Malam hari Leeteuk masih berada di kantor. Entahlah, dia tidak ingin pulang hari ini, padahal tidak ada pekerjaan yang mengharuskannya tinggal.
Dddrrr ... dddrrr ...
Ponsel Leeteuk yang berada diatas meja bergetar. Ia segera mengambilnya. Menghembuskan nafasnya sebentar sebelum mengangkatnya.
"Yeobseo."
"Kau dimana ?"
"Aku dirumah."
"Jangan bohong !"
"Aku tidak bohong, Heenim."
"Aku sudah menelpon Inyoung nunna dan dia bilang kau belum pulang."
"Aku di apartemen." jawab Leeteuk dengan cepat.
"Kau pikir aku bodoh ! Aku sedang di apartemenmu sekarang." Heechul tetap mendesaknya.
"Bagaimana kau bisa masuk ?"
"Dasar bodoh !" Tuutt tuuttt ...
Leeteuk menatap layar ponselnya. Begitulah Heechul, tidak ada yang bisa membantahnya. Lihat saja, sebentar lagi dia pasti sudah berada dikantor Leeteuk. Pria itu menghembuskan nafas, ia berjalan ke arah jendela dan menatap jalanan dibawah.
*
Bruakkk ...
Pintu kantor Leeteuk terbuka dengan tidak elite-nya, membuat satu orang yang berada di dalamnya terperanjat. Walau dia sudah menduga siapa yang datang, tapi tetap saja jantungnya masih berdebar.
"Bisakah kau membukanya dengan pelan ?"
"Tidak bisa ! Sekarang kemari dan makan." perintah seorang pria cantik yang membuka pintu tadi. Ia langsung berjalan ke meja yang ada di tengah ruangan.
Membuka kotak makan yang dibawanya.
"Makan dan habiskan ! Aku sudah meluangkan waktuku untuk memasaknya."Leeteuk duduk disebelahnya. "Aku tidak akan mati kan setelah memakannya ?"
Pletak ...
"Jangan banyak protes ! Diam dan makan saja. Kau pikir ini jam berapa, haa ? Aku yakin jika dari tadi kau belum makan."
Leeteuk tertawa melihatnya. Pria disampingnya itu sungguh menggemaskan jika sedang mengomel.
“Bukankah tadi kau bilang ada di apartemenku ? Bagaimana bisa kau memasaknya ? Kau turun dulu ke bawah ?" tanya Leeteuk sambil mengunyah makanannya. Tidak buruk, walau Heechul tidak pintar memasak seperti dirinya.
"Pabbo ! Tentu saja aku menggunakan dapurmu. Untuk apa aku susah-susah turun ke bawah ?" jawab Heechul dengan santai.
Leeteuk dan Heechul memang tinggal dalam satu gedung apartemen, hanya beda lantai.
"Mwoo ? Jadi kau menggunakan dapurku ?"
Heechul mengangguk."Astagaaa, aku harap kau tidak membakar apartemenku."
Pletak ...
Satu jitakan mampir lagi di dahi Leeteuk.
"Awww ... yakkk, kenapa kau selalu memukulku ?" Leeteuk mengusap dahinya.Walau wajahnya cantik tapi jangan pernah meremehkan kekuatan Heechul.
Heechul tidak menghiraukan ucapan Leeteuk. Ia menyenderkan kepalanya ke sandaran sofa dan memejamkan matanya.
"Bagaimana keadaan Kyuhyun ? Apa dia baik-baik saja ?" tanya Leeteuk.
Tidak mendengar jawaban dari Heechul, Leeteuk memalingkan wajahnya dan melihat Heechul yang sudah terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cinderella (+17) ✔
Fanfiction"Kalian tahu pepatah 'Cinta tidak harus memiliki' ? Sekarang aku merasakannya ... Mencintai tanpa harus memilikinya ... Hanya melihat senyumnya saja sudah membuatku bahagia ... Melihat senyum malaikatnya membuatku merasa sejuk ..." -Kim Heechul-