- Perasaan itu datangnya tiba-tiba. Jangan salahin saya, kalau ternyata kamu suka sama saya. Kan pemilik perasaan itu kamu sendiri. Saya cuma objek yang kamu sukai -
Happy Reading
"Ih kok lo bego banget sih?" ucap seorang perempuan dengan gemasnya menatap Sandra yang menutupi wajahnya sedari tadi dengan tangan mungilnya. Gina. Teman baru beberapa menit yang lalu. Mereka berdua berkenalan dan entah sekarang sangat akrab layaknya telah bertemu di masa lalu
Gina ingin menanyakan ribuan pertanyaan untuk Sandra. Karena kejadian tadi, nama Sandra langsung terkenal dan diperbincangkan seisi fakultas Sastra Jepang
"Gue malu banget. Malu, malu, malu, Ginaaaaa" teriak Sandra sedikit merengek pada teman nya itu.
Gina langsung memeluk erat tubuh Sandra, "tenang. Ada aku disini San"
"Eh, tapi senior yang kasih lo tissue itu siapa namanya? ganteng gak" tanya Gina penasaran.
Sandra menggeleng "Gak kenal, tapi lo tau gak sih. Dia bilang, katanya gue bakalan suka sama dia. Gila kan, pede banget itu orang"
"Wah, jangan gitu San. Nanti kemakan omongan sendiri lho" jawab Gina
"Tapi, dia ganteng gitu Gin. Hahaha, jangan-jangan gue udah suka lagi sama dia nih," ucap Sandra melanjutkan cerita nya lagi
Gina mencubit pipi Sandra gemas "Sandra... Gemes deh, bilangnya gak mau jatuh cinta, sekarang bilang suka sama itu senior. Labil banget sih"
"Gue kan cuma bercanda" jawab Sandra sambil bergerak maju menyerahkan buku yang akan dipinjam. Perpustakaan kali ini cukup dibilang sangat ramai dan banyak yang mengantri untuk meminta tanda terima meminjam buku perpustakaan
BRUKKK
"Heh, kalau mau berhenti bilang-bilang dong!" seru Sandra kesal kepada seorang lelaki yang berada didepan nya
Lelaki itu menoleh kearah belakang... "Eh, ketemu lagi" gumam lelaki itu
Mata Sandra membulat, ia langsung berbalik badan kearah Gina. Membuat Gina menjadi bingung akan sikap teman nya itu, Sandra menyuruh teman nya untuk diam dan tidak bertanya-tanya dahulu. Karena itu adalah lelaki pemberi tissue tadi, Nando
"Apaan sih, lo ini kenapa?" tanya Gina bingung. Nando tersenyum dan melambaikan tangan pada Gina, membuat perempuan itu tersenyum kesenangan
"San, ada cogan lho didepan lo. Gak mau lihat? Sayang banget nih," gumam Gina yang matanya masih tertuju kearah Nando. Dengan cepat Nando mengisyaratkan Gina untuk pergi menjauh sebentar sambil menggerak-gerakan ponselnya, yang tandanya Nando akan memberikan nomor ponselnya nanti. Gina mengerti dan langsung menjauh, walaupun tadinya dicegah oleh Sandra, Gina dengan cepat menjauh sebentar
Nando langsung menggantikan posisi Gina yang berdiri didepan Sandra, ia tersenyum lebar pada Sandra yang masih menunduk. Perempuan itu ingin membalikan badan nya lagi, tapi sayang Nando menahan pundaknya
"Pantesan kuping saya panas. Ternyata kamu gosipin saya" gumam Nando
Ternyata lelaki itu mendengar semua yang Sandra ceritakan saat mengantri sejak tadi
"Gue gak gosipin" jawab Sandra memberanikan melihat Nando dan berbalik badan lagi. Namun, lelaki itu langsung ikut mengubah posisinya juga dan kini ia menjadi disamping Sandra, tangan kiri nya yang kekar langsung merengkuh pundak Sandra, membuat perempuan itu sedikit risih karena kelakuan Nando
"Terus tadi namanya apa."
"Cuma cerita," balasnya ketus
"Tadi kamu bilang suka, suka siapa, saya ya?" ledek Nando
Sandra menghempas tangan Nando jauh "cuma bercanda"
"Ah, saya gak yakin" ucap Nando tidak ingin mempercayai jawaban Sandra
Lama kelamaan, giliran Sandra dan Nando yang kini menyerahkan buku nya. Sang penjaga perpus memandang mereka berdua sambil senyum-senyum tidak jelas. Namanya pak Andito
"Gebetan nih, Ndo?" tanya nya sambil menuliskan sesuatu dibuku catatan perpus
Nando mengangguk "Comming Soon," jawabnya sambil tersenyum lebar memperlihatkan lesung pipi nya sedikit
"Kapan nih bakalan jadi?" tanya pak Dito penasaran
Nando berfikir sebentar "Secepatnya."
"Mau dimana nembaknya?" tanya pak Dito. Sandra merasa ini bukanlah pertanyaan, tapi ledekan
"Gak usah ditembak pak, langsung aja bawa ke penghulu" jawab Nando
Tahan Sandra. Jangan baper, tahan... bisik Sandra dalam hati
Mendengan ucapan lelaki yang berada disampingnya, Sandra segera memukul lengan Nando kencang "Gue gak kenal lo sama sekali. Jadi gak u---"
"Makanya kenalan atuh neng, biar cepet jadi. Terus sebar undangan, terus saya kondangan deh. Makan gratis" belum selesai Sandra berbicara, pak Dito langsung menyambar perkataan nya
Buku nya sudah dicap, membuat Sandra cepat-cepat meninggalkan Nando dan kepala perpus yang tidak jelas itu. Ia berjalan mendekat kearah Gina yang berdiri samping rak buku 'kebudayaan Jepang' Sandra melangkah kesana dengan tatapan tajam dan kesal. Seharusnya, Gina tidak meninggalkan dia disana
"Udah selesai PDKT sama cogan nya San?" tanya Gina saat kehadiran Sandra disampingnya
"Lo ini ya main ninggalin aja." omelnya kesal
"Heum, terpaksa San. Soalnya tadi dia kayak gerakin ponselnya itu, mung---" ucapan Gina terpotong saat melihat lelaki itu menghampiri mereka berdua lagi
"Terima kasih bantuan nya ya, nanti gue kasih. Tapi pas gak ada teman lo itu. Jangan bilang-bilang, ok" ucap Nando berhenti sejenak dihadapan mereka berdua
Gina mengacungkan jempolnya "Siap, bos! ditunggu"
Sandra langsung penasaran, negoisasi apa yang mereka berdua kini lakukan. Mata Sandra menatap Gina penuh arti, agar teman nya itu memberitahu omongan yang terputus tadi
"Gina. Kasih tau ucapan lo tadi, lanjutin" pinta Sandra
Gina menggeleng
"Yaudah, tadi cowok itu mau kasih lo apa?"
"Kemal banget sih lo San."
"Kemal?"
"KEPO MAKSIMAL."
Sandra mendengus kesal saat mendengar ucapan teman nya itu. Percayalah, Gina adalah species menyebalkan dikehidupan Sandra sesudah seseorang yang menduduki peringkat satu, siapa lagi kalau bukan Satria.
Saat Sandra sedang ingin menyusul langkah teman nya itu, seseorang menarik tangan kanan nya dengan cepat dan membawa Sandra mengumpat
"Sandra..."
^^^
Wah... Siapa itu ya gais? penasaran gak nih? Jangan lupa votement ok!
Mumled, Sandra yang cantik/:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
Teen FictionPLEASE DON'T COPY MY STORY❤ "Semakin dalam kamu menyukai seseorang. Semakin dalam juga kamu merasakan rasa sakit itu" - Ini bukan kisah si cowok dingin dengan gadis periangnya. Bukan cerita romantisa yang berakhir bahagia. Dan bukan pria badboy yang...