Bagian Dua

81 22 3
                                    

"Id, awas, Id!" Rena menyentak Daid yang tengah menidurkan kepalanya di meja miliknya. Kepalanya sengaja menindih tas jinjing milik Rena.
"Daid, awas dong!" Rena menyentak lagi.

Karena Daid enggan memindahkan kepalanya barang sedikit pun dari atas tas jinjing miliknya akhirnya Rena menarik tasnya hingga kepala Daid terantuk meja.

"Santai apa!? Kepala nih bukan maenan." sahut Daid dengan nada tidak santai.

"Apa?! Mau marah? Marah aja, sini gue liatin!"

"Bacot!" Sahut Daid lagi.

"Daripada lo kardus." setelah berkata seperti itu, Rena berlalu dengan membawa tas jinjing miliknya.

suasana kelas hari ini riuh ramai. Bagian depan ada cowo-cowo rumpi lagi nyanyi sambil pegang tempat pensil sebagai mic. Dibelakang ada tim tereak "hutan kali ah!" lagi saut-menyaut. Dan di pojok barisan ada Nathan sama Daid yang lagi tidur. Yang satu katanya lagi sakit kepala, yang satu lagi sakit hati.

Setelah insiden kepala terantuk meja, Daid jadi pindah ke tempat duduknya. Menghindari gangguan. Takut bego kalau terantuk meja lagi katanya padahal emang udah bego.

"Heh Miper?! Bacot banget lo nyanyi lagu lawas gak selesai-selesai!"

"KeNAPA HAti KU ceNAT-ceNUT tiAP ada KAMU--" Bukannya mengecilkan volume suaranya Kian yang dipanggil Miper itu malah menyentak-nyentak suaranya seolah gertakan dari Novi angin lalu.

"HUTAN KALI!"

"JUNGLEEEEE~"

Ditambah Rey sama Pelangi yang dari sehabis istirahat dapet jam kosong malah dihabisin buat teriak-teriak doang. Seharusnya kaya Azza sama Lin yang asik ngomongin K-pop atau segerombol lain yang asik sama jajanannya, kan ada manfaatnya.

"Daid, dicariin kakak kelas nihh!" Ando teriak dari ambang pintu.

























Sekelas sontak melihat ke arah pintu. Daid Narendra disamperin kakak hits.

Tukang Singgah dihatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang