Bab 17

40 1 0
                                    

warning! 18+

Buat  pembaca,  author  kasih  tau  dlu  ya..  

Dibab  ini  ada  adegan  dewasanya,  klo  gk  suka  skip  aja ^_^



Akhira pov

Aku membuka mataku dan menatap langit kamar dengan gelisah. Menoleh dan menatap jam yang sudah menunjukkan angka 1 lewat. Aku menghela napas dan menoleh kesisi kiriku. Disana Aloish berbaring miring menghadap padaku dengan satu tangannya yang disandari oleh kepalanya. Aloish terlihat sedikit gelisah dalam tidurnya. Kupikir Aloish tidak tenang dalam tidurnya.

Aku teringat ucapan beberapa orang didalam ruangan kemarin. Bagaimanapun caranya, aku harus bisa membuat Aloish tidak pergi dan membahayakan dirinya. Tidak tau apa yang akan terjadi, tapi aku tidak akan membiarkan hal buruk sekecil apapun terjadi pada Aloish. Pria paling berharga dalam hidupku. Aku lalu mengulurkan tangan. Meletakkan tanganku, pertama jari telunjuk menyentuh dahinya. Kemudian jari tengah menyentuh alis tebalnya.

Turun kehidung mancungnya. Lalu mengelus pipi pucat Aloish dengan telapak tanganku. Rasanya aku tak pernah bosan menatap wajah menawannya. Kulitnya yang dingin terasa sangat nyaman tersentuh oleh telapak tanganku yang hangat. Aloish lalu bergerak sedikit, perlahan kelopak matanya terbuka sedikit. Beberapa saat, Aloish hanya menatapku dengan mata sayunya. Iris merahnya tampak begitu sayu dan gelap.

"Akhira..." panggil Aloish dengan suara paraunya.

Aku tersenyum sambil menjauhkan tanganku.

"Aku membangunkanmu?" tanyaku pelan.

"Tidak..." sahutnya lirih

Aku diam dan menatap wajah Aloish yang sedikit merah. Apa yang terjadi padanya?

"Akhira... rasanya seperti terbakar. Panas sekali" ujar Aloish parau.

Aku terkejut, ucapan Aloish mengingatkanku pada hal penting yang sempat terlupa. Ya ampun! Bagaimana hal sepenting itu bisa kulupakan?

Aloish seperti ini karena mutiara didalam tubuhnya. Mutiara itu jelas tau perasaanku pada Aloish sehingga menuntut ikatan diantara kami. Dan ikatan itu harus dibuat dengan berhubungan intim. Argh, bagaimana ini? efek samping bagi orang yang tidak melakukannya adalah rasa panas dan sensitif pada tubuh.

Aku lupa kalau mutiara rubah sangatlah kuat dan egois. Dengan kelebihannya, tentu kekurangannya juga setimpal. Aku mulai merasakan napas Aloish memburu dan menerpa wajahku dengan cepat dan hangat. Dia pasti begitu tersiksa dengan rasa panasnya. Aku tidak ingin Aloish menderita.

"Akhira, tolong aku..." ujar Aloish begitu serak dan berat.

Pipinya yang biasanya pucat, kini tampak merah. Aku memutuskan untuk mengelus pipinya lembut. Merasakan sentuhanku, Aloish menggeram terlihat begitu kesusahan mengendalikan dirinya. Baiklah, ia tampak begitu bergairah sekarang.

"Akhira, aku sangat menginginkanmu. Maaf aku tidak bisa menahannya lagi" ujarnya menatapku dengan ekspresi tersiksa.

Aku hanya diam dan menatapnya bingung akan bereaksi seperti apa. Karena takut aku malah menggeser tubuhku menjauh darinya, ntahlah itu hanya gerakan reflek tubuhku saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROSALVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang