Air mata itu mahal - someone else
Happy Reading
Satria tidak ingin memalingkan wajahnya dari Sandra. Mata hazelnya menatap Sandra seakan tidak mau menyia-nyiakan momen ini. Satria memegang tangan kanan Sandra "Apa perasaan itu. Masih ada?" tanya nya
Entah bagaimana rasanya, hati Sandra terasa seperti sudah jatuh dari tempatnya. Apalagi lengan Satria yang diam-diam memegang tangan Sandra.
Flashback on
"Jadi, lo pacaran sama Kara, Sat?" tanya Sandra yang sangat tidak percaya dengan hubungan Sandra dan Karamel. Sandra menatap Satria kesal dan ingin rasanya menguapkan semua isi hatinya
"Jadi berita itu bener?!"
Perlahan, tanpa Sandra sadari. Ia tidak bisa menahan air matanya. Rasanya cinta yang tidak terbalas itu, sakit.
"Terus, perjuangan gue selama ini lo pandang apa hah? Apa lo gak ngerti gimana perasaan gue selama ini?!" tanya Sandra lagi
"Kita. Cuma. Temen" hanya tiga kata itu yang terakhir Satria ucapkan. Apalagi, lelaki itu mengucapkan didepan Sandra dan ketiga teman nya. Dan Satria? ia langsung berjalan pulang bersama kekasih baru nya bernama Karamel
Sebenarnya Sandra dan Satria sedang berada ditahap pendekatan. Belum ada status pacaran ataupun itu. Tapi menurut pandangan Sandra, ternyata berharap dengan seseorang itu, sakit.
Dan Karamel
Perempuan itu adalah musuh bebuyutan Sandra semenjak Karamel menanyakan perasaan Sandra dengan Satria. Ternyata, tanpa disadari mereka berdua telah berstatus 'pacaran' yang sudah dijalani selama seminggu ini.
Flashback Off
Semenjak kejadian itu, Sandra berharap tidak akan dipertemukan lagi atau didekatkan dengan Satria. Nyatanya takdir berkata lain.
Sandra menunduk, rasanya ia mau menangis lagi seperti dulu. Karena teringat bagaimana lelaki dihadapan nya itu, berkata hanya
teman
"Sandra, jawab..." Sandra memberanikan diri untuk menatap lekat seluruh wajah Satria. Lelaki itu lebih tampan sekarang.
Rambut yang sedikit gondrong namun terlihat rapih, badan nya terlihat sangat kekar sekarang, bahkan terlihat kumis tipis yang tidak terlalu tebal. Mata cokelat yang tetap indah, dan lesung pipi itu masih terlihat menggemaskan dimata Sandra.
Sandra menarik nafasnya dalam-dalam, ia mencoba tersenyum lebih lebar. "Gue, sama sekali gak punya perasaan itu."
Satria terkekeh pelan "Lo, bohong. Mata lo mengatakan yang beda, mata lo gak bisa ngebohongin perasaan lo San walaupun lo berkata yang lain."
"Lo itu kenapa sih?!" tanya Sandra dengan bentakkan
Satria memegang kedua tangan Sandra "Gue. Suka sama lo"
"CIEE... JADIAN, JADIAN" seru semua dengan semangat
Sandra menghempas jauh-jauh tangan Satria dari kedua tangannya "Bullshit!"
"Gue suka sama lo. Perasaan itu, dateng tiba-tiba saat gue ketemu lo disini. Lo mau jadi pacar gue?" lagi-lagi Satria mengeluarkan kata-kata yang manis
Sandra menjadi gemetar dan sedikit salah tingkah "Gu-gue. Gue---"
"Sstt, enggak usah di jawab." Satria meletakan telunjuknya dibibir mungil Sandra
"Gue cuma bercanda.." sambungnya lagi. Semua tertawa seketika karena mendengar jawaban Satria
Sandra mendengus kesal, dan segera mengepalkan tangan nya.
PLAK
Satu hantaman tepat mengenai pipi kiri Satria. Kesabarannya bertahun-tahun sudah habis, mungkin sekarang adalah masa nya.
"Lo pikir perasaan seseorang itu main-main?!" ucap Sandra kesal
"Apa lo belum puas mempermalukan gue Satria. Dulu, sekarang. Segampang itu lo mempermainkan seseorang, dengan mudahnya mengucapkan kata-kata manis, membuat seseorang berharap setinggi-tinggi nya, lalu lo jatuhkan dengan mudahnya?!" ucap Sandra sambil tertawa kecil
"Hey, gue cuma bercanda. Masa lalu tempatnya di masa lalu, bukan sekarang. Just have fun it! ini masa OSPEK. Gue senior, jadi berhak dong harus melakukan apa. Kita seneng-seneng aja" jawab Satria santai
Sandra terkekeh pelan "Bangsat juga cara lo ya?"
Sandra langsung pergi meninggalkan mereka semua disana. Sandra tidak bisa menahan tangisan nya lagi, semudah itu kah cara untuk menyakiti hati perempuan?
Kejadia itu teringat-ingat difikiran Sandra. Seperti sebuah kaset lama yang tidak bisa dilepas dari tempatnya dan terus memutarkan film itu.
Benci
Sandra benci Satria
Sandra memasuki toilet perempuan dan mencuci wajah nya.
"BANGSAAAT!!!" teriak Sandra disela-sela tangisnya
"Kenapa cowok cuma bisa nyakitin!! Segampang itu.." gumam Sandra
"Kenapa cowok semua sama aja!" gumamnya lagi
Sandra menatap dirinya pada cermin besar yang terletak dihadapan nya, ia mencoba tersenyum dan menghapus air matanya lagi
"Untuk apa menangisi laki-laki yang dengan mudahnya menyakiti hati perempuan, Sandra?" gumam Sandra kuat.
Sandra melangkahkan kaki nya keluar dari toilet, kehadiran seseorang dibalik tembok membuat Sandra sedikit terkejut. Lelaki itu menyerahkan sebuah tissue pack yang seperti dijual diwarung-warung. Sandra menatap lelaki dihadapan nya bingung
"Salah satu hal yang buat perempuan menangis. Pasti laki-laki" gumamnya
"Dan kedua. Pasti adalah film sedih, dan yang ketiga. Kalau perempuan itu menangis lagi, tanda nya ia merelakan air matanya untuk suatu hal yang sangat tidak penting" gumam lelaki itu lagi
Sandra semakin bingung "Saya punya tissue. Daripada baju nya dipakai untuk lap ingus, lebih baik pakai tissue aja." lelaki itu langsung menyerahkan tissue pack kepada Sandra
"Tau darimana gue nangis? Gak usah sok tau. Gue gak kenal sama lo" ucap Sandra
"Terus tadi suara siapa yang keras-keras teriak kalau cowok sama aja. Bukan nya kamu?" jawab lelaki itu
Sandra terdiam seketika.
***
Hello gengs! sorry kalau ada yang typo. Jangan lupa votement, thanks!
btw, maaf ya kalau misalkan di ospek itu gak ada yang kayak gini pastinya. Ini cuma imajinasi, jadi maklumkan wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
Teen FictionPLEASE DON'T COPY MY STORY❤ "Semakin dalam kamu menyukai seseorang. Semakin dalam juga kamu merasakan rasa sakit itu" - Ini bukan kisah si cowok dingin dengan gadis periangnya. Bukan cerita romantisa yang berakhir bahagia. Dan bukan pria badboy yang...