Chap 13

28 10 0
                                    

Farel pun mengajak Lita pergi untuk membeli ice cream. Di tengah perjalanan menuju penjual ice cream mereka bercanda gurau. Lita melupakan rasa sakit tadi dan menjadi senang sekarang akibat dari ulah farel. Farel telah membelikan lita ice cream dan mereka memakannya berdua di bangku taman sekolah yang tidak terlalu ramai sekarang.

"apa ice cream nya enak??" tanya Farel kepada lita
"hmm... Sangat enak, bahkan aku menyukainya" timpa Lita yang berbicara sembari memakan ice cream

Tiba tiba Farel melihat kearah Lita dan tidak mau melepas pandangan matanya kepada Lita. Lita pun merasa sedikit risih dengan farel sekarang.
"eh rel, kamu ngapain ngeliatin aku kaya gitu si?? Aneh deh" ucap Lita
"oh itu ada ice cream di bibirmu lit" ucap Farel.

Farel pun mengulurkan tangannya ke arah bibir Lita, mengusapnya pelan dengan ibu jarinya yang kokoh, Lita pun merasa sedikit terkejut dan merasa ada yang aneh dengan dirinya ketika Farel melakukan itu kepadanya
''he.. He.. Hei kenapa aku diam saja ketika farel melalkukan ini?? Dan kenapa jantungku berdebar, ah sial'' ucap Lita dalam hati

Farel menghentikan usapan lembut di bibir Lita tetapi tangannya masih menempel di bibir Lita, Farel memandang wajah Lita dalam dalam dan memperhatikan setiap bagian di wajah Lita dalam diam. Begitupun Lita, memandang wajah Farel dalam diam dan tanpa dia sadari semburat merah di pipinya muncul kala pandangan mereka berdua saling bertemu.

"mukamu memerah lit" ujar Farel dengan polosnya
"ehh ehh" ujar Lita salah tingkah  sembari menepis tangan Farel dari mulutnya dan sedikit menunduk.

.
.
.
Skip
.
.
.

Acara telah selesai, semua panitia sudah pulang, begitupun dengan anggota CS kecuali Yola dan Ardian. Hari ini Farel mengantar Lita pulang ke rumahnya. Sementara di dalam sekolah ada Yola dan Ardian yang sedang bersiap untuk pulang.

"hey Yola, apa kau mau ku antar pulang hari ini??" ujar Ardian sembari menggendong tas nya
"eh.. Tidak perlu, aku tidak mau merepotkan mu" ucap Yola sembari tersenyum canggung
"Maaf aku tidak menerima penolakan dari mu Yola" ucap Ardian
"Hahhhh... Baiklah Tuan pemaksa" balas yola dengan menekan kalimat pada kata pemaksa

Mereka berdua pun pulang bersama, Yola yang di bonceng oleh Ardian memakai motornya di belakang merasa hawa malam ini sangat dingin. Dan betul sekali, baru setengah jalan mereka berkendara hujan turun dengan sangat deras mereka berdua terkena guyuran air hujan yang membuat baju mereka berdua sedikit basah akibat hujan itu
Dan mereka berdua memutuskan  menepi di halte bis yang kosong. Ardian yang melihat yola yang kedinginan tiba tiba mempunyai inisiatif.

"Yola apa kau kedinginan??" tanya Ardian
"i.. i... iya" ucap yola sembari memeluk tubuhnya sendiri karena kedinginan
"pakai lah ini yol" ucap Ardian membuka jaketnya sendiri lalu memakaikannya kepada yola
"te.. terimakasih ar" ucap Yola agak canggung.

"Terimakasih Ardian karna sudah mengerti kepadaku,tapi aku tidak akan banyak berharap padamu lagi'' ucap yola dalam hati sembari melihat Ardian yang sedang melihat lurus kedepan.

Tak berlangsung lama Hujan telah reda, mereka berdua melanjutkan perjalanan pulang. Ardian telah sampai mengantarkan Yola kerumahnya. Begitupun Ardian yang sudah sampai rumahnya.

Setelah mandi dan makan malam Yola terdiam di dalam kamarnya sembari merenung sedari tadi.

''Aku tau kau tidak menyukaiku apalagi mencintaiku, setidaknya jangan berikan aku harapan. Dan ternyata mencintai seseorang dalam diam lebih sakit daripada mencintai seseorang secara terang terangan'' renung Yola sembari meneteskan air matanya.

Akhirnya Yola tertidur dengan sendirinya setelah menangis dalam diam. Ardian tidak tau bahwa Yola menyukainya. Dan faktanya Ardian tengah menyukai seorang wanita sekelas dengan Yola bahkan sebangku dengannya. Yola terlihat biasa biasa saja di depan anggota CS ataupun yang lainnya. Tapi saat jauh dari itu dia sangat rapuh. Yola sangat kuat dan tegar sampai saat ini.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang