PENA 5

194 24 16
                                    

Kamu adalah hujan.
Sedangkan aku adalah bumi.
Bumi yang selalu bahagia ketika hujan datang.
Bumi yang siap menerima meski tau hujan akan pergi lagi.

Rinai hujan sangat deras-derasnya menjatuhkan diri di dasar bumi.
Aku menyukai bentuk titik titik yang hujan ciptakan.
Aneh, harusnya aku merasa mengingil di sejuknya hujan yang angin sedang sebarkan.
Sialnya aku malah merasa hangat ditengah derasnya bercak hujan.
Seakan setiap rinai mengandung percikan mentari.
Dan melahirkan hangatnya sang pencinta.
Aku menggaruk tekuk leherku.
Benar-benar pelik dengan rumitnya rasa ini.
Sungguh, Kau adalah hujan ku.
Kau adalah hujan yang membingungkan.

~Anastia Bertha

TOREHAN PENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang