Yang menyulut itu ialah rasa ketika dirimu dihadapkan dengan kalimat bertahan atau pergi.
Kadang kamu ingin bertahan semampu mu ,mencoba meniadakan luka meski borokan itu terpampang jelas di angkasa.
Kadang kamu ingin pergi tapi ketika satu langkah ketahap pergi, dia menarikmu untuk kembali menepi.
Ketika kamu sudah menepi dan duduk berdua diri, ia berulah kembali menciptakan luka terperih.
"Selamat siang manusia yang suka narik ulur, sini aku tarik ke liang kubur"
~ABS~
KAMU SEDANG MEMBACA
TOREHAN PENA
PoesíaHanya segelintir prosa yang digulung dalam kata dan ditoreh oleh pena. Perihal secarik kertas lusuh ditoreh lekukan melodi pena.