Kira kaget bukan main saat namanya dipanggil. Jangankan Kira, Nera pun yang tadinya sedang mengambil ancang-ancang mau tidur langsung menoleh kearah Kira dengan muka kaget bukan main. "loh, kir? Tumben lo dipanggil BK?!" ucap Nera kaget. "iya Ne, gue juga kaget." balas Kira. Selama ini, Kira nggak pernah dipanggil keruang BK sebelumnya, pantas saja teman-temannya kaget. "sudah-sudah, jangan ribut. Ayo Kira, segera berangkat keruang BK." ucap pak Jajang. "i-iya, pak." balas Kira.
Kira pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ruang BK yang ada diujung koridor dekat dengan ruang guru. Sesampainya disana, sudah ada bu Rahma selaku guru BK, ada juga Damar dan satu murid perempuan yang diyakini oleh Kira bernama Sally. "ah, Kira, duduk nak." ucap bu Rahma dengan nada ramah. Sally memutar kedua bola matanya. "ada apa ya bu, saya dipanggil kesini?" tanya Kira.
"jadi begini nak, saya dapat laporan dari satpam sekolah, bahwa kemarin Damar dan Sally melakukan kegiatan yang tidak senonoh. Dia juga melihat kamu yang masih ada diarea sekolah. Apa benar mereka melakukan itu di area sekolah, nak?" jelas bu Rahma panjang lebar. Kira sempat tersedak saat bu Rahma menyebut kata tidak senonoh. "a-ah, iya bu benar saya masih ada disekolah pada saat itu. Dan, eung, benar juga kalau mereka melakukan sesuatu yang tidak pantas dilakukan disekolah, bu." ucap Kira.
Bu Rahma langsung menebarkan senyum kemenangan yang ditujukan kepada Sally yang sedari tadi sebelum Kira datang sudah susah payah mengelak tuduhan dari bu Rahma. "karena saya sudah mendengar langsung dari saksi, saya pikir saya sudah berhak memberikan kalian berdua hukuman." ucap bu Rahma. "eh, bu, apa-apaan?! Dia bohong bu! Ibu tau dia pacarnya Damar, pasti dia cuma mau saya menderita, habis itu dia bohong!" ucap Sally.
"kalau kamu tau dia pacar Damar, kenapa Damar masih kamu cium, nak Sally?" tanya bu Rahma. Skak mat. Habis sudah harga diri Sally dikuras habis oleh bu Rahma. Kira hanya berdecak dan memutar kedua bola matanya malas. "sebagai hukuman, kalian akan diskors selama tiga hari. Kalau kejadian ini tersebar sampai keluar sekolah, bisa-bisa kalian mencoreng nama baik SMATIWI. Beruntung hanya satpam dan Kira yang menonton adegan tidak senonoh kalian berdua." ucap bu Rahma.
Ya, beruntung sekali. Batin Kira. "ya sudah, kalau begitu, kalian semua boleh keluar. Sampai ketemu besok, Kira." ucap bu Rahma sedikit menyindir Damar dan Sally yang tidak akan masuk sekolah besok dikarenakan hukuman mereka. "iya bu, sampai ketemu besok." Kira pun membalas bu Rahma, dengan nada sedikit meledek.
Keluar dari ruang BK, Sally sudah lebih dulu berjalan ke-kelasnya. Yang tersisa hanya Kira dan Damar yang terpaksa harus jalan berdua karena kelas mereka bersampingan. "Ra, gue minta maaf-" ucapan Damar terpotong oleh Kira, "jangan dibahas lagi." ucap Kira singkat, padat, dan jelas. Damar hanya terdiam, rasa bersalah terus menghantuinya.
Akhirnya, penyiksaan Kira berakhir saat ia berhasil sampai ke ruang kelasnya. Saat masuk, ia langsung disuguhkan oleh tatapan tanda tanya oleh teman-temannya. Tapi, Kira sedang malas meladeni, ia hanya lanjur berjalan ketempat duduknya dan menidurkan kepalanya diatas lengannya yang terlipat diatas meja.
"nggak mau cerita ya Kir?" tanya Nera. Kira hanya menggeleng tanpa menoleh kepada Nera sedikit pun. "yaudah, lo tiduran aja dulu, nanti gue pinjemin catetan biar lo salin." ucap Nera. Kira hanya mengangguk dan berbisik, "makasih."
<놓아!>
Jam istirahat sudah lewat kurang lebih lima menit. Kira masih terus menidurkan kepalanya dimeja, bahkan dia tidak ada niatan untuk menyalin catetan yang sudah diberikan oleh Nera yang tumben sedang berbaik hati itu. Matanya sayu, sebenarnya dia sudah mau melupakan kejadian itu, tapi karena dipanggil ke ruang BK, semuanya terlihat jelas dikepala Kira.
Kira menggebrak meja, lalu meraih ponselnya yang ada dilaci mejanya. Dilihatnya banyak notifikasi dari kakaknya maupun teman-temannya.
Kak Jake : Kira
Kak Jake : kantin yuk
Kak Jake : Kira, makan.
Kak Jake : Kira
Kak Jake : kakak ke kelasmu ya?Kira : nggak usah kak
Kira : aku nggak laper kok, heheBaru saja dia mau balas chat kakaknya lagi, dari ambang pintu kelas, ada yang memanggil namanya, "permisi, ehm, Kira?". Sang pemilik nama pun menoleh kesumber suara. Damar. Tanpa disuruh, Damar sudah berjalan kearah meja Kira yang letaknya dibarisan paling depan. "mau apa?" tanya Kira. Saat melihat muka Damar, masih ada rasa kecewa dan marah dihati Kira yang dipendam.
"nih, buku kamu yang kemarin ketinggalan." ucap Damar menaruh buku Geografi dan Kimia diatas meja Kira. "hm, makasih." ucap Kira. "Kir, maafin aku-" belum sempat Damar melanjutkan kalimatnya, Kira yang melihat Jake jalan melewati kelasnya langsung berlari menghampiri Jake. "k-kak! Ikut ya?!" ucap Kira yang membuat Jake dan Brahma yang ada disampingnya kaget. "aduh Kir kalau kakak jantungan gimana?!" ucap Jake. "ehehe" Kira hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Akhirnya, Kira terpaksa kekantin bersama dengan Jake dan Brahma untuk menghindar dari Damar.
Sesampainya dikantin, Jake nyuruh Kira duduk dimeja sama temen-temennya. Ada Brahma, Satria, dan Willy. "eh, Kira." sapa Willy. "hehe, kak Willy" balas Kira seraya senyum. Tak lama, Jake kembali dengan dua piring siomay ditangannya. Satu untuk Kira, satu untuknya sendiri. "hehe makasih kak" ucap Kira seraya tersenyum manis pada kakaknya. Jake hanya mengacak rambut Kira lalu duduk disebelahnya.
"Kira, kamu lagi ada mas-" belum sempat Willy menyelesaikan kalimatnya, Jake sudah mengisyaratkan Willy untuk diam dengan muka yang sangat mengintimidasi. "eh, kenapa kak?" tanya Kira. "ng, nggak jadi deh, hehe" ucap Willy dengan senyum canggung. Kira hanya mengangguk lalu lanjut makan.
Selesai makan, Kira harus pamit kepada Jake dan teman-temannya, karena Kira masih banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Baru Kira mau jalan keruang OSIS, Satria tiab-tiba memanggil nama Kira dari meja kantin. "Kira! Tunggu!" ucap Satria. Kira pun menoleh, "ada apa kak?" tanya Kira. "gue juga mau ke ruang osis, bareng ya?" ucap Satria. "oh, okay" balas Kira dengan senyuman manis.
Akhirnya Satria dan Kira berjalan berdampingan kearah ruang OSIS yang tidak begitu jauh dari kantin.
"lo kalau capek, nggak usah dipaksa kerja" ucap Satria tiba-tiba. "eh, iya kak, nggak capek kok" balas Kira. "bohong, kelihatan kok dari muka lo, udah sana ke kelas. Biar kerjaan OSIS gue yang selesain." ucap Satria seraya berhenti berjalan, membuat Kira berhenti juga. "nggak usah kak, tanggung." balas Kira lagi. "udah, sana, ini perintah, Kira." ucap Satria dengan nada tegas. "eung, yaudah deh kak, aku ke kelas ya?" pamit Kira. Satria hanya tersenyum manis dan menepuk kepala Kira.<놓아!>
Willy Ardiansyah, Keyboardist Enam Hari, teman dekat Jake.
Sally Anastasia, penjilat.
KAMU SEDANG MEMBACA
letting go (놓아, 놓아, 놓아) ✅
FanficTRIP TO NEVERLAND; PLATFORM 1 "I've been holding on for too long, i must let go." "There's nothing i can do to make this work more than before" "It is the only way to make you happier" "If i keep holding on, i'll make it worse" "I know it all, the...