Pagi ini aku bertanya tentang teori kopi kepadamu.
Katamu teori kopi sangat merumfitkan dan membingungkan.
Dan kau bungkam membiarkan aroma kopi merelung ke penciumananku.
Tentu aku tau, ini hanya alibi mu saja untuk menghindari percakapan denganku.Tapi kau salah, ada satu hal yang lebih membingungkan dari rumitnya teori kopi.
Rasa yang aku miliki jauh lebih runyam dari sekedar teori-teori itu.Rasaku lebih rumit dari apa yang sedang aku fikirikan,lebih dalam dari harapanku dan lebih indah dari mimpiku. Tapi juga lebih mematikan dari rasanya dipatahkan.
Kau datang memelukku ditengah kemelut dan pergi meninggalkanku setelah kusut.
Aku memilih menyeduhkan kopi untukmu, lalu aku bercerita tentang makna kopi dan mencampurkan rasa ku didalam adukan teori kopi ini.
Sengaja tak ku jatuhkan gula ke gelas angsa ini.Lalu aku tersenyum dengan senyum termanis yang aku miliki.
"Selamat pagi penyeduh kopi dengan rasa yang baru kau temui"Kaupun harus merasakan indahnya kejujuran. Seperti kopi, dia tak pernah berbohong tentang rasanya. Dia hitam tanpa menyembunyikan warnanya.
Untuk hal ini, aku serupa dengan kopi.
Aku mencintai mu tanpa menyembunyikan rasanya.Bagaimana rasanya menyeduh cangkir yang berisi kepahitan.
Ah, tentu teori ini sangat menghiburku.
Yang pahit pun masih bisa dinikmati dengan khidmat.~A.B.S~
![](https://img.wattpad.com/cover/167244679-288-k550575.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TOREHAN PENA
PoetryHanya segelintir prosa yang digulung dalam kata dan ditoreh oleh pena. Perihal secarik kertas lusuh ditoreh lekukan melodi pena.