2. Menghindar

6.9K 682 32
                                    

Dihari lain Sehun dan ketiga saudaranya duduk bersama di kantin, untuk menunggu mata kuliah berikutnya.

Sehun menatap kearah taman dimana dua orang gadis duduk dibawah pohon. Tatapannya tertuju pada gadis berambut pirang yang menurutnya sangat aneh itu.

Dihari pertama masa orientasi dia datang dan marah-marah padahal ia telah mengirimkan permintaan maafnya, lalu beberapa menit kemudian meminta maaf dan berkata terimakasih. Yang aneh disini adalah fakta bahwa beberapa hari yang lalu gadis itu masih tersenyum dan menyapanya, bahkan dia memberinya satu kotak salad sebagai permintaan maaf atas perlakuan tempo dulu, tapi sekarang setelah hampir satu minggu gadis itu justru terlihat menghindarinya.

Bukan Sehun terlalu percaya diri. Hanya saja gelagat gadis itu sangat aneh belakangan ini. Jika mereka hampir berpapasan, gadis itu selalu memutar balik, jika ia melewati gadis itu dia cenderung mengacuhkannya seolah ia tak terlihat.

Sebelumnya Sehun tak pernah terganggu sama sekali dengan gadis manapun yang bertingkah aneh. Tapi kali ini ia merasa sangat terganggu.

"Hun, kau melamun?." tegur Minseok.

Sehun memalingkan wajahnya. Menatap Minseok. "Hyung kalian kenal dia?." tanyanya sambil mengalihkan pandangan pada gadis berambut pirang itu lagi.

"Rose? Dia pacarku Hun. Kau tak amnesia kan?."

Sehun mendelik pada Chanyeol. "Bukan dia. Tak penting sekali bertanya tentang pacarmu." desisnya yang dihadiahi tawa oleh Chanyeol.

"Lalu? Maksudmu Lisa?."

"Oh, Lisa?."

"Namanya Lisa Hun, Choi Lisa. Bukan Oh Lisa. Kau berniat mengganti marganya menjadi margamu?." godaan lain datang dari Jongin.

"Kalian memang tak ada yang waras."

Ketiga saudaranya itu tertawa kencang melihat reaksi sang adik. Sehun jarang sekali terlihat kesal seperti ini. Alhasil menurut mereka adiknya itu terlihat sangat menggemaskan.

Sehun mendengus, berdiskusi hal seperti ini dengan mereka memang tak akan pernah benar. Ia pasti akan habis di goda.

***

Sehun duduk disebuah kursi yang berada di dalam perpustakaan. Sesekali ia menatap kearah luar jendela

"Oppa, maaf aku terlambat."

Sehun menoleh ia mengangguk kecil kemudian membiarkan gadis itu duduk di hadapannya.

"Oppa ada apa? Kau bukan ingin selingkuh denganku kan? Sampai-sampai aku tidak boleh memberi tahu Chanyeol Oppa."

Sehun mendelik. "Kalian memang sama gilanya."

Rose terkekeh pelan. "Itulah kenapa Mama dan Papa Oh mengatakan kami cocok."

Sehun tak menanggapinya. Ia menghela nafas sesaat kemudian berujar.

"Sesuatu terjadi pada Lisa kan? Seseorang mengancamnya untuk menjauhiku?."

Rose membulatkan matanya. "Kau tau Oppa?."

"Jadi benar?."

Rose bungkam. Ia melirik waspada ke kanan san ke kiri. Lalu mendesah lelah.

"Sebenarnya Lisa mengatakan jangan memberitahu siapapun. Oppa... Tolong jangan mengatakan apapun tentang ini pada Lisa. Lisa teman baruku."

"Siapa? Dan kapan?."

"Gerombolan gadis yang selalu mengikutimu. Beberapa hari lalu, tepatnya setelah dia memberikan salad untukmu. Mereka mengira Lisa mencoba mendekatimu."

Sehun menggeretakkan giginya kesal. Selalu seperti ini. Ini bukan kejadian pertama, telah banyak terjadi. Banyak yang menjadi korban seperti itu, terlebih juniornya. Sehun bukannya terobsesi agar banyak yang mendekati atau memuja nya. Ia hanya berusaha menghargai Mereka yang mengaguminya. Tapi selalu setelah ada seseorang yang secara terang-terangan mengaguminya pasti selalu seperti ini. Sehun hanya merasa khawatir saja, ia tak ingin kejadian buruk terjadi. Seperti kejadian dulu saat ia masih menjadi mahasiswa baru. Seorang siswa baru lainnya dibully bahkan hingga berhenti kuliah hanya karena gadis itu menyukai Sehun.

"Apa yang mereka lakukan pada Lisa?."

"Tidak ada. Mereka hanya mengancam. Itu saja."

Sehun menghela nafas. Bersyukur setidaknya mereka tidak menyentuh Lisa sedikitpun.

"Terimakasih Rose." ujar Sehun sebelum Rose berpamitan dan pergi meninggalkannya.

Sehun kembali menatap keluar jendela kemudian menghela nafas. Sekarang ia pun hanya perlu menghindari Lisa untuk membuat gadis itu aman.

***

Sehun pulang sedikit lebih terlambat dari ketiga kakaknya. Tadi ia menunggu Lisa di dalam mobil hanya memastikan gadis itu pulang tanpa di ganggu oleh orang lain. Jujur saja, ia hanya merasa sedikit khawatir. Gadis itu meski terlihat sangat kuat tapi ia tidak berpikir seperti itu. Entahlah, ia hanya merasa Lisa tak seperti gadis lainnya. Ia hanya ingin melindunginya saja.

"Hun kau terlambat."

"Maaf Ma, Sehun ada sedikit urusan." Sehun mendekati wanita yang melahirkannya itu lalu memeluk dan menciumnya sesaat.

"Kau tidak sedang berkencan kan?." tanya Mama Oh.

Selalu saja itu yang ditanyakan jika ia pulang terlambat. Berbeda dengan pada ketiga kakaknya. Ibu nya ini selalu berkata seolah ia tak boleh berkencan dengan siapapun. Berbeda dengan semua kakak nya yang diperbolehkan. Bahkan kekasih Minseok dan Chanyeol sering datang kerumah dan telah di perlakukan bagai menantu oleh Ibunya.

"Tidak Ma."

Mama Oh tersenyum. "Segera mandi dan bersiaplah dengan pakaian rapih."

Sehun mengerutkan keningnya. "Kenapa Ma?."

"Kita akan makan malam diluar. Kakakmu mungkin sekarang sedang bersiap."

Sehun mengangguk patuh kemudian berlalu.

***

Sehun mematung, saat melihat gadis berambut pirang ikut duduk dengan keluarganya dalam satu meja. Dia Lisa beserta keluarganya.

Tak jauh berbeda dengan Sehun, Lisa pun tak dapat memungkiri bahwa ia sangat terkejut melihat Oh bersaudara ada di dalam ruangan yang sama dengannya. Terlebih saat melihat Sehun. Keduanya sempat bertatapan beberapa saat sebelum akhirnya Lisa menghindari tatapan itu.

Minseok, Chanyeol, Jongin menatap Sehun yang masih saja menatap Lisa. Bahkan saat gadis itu berpalingpun Sehun masih menatapnya.

Ketiga orang itu saling berpandangan kemudian mengedikkan bahu.

Para orangtua pun tak luput dari pemandangan itu. Keempat orang itu saling melempar senyuman kemudian mengangguk samar.

Keputusan mereka semakin bulat.

"Hun." Mama Oh menegur Sehun dengan menyentuh tangan puteranya itu juga.

Sehun menatap Ibunya lamat. "Kenapa Ma?."

"Kalian saling kenal?."

Sehun mengangguk membuat Para orang tua tersenyum.

"Kami akan menjodohkan kalian."

***

Bersambung...

***

DIJODOHIN [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang