Dua Puluh Delapan

24 5 0
                                    

Sudah sebulan Azkia dirawat di rumah sakit, tapi dia tak kunjung sadar juga. Radit masih terus menengok Azkia secara diam diam, dia juga tidak pernah lupa membawakan bunga untuk Azkia sehingga sudah tidak terhitung lagi berapa banyak bunga yang berada di ruangan Azkia. Kak Angga bingung dengan banyaknya bunga, kak Angga bertanya tanya siapakah yang mengirim bunga sebanyak ini? Kak Angga pun berniat untuk mencari tahunya. Radit pun berencana menjenguk Azkia setelah pulang sekolah.

"(SMA Pelita Jaya)"
"Pokoknya gua harus jenguk Azkia hari ini pulang sekolah." ucap Radit
"Kringggg." suara bel pulang sekolah
"Yess akhirnya pulang juga, gua harus segera ke rumah sakit sebelum kak Angga datang. Tapi gua harus beli bunga dulu di depan sekolah." ucap Radit sambil berjalan
"Mang bunganya satu ya." pinta Radit
"Yang mana dek?" tanya pedagang tersebut
"Yang mawar putih mang." jawab Radit
"Ini dek." ucap pedagang tersebut
"Ini bang uangnya, makasih ya." ucap Radit sambil beranjak pergi

****

"Halo Radit." sapa Jesica
"Eh Jes, hai." balas Radit
"Wah bagus banget bunganya, pasti buat aku ya." ucap Jesica sambil mengambil bunga tersebut
"Maaf Jes, tapi bunga ini bukan buat lo tapi buat orang lain." ucap Radit sambil mengambil kembali bunga tersebut
"Buat siapa sih emangnya bunga itu?" tanya Jesica
"Bunga ini buat Azkia yang koma dirumah sakit." jawab Radit
"Azkia lagi, Azkia lagi apa sih istimewanya dia buat lo, mendingan juga gua, udah cantik, baik, disenangi lagi disekolah. Daripada Azkia cewek yang nggak berdaya kayak gitu diperjuangin bentar lagi juga paling mati." ketus Jesica
"Maksud lo apa sih ngomong kayak gitu. Azkia tuh orangnya kuat dia nggak mungkin meninggal, gua yakin dia bisa bangun lagi dan lo nggak usah kepedean deh kalau gua bakalan milih lo buat jadi pacar gua karna sampai kapan pun gua nggak bakal sudi pacaran sama lo." bentak Radit
"Terus aja Dit belain tuh cewek penyakitan, emang apa istimewanya sih. Cuma bikin susah doang." ucap Jesica
"Karna Azkia itu sahabat masa kecil gua dan dia adalah cinta pertama gua, karna kehadirannya gua bisa ngerasain apa itu cinta. Lo ingat itu." ketus Radit sambil pergi meninggalkan Jesica
"Awas aja ya Kia, gua bakal bikin hidup lo menderita. Kalau Radit nggak bisa jadi milik gua, lo juga nggak bakal bisa dapetin Radit Kia." batin Jesica

Skip rumah sakit

Radit pun segera memasuki ruangan Azkia, beruntung kak Angga belum datang jadi dia bisa jenguk Azkia.

"Kia kapan sih lo sadar, gua udah kangen banget sama lo. Azkia tolong buka mata lo, bangun Azkia gua kangen bereng bareng sama lo." ucap Radit menangis

Disaat Radit sedang diruangan Azkia, tiba tiba saja kak Angga datang dan terkejut dengan kehadiran Radit. Tapi kak Angga sama sekali tidak menghampiri Radit, dia hanya menunggu didepan dan melihat dari jendela. Radit sama sekali tidak menyadari kehadiran kak Angga, dia masih menangis dan memohon kepada Azkia untuk membuka matanya.

"Kia gua bawain bunga buat lo, semoga lo senang ya gua bawain bunga." ucap Radit
"Dit segitu besarkah persahabatan kalian berdua, kamu rela jenguk Azkia diam diam nggak mikir resikonya bagaimana. Apa gua udah salah ya waktu itu ngelarang mereka buat sahabatan lagi. Kok gua jadi dilema gini sih." ucap Angga

****

"Dit." panggil Angga
"Eh kak Angga." balas Radit gugup
"Ngapain kamu disini?" tanya Angga
"Eh anu kak, gua disini cuma mau nengokin Azkia." jawab Radit
"Dit, harus berapa kali gua bilang, gua nggak pernah ngizinin lo buat ketemu lagi sama Azkia tapi kenapa lo sekarang ada disini." bentak Angga
"Kak!! Walaupun kakak udah ngelarang gua tapi gua nggak akan pernah nyerah kak. Sampai kapan pun gua nggak akan pernah ninggalin Azkia. Karna gua sayang kak sama dia." balas Radit sambil bangkit dari kursi
"Sayang kamu bilang Dit!!! Dit gua udah bosan dengar lo bilang sayang ke Azkia terus. Gua muak Dit, kalau lo sayang sama Azkia harusnya lo ngelindungin dia, bukan malah ngelukai dia." bentak Angga
"Kak plis kak, gua nggak pernah niat ngelukaiin Azkia kak. Plis kak jangan pernah salahin gua lagi, gua udah capek kak. Gua tahu perasaan kak Angga sedih karna Azkia koma selama sebulan. Tapi asal kak Angga tahu selama ini gua nengokin Azkia diam diam kak, demi menunggu Azkia sadar. Gua juga selalu memohon kepada Allah supaya Azkia cepat sadar kak. Kalau gua berniat ngelukaiin Azkia nggak mungkin gua tetap setia nungguin dia sadar kak." balas Radit
"Jadi selama ini kamu nengokin Azkia diam diam, terus semua bunga dan origami sebanyak ini kamu yang bawa?" tanya Angga
"Benar kak selama ini gua kesini hanya demi Azkia." jawab Radit
"Buat apa kamu lakuin itu?" tanya Angga
"Semua itu gua lakuin karna.... Azkia itu cinta pertama gua kak." jawab Radit
"Apa kamu bilang? Jadi kamu suka sama Kia?" tanya Angga
"Iya kak gua suka sama Kia sejak kita kelas 8 SMP. Tapi setelah kedatangan Danka gua ngerasa Azkia akan lebih memilih Danka dibanding gua, makannya gua memilih mengalah." jawab Radit
"Kalau kak Angga nggak suka gua disini lebih baik gua pergi aja kak." ucap Radit sambil beranjak pergi

Saat Radit akan pergi meninggalkan ruangan Azkia. Tiba tiba saja tubuh Azkia kejang kejang, kak Angga yang berada disitu langsung panik dan memanggil manggil dokter. Radit yang mengetahui Azkia kejang kejang langsung ikutan panik dan kembali ke tempat tidur Azkia.

"Dokter, dokter." panggil Angga
"Kak Angga, Azkia kenapa kak?" tanya Radit
"Gua juga nggak tahu Dit." jawab Angga
"Azkia plis buka mata kamu jangan buat kita disini nunggu kamu Azkia. BUKA MATA KAMU SEKARANG AZKIA, GUA MOHON KE LO." ucap Radit sambil mengguncangkan tubuh Azkia

Radit dan Angga pun semakin panik ketika mengetahui monitor yang ada diruangan Azkia menunjukan garis lurus. Tidak lama kemudian dokter datang bersama perawat.

"Tttiiiiiitttt." suara monitor tersebut
"Azkia nggak, nggak mungkin." ucap Angga sambil melihat monitor tersebut
"Kia buka mata kamu, jangan tinggalin gua. Pliss Kia buka mata lo, lo harus bangun jangan tinggalin gua." teriak Radit
"Mas dan adek mohon tunggu diluar dulu ya." ucap suster tersebut
"Nggak sus, saya mau disini aja." ucap Radit
"Dit ayo kita tunggu diluar aja." ajak Angga
"Azkia gua yakin lo kuat, plis buka mata lo jangan pernah tinggalin gua. Gua mohon Kia." teriak Radit
"Radit ayo kita keluar." ajak Angga
"Nggak kak, gua mau disini aja gua yakin kak Azkia nggak mungkin meninggal, Azkia pasti bakal buka matanya kak." ucap Radit memberontak
"Radit plis dengarin gua, bukan cuma lo doang yang sedih. Gua juga sedih Dit asal lo tahu. Gua kakaknya Dit, lo harusnya lebih ngertiin perasaan gua." ucap Angga sambil memegang pundak Radit
"Kak Angga, maafin gua kak. Gua nggak maksud buat lo sedih kayak gini." ucap Radit sambil memeluk Angga
"Iya Dit gua ngerti, tapi plis lo harus berusaha ikhlas nerima kenyataan ini." ucap Angga
"Iya kak." ucap Radit

Tiba tiba saja keajaiban terjadi. Tangan Azkia mulai bergerak gerak dan monitor tersebut mulai berjalan normal, tidak ada lagi garis lurus. Dokter yang menyadari kejadian tersebut hanya bisa kagum karna baru kali ini dia melihat ada orang yang hampir meninggal bisa sadar kembali.

"Radit, kak Angga." panggil Azkia sambil membuka matanya
"Azkia, lo udah sadar." ucap Angga
"Iya kak." ucap Azkia
"Kia syukurlah kamu udah sadar." ucap Radit sambil tersenyum
"Jangan pernah ninggalin gua lagi ya Kia." ucap Radit
"Iya Dit gua nggak akan ninggalin lo lagi." ucap Azkia

Hai semua maaf autor lama updatenya soalnya lagi sibuk banget. Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya.

Jangan lupa
Vote
And comment

Salam hangat# my twins

From Friend To LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang