Dari semula, sudah kukatakan, kisah kita tidaklah mudah. Mata-mata itu menganggap akulah yang merebut mu dari wanita yang dulu kau cinta padahal itu tidak benar adanya.Aku menganggap mu sebagai temen kala kau datang dengan sejuta luka akibat perpisahan, pengkhianatan, kesakitan.
Tak ada tujuan untuk mengalihkan hatimu ke hatiku. Aku hanya ingin kau sembuh sebab itu tugasku sebagai teman. Tapi, aku dan kamu gagal menolak gejolak yang hadir. Dan pada akhirnya, kita sama-sama mengakui bahwa kita terjungkal di lautan cinta. Aku mencintaimu dan kau mulai nyaman denganku.
Lalu, wanita yang menyakitimu hadir, merasa tidak terima, padahal dia yang memilih sudah. Serupa dengan ormas yang berteriak di istana negara.
Anastia Bertha Simarmata.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOREHAN PENA
PoetryHanya segelintir prosa yang digulung dalam kata dan ditoreh oleh pena. Perihal secarik kertas lusuh ditoreh lekukan melodi pena.