Bab 4

41 10 0
                                    



Bab 4


Author pov

Aloish berjalan begitu cepat namun tegas disepanjang koridor istana. Semua pengawal dan pelayan yang menjumpainya menunduk takut dan hormat. Mereka sadar bahwa raja mereka telah murka dan saat itu terjadi tidak ada yang boleh mengusiknya jika masih ingin bernafas.

Brak!... Aloish membuka pintu dengan kasarnya hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

" Paman!" teriak Aloish menggema disetiap sudut istana yang luas dan sunyi.

Tak lama datanglah pria yang berumur sekitar 40-an memberi hormat pada Aloish.

"Salam YangMulia" ucapnya.

"Hentikan tindakan konyolmu itu, sebelum kupenggal kepalamu" hardik Aloish.

"Apa maksud anda YangMulia?" tanya pria itu memasang wajah tidak tau apa-apa.

"Jangan pura-pura bodoh" ucap Aloish menarik kerah pakaian pria itu dan menatap sinis penuh aura kebencian.

"Jangan sampai aku memotong umurmu yang sudah pendek itu" bisik Aloish mengerikan tepat ditelinga pria itu.

"Ampun YangMulia..." ucapnya namun dengan cepat dipotong oleh Aloish.

" Aku tidak memerintahkanmu untuk mengundang putri-putri kerajaan itu. Dan siapa yang ingin menikah? Aku sama sekali tidak pernah mengucapkannya" ujar Aloish dingin.

" Maaf YangMulia... kami semualah yang ingin anda menikah" ujar seseorang tiba-tiba dibelakang Aloish.

Aloish mendelik sinis kebelakang, menatap tajam tujuh menteri dengan pakaian yang sama menunduk hormat padanya.

" Lancang sekali" sindir Aloish pedas.

" Maafkan kami YangMulia. Kami hanya ingin anda segera memiliki penerus kerajaan" ujar salah satu menteri .

" Benar YangMulia. Tenang saja, kami kan carikan gadis terbaik yang mampu menyeimbangi kedudukan anda" ucap pria itu pada Aloish yang terlihat tambah marah.

" Aku sudah memilikinya" tegas Aloish membuat mereka semua menatap terkejut padanya.

"A-apa?" tanya pria tua didepan Aloish tidak percaya.

" Dengarkan aku baik-baik karena aku benci mengucap ulang kata-kataku" ucap Aloish dingin.

" Ini adalah kerjaanku. Akulah raja disini. Jangan coba-coba mengaturku seolah kalianlah yang memenangkan peperangan ini. Atau... kupenggal kepala kalian satu-satu!" ancam Aloish sungguh-sungguh.

Aloish berbalik, dengan langkah tegap dan gagah ia berjalan melewati pintu. Brak! Suara keras menggema karena benturan pintu yang Aloish tutup dengan begitu kasarnya. Para menteri yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat begitu keras kepalanya Aloish.

***

Aloish pov

"Ah...! kenapa kerjaanku bisa sebanyak ini?! seharusnya kau mengerjakan ini, Rafa! Dasar tidak berguna" hardik ku pada tangan kanan yang sebenarnya adalah sahabat kecilku.

"Maaf YangMulia, hamba sudah mengerjakannya. Namun ada beberapa yang harus anda sendiri yang melakukannya" jelas Rafael menatapku santai, tidak sesuai dengan ucapannya yang meminta maaf.

ROSALVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang