28.

608 21 6
                                    

Akhirnya Renna akan mengunjungi Jakarta setelah beberapa bulan tak menginjakkan kakinya. Pergi berdua dengan Edo ke ibukota untuk menghadiri pernikahan Anggi, ada sedikit keraguan dalam dirinya. Berhadapan dengan Anggi ada perasaan tak ingin dihatinya mungkin karena dulu entah Renna belum bisa menghilangkan kejadian 4 tahun lalu dalam benaknya.
Renna ingat saat beberapa hari lalu Noval mengunjungi kediamannya di sanggraloka, meskipun Abangnya Reza masih bersikap ketus padanya tapi Noval tak mempermasalahkan karena ia tahu dimana letak permasalahannya. Anehnya Sella bisa langsung akrab dengan Noval meskipun Reza tak suka dan tak rela anaknya dekat dengan Noval , Mila tetap mengizinkannya.
Nyatanya Noval diundang oleh ayahnya Anggi namun ia memutuskan tak akan menghadiri pernikahan itu dengan alasan ada urusan mendesak diperusahaannya, karena keesokan harinya Noval meninggalkan Indonesia dan pergi ke Turki untuk menyelesaikan permasalahan disana.
Renna tak takut lagi jika Noval tak kembali ia sudah pasrah pada takdir jika ia tak kembali tak masalah kalau memang dirinya ingin maka ia akan kembali padanya. Renna juga telah mengatakan pada Noval bahwa ia akan memutuskan untuk kembali pada Noval atau tidak saat Noval kembali ke Indonesia.

"Ren" panggil Edo yang berada di samping Renna, karena kursi yang mereka tempati di pesawat sebelahan.

Renna yang sedang melihat indahnya langit biru dari jendela tersadarkan oleh panggilan Edo, ia langsung mengalihkan pandangan dan pikirannya "Iya"

"Gimana menurut kamu hotelnya bagus?" Tanya Edo.

Renna mengerutkan alisnya "buat apa hotel?" Ia balik bertanya.

"Untuk kita tinggali lah" jawab Edo.

Renna menghembuskan nafasnya "Edo , aku kan punya rumah di Jakarta , ngapain kamu ribet ribet mau pesen hotel" ucapnya.

Edo diam sejenak "kenapa gak bilang?"

Renna tertawa jenaka "kamunya gak nanya sih, kamu kira dulu aku tinggal dimana" balas Renna.

"Ya udah syukur kalo gitu, uang aku aman" ucap Edo.

Renna hanya tersenyum, ia kembali kepada aktivitas nya memandangi langit. Menenangkan pikirannya dan memejamkan mata.

***

Renna menginjakan kakinya didepan gerbang rumah yang telah lama tak ia singgahi. Ia sebenarnya ingin selalu tinggal disini tapi ia memutuskan untuk bersama Abangnya di kota yang sama namun tak serumah. Dari dalam sana terlihat seseorang berlari untuk membukakan pintu gerbang. Renna tersenyum dalam pikirannya ia tertawa karena lelaki yang sudah lanjut usia itu masih semangat untuk berlari. "Assalamualaikum... Mang Iwan " salam Renna saat gerbang terbuka.

"Waalaikumsalam Non" balasnya tersenyum

"Mang Iwan jangan kebanyakan lari, takut jatuh tau" canda Renna

"Ah si non, mamang kan seneng non Dateng udh lama gak kesini sih" curhat mang Iwan, ia melihat ke sebelah Renna terlihat Edo berdiri disana tersenyum menyapa, dan dibalas senyum menyapa oleh mang Iwan "ayo non masuk, Bibi udah masak"

Renna mengangguk "ayo Do" ajak Renna. Ia melangkahkan kakinya kedalam rumah rasanya berbeda memang jika ke rumah ini. Semenjak Renna pindah ke Bali, Reza menyuruh Mang Iwan untuk tinggal di rumah orang tuanya ini. Sempat Mang Iwan menolak namun Reza bersikeras untuk mang Iwan tinggal dan Reza juga mengizinkan untuk istri dan anaknya tinggal.

Renna menyuruh Edo duduk diruang tengah "kamu mau minum apa?"

"Apa aja" jawab Edo.

Renna pergi ke arah dapur "assalamualaikum bi"

"Waalaikumsalam Non" balas Bi Tuti, sambil berjalan menghadap Renna dengan senyuman diwajahnya. "Aduh non, non baik baik aja kan? Bibi khawatir soalnya non gak pernah kesini lagi semenjak 4 bulan lalu" curhat bi Tuti.

Dear, You My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang