20 - letting go.

153 18 15
                                    

Now Playing

Letting Go
DAY6

1:05  ───|────── 4:03

|◁              II             ▷|

Next on playlist; you were beautiful - day6


"lantai dua puluh satu, ruangan paling pojok. goodluck Ra." ucap Brahma.

Setelah menceritakan semuanya pada Brahma, Kira dibawa kegedung perusahaan milik Damar oleh Brahma.

Ternyata selama ini, yang tau tentang Damar dan Sally hanyalah Bagaskara bersaudara, bahkan mantan-mantan anggota band Enam Hari tidak ada yang tau selain Jake.

Kira menekan tombol bertuliskan '21' ditembok lift dan menunggu lift itu membawa tubuhnya kelantai paling atas dari gedung mewah itu.

Sesampainya dilantai dua puluh satu, Kira menarik nafasnya dalam dan berjalan dengan gemetar keruangan palik pojok dilorong sebelah kanan.

Dengan tangan yang tak kalah bergetar ia mengetuk pintu kayu berlapis cat hitam itu.

Tok        tok         tok

"eintreten"

Deg.

Mendengar suaranya saja membuat Kira ingin menangis.

Kira membuka pintunya pelan,

































"Mar." ucap Kira. Pemuda yang berbalut kemeja putih lengan panjang itu menoleh kearah sumber suara. Kertas-kertas yang ada ditangannya lolos begitu saja dan berserakan dilantai.

".....Kira?"

"Damar." Kira tidak bisa menahan untuk tidak memeluk sosok yang sangat ia rindukan itu. Air matanya pun lolos begitu saja dari kedua kelopak matanya.

"Ra, kamu, kamu ngapain?-"

"Damar,  kamu jahat."

"h-ha?"

"Damar, aku udah tau semuanya."

"kenapa mar? Kenapa kamu rela melakukan semua itu demi perempuan ceroboh seperti aku?"

"kenapa mar, kamu rela, nyakitin diri kamu sendiri demi aku?"

"kenapa mar, jawab"

Kira terisak didalam pelukan Damar. Ia memukul pelan dada bidang lelaki yang pernah menjadi miliknya itu.

"ra, aku-" Damar kehabisan kata-kata. Ia hanya bisa mengelus punggung Kira dan menopang kepalanya dipundak gadisnya yang sekarang sudah menjadi wanita dewasa itu.

"kenapa kamu pergi tanpa pamit ke aku? Padahal banyak cerita yang mau aku ceritain ke kamu, banyak permintaan maaf yang nggak pernah sempet aku sampein ke kamu" ucap Kira masih terisak.

"tujuh tahun mar, tujuh tahun aku harus hidup dikelilingi penyesalan karena udah bikin kamu menderita mar, tujuh tahun kamu ninggalin aku tanpa penjelasan apa-apa"

"ra, maafin aku"

"diam Damar, kamu nggak sepantasnya minta maaf. Harusnya aku yang minta maaf, harusnya- harusnya aku yang minta maaf ke kamu, aku brengsek banget ya jadi perempuan?"

"bahkan aku nggak mau dengerin penjelasan kamu waktu kamu telepon aku malam itu, aku inget semuanya mar. Aku nyesel."

"ra, jangan nyalahin diri kamu sendiri."

"Damar, maafin aku"

"iya, aku maafin kamu Ra."

Kira melepas pelukannya dan menghapus air matanya yang sudah membasahi hampir seluruh area pipinya.

Damar meraih pipi Kira dan menghapus air mata yang masih menyisa. Ia menangkup pipi Kira dan-













Cup.












Satu ciuman berhasil mendarat dibibir Kira. Damar mencium Kira dengan lembut dan hangat, Kira bisa merasakan basah air mata Damar dipipinya, yang membuat air matanya pun turun lagi dengan seenaknya.

Kira mengalungkan tangannya dileher Damar dan memperdalam ciuman mereka. Damar memeluk pinggang wanita yang sangat ia rindukan.

Ciuman ini terasa tidak benar. This isn't right, the kiss feels-feels so wrong. If you and i are a bad idea then i'd like to risk everything, ra.

"ra-ra maaf" ucap Damar memberhentikan ciuman terlarang itu. "maaf aku nggak maksud ganggu hubungan kamu sama sat-"

"aku sama dia udah gak sama-sama lagi, kita pisah lima tahun lalu." ucap Kira menghapus air matanya. "Satria mau fokus mengejar ambisinya menjadi dokter bedah, sedangkan aku yang manja nggak tahan sama dia yang selalu sibuk setiap hari" lanjut Kira.

"o-oh.." balas Damar canggung. "kamu? Masih, sama Sally?" tanya Kira. "aku nggak pernah sama Sally, ra" ucap Damar. "tapi kalau maksud kamu apakah skenario aku dan Sally sudah berakhir, iya, tepat tiga tahun lalu ketika perusahaan sedang tinggi omset, aku sudah lebih kuat daripada oma." ucap Damar.

"syukurlah, kalau kamu bilang sampai sekarang masih berlanjut aku bisa-bisa nangis lagi sambil berlutut" ucap Kira menertawakan dirinya sendiri. Damar hanya tertawa renyah masih merasa canggung dengan keadaan sekarang.

"ra?"

"ya?" jawab Kira yang tadinya sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"mau mulai dari awal?"

END.

letting go (놓아, 놓아, 놓아) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang