Tiga Puluh Satu

20 5 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya Danka dan Raya tiba di Indonesia, betapa senangnya mereka berdua mengingat ngingat kejadian kejadian yang pernah dialaminya di Indonesia bersama sahabatnya. Mereka pun langsung menaiki taxi dan langsung berangkat menuju sebuah cafe tempat mereka berdua akan bertemu dengan Reno dan Cantika. Sementara itu Radit dan Azkia masih berada di rumah pohon setelah mereka pulang sekolah. Azkia sangatlah bahagia karna Radit sama sekali tidak membenci dia.

"Dit lo tahu nggak gua merasa ultah gua yang sekarang itu adalah ultah yang paling terindah yang pernah gua alami. Dan gua juga senang lo itu masih mau jadi sahabat gua." ucap Azkia sambil menatap langit
"Iya Kia gua juga senang banget lo sadar dari koma lo, asal lo tahu ya Kia gua itu sedih banget waktu lo koma setiap hari gua selalu menunggu lo sadar agar kita bisa main main bareng lagi." ucap Radit sambil menatap Azkia
"Dan lo nggak tahu Kia pengorbanan gua mempertahankan persahabatan kita supaya kita tetap bersama di suka maupun duka." batin Radit tanpa sadar menitikan air mata
"Dit udah ya gua udah sadar dan gua udah disini bersama lo lagi, jadi jangan sedih lagi ya. Masa cowok nangis sih." ucap Azkia sambil mengusap air mata Radit
"Gua nangis bukan karna gua sedih, tapi gua terharu Kia." ucap Radit
"BFF." ucap Azkia sambil mengulurkan tangannya
"Yes." ucap Radit menjabat tangan Azkia lalu memeluknya
"Naik perahu yuk." ajak Azkia
"Ayo." balas Radit

Azkia pun langsung berjalan menuju danau dekat rumah pohonnya, dia pun langsung menaiki perahu tersebut begitu pun dengan Radit. Setelah mereka berdua naik ke perahu tersebut Radit pun langsung mendayung perahu tersebut. Azkia sangat menikmati pemandangan di danau tersebut tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul lima sore, mereka pun harus pulang ke rumah mereka masing masing, Radit pun langsung mendayung perahu tersebut menuju tepi. Ketika perahu mereka hampir sampai tepi tiba tiba saja Azkia merasa sangat pusing dan beberapa saat kemudian Azkia tidak dapat menahan dirinya dia pun pingsan dan terjatuh ke danau, Radit yang menyadari hal itu menjadi panik selama ini Radit tidak pernah berani untuk berenang karna dia trauma tapi kalau dia tidak menyebur Azkia bisa meninggal karna tenggelam. Tanpa pikir panjang Radit pun langsung melompat ke danau dia pun langsung mencari Azkia ternyata Azkia berada didasar danau karna dia sedang tidak sadarkan diri. Radit pun langsung menyelamatkan Azkia dan membawanya ke perahu, setelah Azkia berada di perahu Radit pun langsung menaiki perahu tersebut dan mendayungnya ke tepi. Radit pun langsung menidurkan Azkia didekat pohon ketika mereka sudah sampai di tepi, Radit pun berusaha membangunkan Azkia tetapi hasilnya nihil, tanpa pikir panjang Radit pun memberikan nafas buatan untuk Azkia, saat ingin memberikan nafas buatan tiba tiba saja Azkia sadar dan langsung memuncratkan airnya.

"Azkia, syukurlah lo udah sadar." ucap Radit
"Aww kepala gua pusing banget Dit." ucap Azkia memegang kepalanya yang pusing
"Kita pulang aja yuk sore nih." ajak Radit
"Tunggu deh Dit baju lo kok basah, baju gua juga kok basah kenapa?" tanya Azkia
"Tadi lo jatuh ke danau dan hampir tenggelam." jawab Radit
"Terus yang selamatin gua berarti lo dong, waw Dit lo udah nggak takut berenang lagi." ucap Azkia histeris
"Nggak tahu kenapa Kia tadi tuh gua benar benar berani gitu." ucap Radit
"Gua senang deh Dit lo udah nggak takut lagi." ucap Azkia
"Ya udah yuk Kia kita pulang bentar lagi mau magrib." ajak Radit
"Ayo Dit." balas Azkia yang kedinginan
"Lo kedinginan ya Kia, sebentar ya." ucap Radit sambil pergi menuju rumah pohon
"Lo pakai jaket gua aja ya Kia." ucap Radit sambil memakaikan jaket ke Azkia
"Thanks Dit." ucap Azkia
"Udah sekarang lo gua gendong ya ke rumah nggak begitu jauh ini." ucap Radit
"Seriusan nih Dit nggak apa apa kalau nanti lo keberatan gimana yang ada nanti lo pingsan dijalan lagi." ucap Azkia
"Gua kuat kok, ayo naik kebelakang gua." ucap Radit

Radit pun menggendong Azkia sampai tiba dirumah, ditengah perjalanan hujan secara tiba tiba turun begitu deras tapi Radit masih semangat menggendong Azkia. Sementara itu di rumah Azkia, Danka, Raya, Reno, Cantika dan kakak kakaknya sedang menyiapkan kejutan kedua untuk Azkia. Persiapan pun sudah selesai kak Angga mulai khawatir dengan Azkia karna belum pulang juga.

"Aduh Azkia lo dimana sih kok belum pulang juga." ucap Angga sambil melihat keluar lewat jendela
"Kenapa bro?" tanya Arnold
"Ini Nold adek gua belum pulang juga, mana hujan deras banget lagi." jawab Angga
"Iya ya, adek gua juga belum pulang Ngga. Lo tenang aja Radit pasti jagain Azkia kok dan kejadian kemarin nggak akan mungkin terulang lagi." ucap Arnold meyakinkan Angga
"Thanks bro lo udah buat gua agak tenang sedikit." ucap Angga
"Itulah gunanya teman." ucap Arnold

Karna hujan begitu deras Radit pun memutuskan untuk berteduh sebentar. Beberapa saat kemudian hujan pun reda dan langit mulai gelap, Radit pun melanjutkan perjalanan pulang dia pun kembali menggendong Azkia.

"Dit lo masih kuat? Gua jalan aja ya." tanya Azkia
"Nggak Azkia lo tetap gua gendong." ucap Radit sambil menggendong Azkia

Akhirnya mereka pun tiba di rumah Azkia dan mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah Azkia dengan posisi Azkia yang masih digendong Radit. Ketika mereka masuk kedalam mereka bingung karna suasananya gelap Radit pun berjalan berusaha mencari saklar lampu. Begitu sulit Radit menemukannya hingga akhirnya tiba tiba saja lampu menyala dan terdengar bunyi terompet serta ledakan balon.

"Happy birthday Azkia." teriak semuanya
"Azkia lo kenapa digendong Radit?" tanya Angga
"Nggak apa apa kok kak tadi aku cuma capek aja terus Radit nawarin aku buat digendong ya udah aku terima aja." jawab Azkia berbohong
"Benar gitu Dit?" tanya Angga
"Iya kak benar tuh tadi kan hujan terus kita neduh dulu pas hujan reda kita mau lanjut jalan tapi gua kasihan kak ngeliat Azkia kecapean gitu ya udah gua tawarin gendong aja." ucap Radit

"Ray gua mau kasih ini dulu ya ke Azkia." ucap Danka sambil membawa sebuket bunga
"Iya Ka." ucap Raya

"Oh ya udah syukurlah, dikirain tadi kamu kenapa napa kakak udah khawatir tau." ucap Angga
"Tenang aja kak nggak mungkin Azkia yang cantik ini bakal terluka selama ada gua yang selalu jagain dia." ucap Radit mengacak ngacak rambut Azkia
"Jadi selama gua ke Amerika Azkia udah jadian sama Radit sahabat gua sendiri, tenang Ka lo nggak boleh kesal dan marah ke Radit karna itu sahabat lo. Lo harus senang kalau sahabat lo juga senang, jadi gua ikhlas Dit kalau lo sama Azkia mungkin Azkia bukan jodoh gua kalau gitu gua memilih pergi." batin Danka yang melihat dari kejauhan
"Lo harus berusaha ikhlas Danka demi sahabat lo." sambung Danka menjatuhkan buket bunga tersebut dan beranjak pergi
"Danka lo mau kemana?" tanya Raya yang menyadari kepergian Danka
"(Tidak merespon pertanyaan Raya)"
"Gua harus kejar dia." ucap Raya sambil mengejar Danka
"Aarrrgghhh." teriak Danka ketika sampai disebuah taman
"Danka lo kenapa?" tanya Raya
"Raya, ternyata selama kita di Amerika Azkia udah jadian sama Radit." jawab Danka memeluk Raya
"Ka lo harus kuat jangan sampai karna hal ini persahabatan kita hancur dan berakhir. Ka lo bisa aja kan salah paham atau gimana, emangnya lo yakin Azkia pacaran Radit." ucap Raya membalas pelukan Danka
"Iya juga ya Ray kok gua langsung ngambil keputusan gitu aja ya, gua kan belum tahu yang sebenarnya." ucap Danka
"Nah gitu dong, ya udah yuk balik ke rumah Azkia lagi katanya mau ketemu sama dia." ajak Raya
"Ayo Ray gua nggak sabar banget ngobrol sama dia." balas Danka bersemangat

Hai maaf ya autor lama updatenya. Tunggu terus kelanjutan ceritanya ya.

Jangan lupa
Vote
And
Comment

Salam hangat# my twins

From Friend To LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang