sebuah ancaman. Sandra hanya terdiam dan tidak ikut campur urusan kedua lelaki itu

"Memang Sandra mau sama lo?" tanya Nando sambil tersenyum miring

"Sandra pasti mau sama gue, dan gue rasa perasaan nya masih sama seperti dulu. Dan lo, gak seharusnya deketin Sandra. Gak pantes" Nando tertawa pelan

Nando berjalan maju kearah Satria sambil memukulkan bahu lelaki itu pelan "Memangnya seorang lelaki bernama 'Satria' ini pantas untuk Sandra?"

BUGHHH

Satu hantaman tepat mengenai pipi Nando dekat mata nya. Nando juga tidak mau kalah, ia langsung membalas hantaman Satria sekencang mungkin. Sandra bergidik ngeri melihat keduanya bertengkar sepagi ini

"Kak! ada yang berantem!" teriak Sandra sekencang mungkin untuk membuat semuanya menolong dua lelaki ini

"Jauhin Sandra!" ancam Satria lagi

"Lo siapa berani nyuruh gue?" jawab Nando langsung memukul Satria lagi

Angga dan Bima langsung segera memisahkan kucing dan tikus yang sedang bertengkar ini. Menurut mereka ini sudah hal yang biasa bagi seorang Nando dan Satria bertengkar di halaman kampus, bahkan diluar kampus juga sama

Satria dipisahkan dengan Angga sedangkan Nando dipisahkan dengan Bima. Keduanya masih ingin melawan satu sama lain walaupun sudah dijauhkan jaraknya

"Cowok seperti lo gak pantas untuk Sandra!" ucap Satria dengan nada emosi bercampur kesal

"Bangsat. Lepasin Bima" umpat Nando kesal sambil berusaha melepaskan cengkraman Bima. "Bukan saatnya berantem Nan, tahan..." ucap Bima memberi nasihat

Keduanya seperti banteng yang sedang beradu di ringnya, Satria mengalah.

Ia pergi meninggalkan Sandra terlebih dahulu dengan bunga mawar yang hancur karena ia tidak sengaja jatuhkan tadi. Bima melepaskan cengkraman nya, membuat Nando langsung berdecak kesal. Padahal emosi nya masih belum hilang dan rasanya ingin memukul Satria lebih lama

Nando melihat kearah Sandra yang sepertinya ketakutan dan menatap lelaki itu bingung. Nando tetap tersenyum sambil menyentuk pipi nya yang lebam-lebam karena bertengkar tadi

"Apa liat-liat" ucap Sandra dengan nada sinis

Nando langsung memegangi kedua pipi nya "Aduh... sakit banget pipi nya, aduhhhhh tolong. Sakit" ringisnya bercanda sesekali melihat kearah Sandra yang buang muka

Sandra langsung mendekat kearah Nando dan memegang pipi lebamnya "Aduh, sakit banget Sandra... Obatin dong..."

"Gue cariin kakak senior yang lain ya. Sebentar" Nando langsung mencegah memegang kedua tangan Sandra

Sandra langsung melihat kearah tangan yang dipegangi oleh lelaki itu "Kamu aja yang obati saya." gumam Nando sambil memasang wajah melas

^^^

Seorang perempuan menyemburkan makanan nya sedikit mengenai wajah Sandra. Siapa lagi kalau bukan Gina yang terkejut karena cerita Sandra tadi pagi. Teman nya itu hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya

Gina menceritakan sesuatu pada Sandra tadi

Satria dan Nando

Sang ketua senior dan wakilnya. Katanya tidak pernah akur dan selalu berselisih, tetapi banyak yang mengatakan lebih baik Satria kemana-mana daripada seorang mahasiswa yang bernama Nando itu

Satria adalah sosok orang yang rapih, perfeksionis, berwibawa dalam hal apapun. Berbeda dengan Nando yang katanya acak-acakan, nakal, tidak tahu diri dan hobi berantem. Walaupun hobinya berkelahi, IPK Nando selalu mencapai 4 diantara yang lain.

Dan dengar-dengar. Lelaki bernama Nando itu jarang sekali dekat dengan wanita, mengobrol saja jarang, bahkan mengenal nama dosen nya membutuhkan waktu beberapa bulan. Teman sekelasnya saja tidak ada yang ia ingat, nomor telphone nya hanya terdapat tiga orang

Seketika Sandra kaget dan bingung. Karena sikap Nando dengan nya sangat berbeds dari apa yang Gina bicarakan. Jauh sekali, berbeda 180°. Sandra lebih merasa kalau Nando adalah laki-laki yang baik dan tidak seperti itu

"Itu bunga yang hancur dari siapa?" tanya Gina menyadari sesuatu didalam tas Sandra

"Dari Satria"

Gina jadi senyum-senyum tidak jelas "Ah... so sweet banget sih Sandra, udah hancur aja masih disimpen"

"Apaan sih, enggak---" jawab Sandra salah tingkah

"Ciri-ciri orang gak bisa move on. 1, masih menyimpan barang pemberian mantan. 2, salah tingkah pas dikasih tau. 3, orangnya itu bernama S-A-N-D-R-A, Sandraaaaa" Mendengar perkataan teman nya itu, Sandra langsung mencubit pinggangnya menandakan, diam, jangan berisik Gina

"Makanya. Kalau udah jadi mantan nya jadi mantan aja, gak usah inget-inget" ucap Gina lagi, tapi kali ini nada nya seperti bisik-bisik

"Siapa juga yang inget-inget, dan dia bukan, MANTAN!" jawab Sandra ketus

"Iyalah. Kan sekarang ngingetnya kak NANDOOOO" ledek Gina lagi membuat Sandra langsung membesarkan matanya

Temen kampret

Handphone Sandra berdering dan memunculkan nomor seseorang yang tidak ia kenal

"Halo... Sandra, ini Satria"

Sandra membulatkan matanya dan sedikit terkejut "Hah? siapa? maaf ya sinyal kaga ada. Tut... tut.... tut"

"Siapa yang telphone?" tanya Gina penasaran

"Orang. Udah dikasih hati, sekarang minta ginjal" Gina melihat kearah Sandra dengan tatapan malas yang berari 'serah lo dah serah'

Sandra menatap ke sekeliling kantin, sepertinya basis kanan merupakan kumpulan anak baik-baik dan teladan, sedangkan basis kiri untuk anak-anak yang urak-urakan dan tidak rapih.

Mata Sandra melihat jelas kalau Nando tiba-tiba bergabung disebelah kiri, sedangkan dikanan ada Satria. Mata kedua lelaki itu tertuju kearah Sandra yang sesekali menunjukan wajah tidak perduli, padahal Sandra diam-diam menoleh kearahnya juga

"Lo yang namanya Sandra?" tanya seorang perempuan dihadapan Sandra. Dengan tatapan yang ketus dan sinis, mata Sandra melirik perempuan itu dari atas sampai bawah, sepertinya senior, bukan mahasiswi baru seperti nya

Sandra mengangguk "Kenapa ya kak?"

"Jauh-jauh dari Nando..." Sandra mengerutkan dahinya

"Dia punya gue."

***

Waaaah, sapa tuh gais. Yuk vote, apa susahnya vote. Satu vote kalian buat saya semangat wkwk

Thanks for reading!

BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang