22. air mata

690 28 1
                                    

Dingin
Entah kenapa hari ini berbeda bahkan Renna ingin mengurung dirinya sendiri dalam selimut karena itu sangat nyaman dari pada harus keluar dalam cuaca dingin meskipun hari cerah. Tapi apa daya kali ini ia harus bersiap menghadiri pertunangan Anggi meski dirinya sedikit lelah sudah bekerja. Anggi menghubungi nya tadi malam memberitahukan tempat dan waktu nya dan ternyata waktunya adalah malam hari.

Suara telpon berbunyi ketika itu renna langsung menerima telponnya "hai Bang apa kabar?"

"Aku baik dan sehat disini karena ada yang menjagaku, tapi kau bahkan tak pernah menghubungi ku. Apa harus Abang yang telpon duluan?"

Renna mendesah kesal, Abangnya ini selalu saja mengomel "aku sibuk, lagi pula pasti Abang sudah mendengar kabar ku dari raka bukan? Dan aku baik disini" balasnya.

"Ya... Ya... Ya... Dan kamu juga berhubungan lagi bersama Noval bukan?" Ucap Reza dari sebrang sana dengan nada sinis "seharusnya kau cari lagi yang lebih baik dari dia"

Renna tersenyum kecil ternyata Raka sudah memberitahukan hubungan nya dengan Noval pada Reza "aku hanya memberi kesempatan" ucapnya rendah.

Reza menghela nafas kesal "haruskah Abang membawamu pulang sekarang? Kalo Abang ada disana pasti dia sudah berada dirumah sakit atau bahkan di alam kubur" omelnya. Reza memang membenci pria itu karena telah menyakiti hati adiknya. Dalam pikirannya kalo perusahaan tempat Renna bekerja itu milik Noval ia tak akan pernah membuat Renna pergi.
Reza tau segalanya saat Raka telah kembali dari Turki dengan membawa kabar kurang mengenakan.

"Sudahlah aku akan baik-baik saja"

Reza berdecak "kau terlalu baik"

Renna tau Abangnya tak akan suka dengan keputusannya ini "sudah ya kita bicara lagi nanti aku akan pergi ke acara temanku, untuk malam ini jadi tolong jangan terus menelpon. Oke"

"Seorang gadis tidak boleh keluar malam"

"Ayolah, ini acara temanku dari Indonesia dan aku tak enak hati bila tidak datang. Aku bisa jaga diri jangan khawatir" ucap Renna berusaha meyakinkan.

"Oke baiklah, jaga dirimu jangan terbawa yang tidak-tidak"

Renna tersenyum geli, Reza memang sudah jadi bapak bapak sekarang, lihat saja ia selalu memberi wejangan ini itu. "Siap kapten, bye"

"Bye"

Renna memutuskan sambungannya melanjutkan aktivitas yang tertunda tadi.

***

Hening
Dingin

Tak ada semburat kebahagiaan diwajahnya, ia menatap dirinya sendiri dari cermin dengan tatapan tajam. Bukankah ini kejam, ia tak akan bisa memberikan kebahagiaan pada tunangannya karena terlanjur benci. Ia juga akan menyakiti hati kekasihnya untuk kesekian kalinya.
Noval tersenyum kecut ia merasa dirinya memang berengsek dan pengecut. Tak peduli setampan apa dirinya saat ini dengan setelan blacksuit yang ia pakai untuk acaranya.

Dengan gerakan cepat Noval melemparkan benda pada cermin didepannya, membuat suara pecahkan kaca yang nyaring, Namun suara itu tak akan terdengar oleh siapapun karena ruangan ini kedap suara. Noval menatap dirinya pada cermin yang telah rusak dan pecah di hadapannya. Cermin itu bagaikan dirinya yang hancur tapi bagaimana dengan kekasihnya yang akan lebih hancur dari ini.

"Begitu hancurkan dirimu?" Tiba-tiba Suara seorang wanita tertuju pada Noval tanpa Noval sadari bahwa wanita itu masuk dalam ruangannya. Wanita itu berdiri dengan sedikit takut ketika melihat banyak pecahan kaca dibawah kaki Noval dan ia tau pasti Noval lah yang memecahkan cermin itu.

Dear, You My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang