Honeycake
Lim Joa? Maksudnya Halfsun?
Dia kan sekarang jadi fansite Ji Hansol the unit
Ah, kayaknya besok dia datang ke event mereka di yang biasa ituKalimat balasan chat dari Honeycake itu sudah Haechan baca entah berapa ratus kali. Ia bahkan sampai hafal isinya di luar kepala. Ahㅡ jangan salah, menghafal puluhan lirik dalam berbagai genre saja dia mampu. Apalagi cuma tiga kalimat sederhana begitu.
Ya, sederhana. Tapi itu menjadi petunjuk yang amat berharga bagi Haechan. Kalau dia bisa bertemu Joa dan bertanya apa sebenarnya yang terjadi antara dirinya dan Taeyong, semua ini mungkin akan selesai.
Haechan bisa tahu alasan dibalik sikap Taeyong dan kenapa temannya itu sering bertemu dengan salah satu fansite kesayangannya. Okeㅡ mungkin mantan fansite."Mau ke mana sih? Kayaknya nggak sabar banget liat jam terus," Mark menyikut Haechan lalu bicara bisik-bisik.
"Nggak ke mana-mana," bohong Haechan senatural mungkin.
Mark angkat bahu, percaya begitu saja dengan polosnya. Mereka kembali fokus mendengar evaluasi dari pelatih. Ah, kalau Haechan sih jelas pura-pura fokus. Pikirannya sudah melayang-layang pada Ji Hansol dan Joa yang mungkin sudah mengikutinya membawa kamera.
Agak menyakitkan sebenarnya mengingat tentang temannya yang satu itu ㅡJi Hansol, maksudnya. Dulu Haechan kira mereka akan debut bersama, tapi nyatanya takdir berkata lain. Dia tidak menyangka Hansol akan memilih meninggalkan agensi yang sudah ia tinggali selama bertahun-tahun.
Ah, sudahlah. Tidak ada yang tahu isi hati orang, kan?
Kadang hidup memang dihadapkan pada pilihan sulit. Tapi kalau hal semacam itu tidak terjadi, dari mana datangnya pelajaran hidup?"Evaluasi selesai. Silakan makan pagi," pelatih mereka bertepuk, menandakan kegiatan latihan subuh mereka selesai.
Semuanya berdiri dan saling membungkuk, setelah pelatih keluar tanpa peduli pada yang lain Haechan langsung kabur ke lokernya dan kamar mandi. Ia buru-buru mandi, ingin segera pergi ke gedung stasiun TV yang dimaksud Honeycake. Masa bodoh dengan sarapan, yang penting bisa ke sana tepat waktu.
"Mau ke mana?"
Haechan tersentak melihat Taeyong tiba-tiba menghalangi jalan keluarnya dari ruang loker. Tapi ia tidak gentar, dengan berusaha biasa saja dia balas menatap Taeyong.
"Keluar sebentar. Boleh kan?" tanya Haechan.
"Ke mana?" selidik Taeyong.
"Toko donat, nggak jauh dari sini. Ketemu temen lamaku."
Taeyong tampak ragu, tapi tidak ada yang salah dari jawaban Haechan barusan. Nyatanya mereka punya beberapa jam bebas untuk sarapan sampai jam latihan berikutnya. Tidak salah kalau Haechan mau pergi sebentar.
"Oke," akhirnya Taeyong menyingkir. "Sorry, habis kayaknya buru-buru banget. Kirain mau apa."
"Takut telat," Haechan nyengir kaku. Masih agak canggung rasanya berinteraksi dengan Taeyong.
"Jangan lama-lama," pesan Taeyong.
"Oke, maaf nggak ikut sarapan sama yang lain," ujar Haechan. "Pergi dulu, hyung."
Taeyong mengangguk canggung, dia membiarkan Haechan lewat. Tapi belum terlalu jauh Haechan berjalan, seruan Taeyong terdengar bergema di lorong.
"Haechan," panggilnya.
"Ya?" dengan tidak sabar Haechan menoleh.
Bibir Taeyong bergerak-gerak sebelum berkata;
"Jangan bikin masalah lagi."Haechan asal mengangguk saja lalu melanjutkan langkah kakinya menuju pintu keluar. Dalam hati ia mencerna perkataan Taeyong barusan.
'Jangan bikin masalah lagi', katanya?
Sulit dijelaskan apakah itu bentuk perhatian atau sindiran halus. Yang jelas, Haechan tidak pernah membenci Taeyong ataupun temannya yang lain. Dan dia tidak mau hatinya dikotori rasa benci pada siapapun.
***
Suasana sudah cukup ramai saat Haechan keluar dari taksi di seberang gedung stasiun TV tempat Ji Hansol akan tampil petang ini. Ia merapikan topi dan maskernya, memicingkan mata. Sudah ada kerumunan orang-orang membawa kamera di salah satu sisi pedestrian, sepertinya Hansol sebentar lagi datang.
Sebentarㅡ mobil yang diparkir di seberang, Haechan seperti pernah melihatnya. Tapi di mana?
Suara riuh membuyarkan lamunan Haechan. Dia menoleh pada kerumunan fansite di seberang. Sebuah mobil bagus datang ㅡJi Hansol, dia rasa.Dari kejauhan Haechan melihat Hansol dan rombongannya keluar, dia langsung dikepung para fansite. Mata Haechan langsung ditajamkan, mencari sosok Joa. Tapi alih-alih Lim Joa, dia menemukan sosok lain yang ia kenal ㅡah Haechan lupa namanya! Tapi yang jelas dulu mereka satu sekolah di SMA.
Terjadi ribut-ribut karena gadis itu menyeruak rombongan dan menyentuh Hansol. Haechan sampai kaget melihat dia seberani itu. Apa cewek itu sudah gila?
Keadaan menjadi sangat ricuh di seberang sana, dan Haechan tertegun, sekarang dia ingat nama cewek itu; Kim Alice. Ah tidak penting, itu cuma salah satu cewek yang pernah dekat dengan Mark. Makanya dia tahu."Haechan!" desis seseorang di belakang Haechan.
"Taeyong hyung?" ujar Haechan tak percaya melihat Taeyong ada di situ dengan kepala tertutup helm.
"Jangan berkeliaran di sini!" desis Taeyong.
Haechan menatap Taeyong dengan mata terbeliak, bingung mendengar kalimat yang baru lelaki itu ucapkan. Tapi belum habis rasa bingungnya, perhatian mereka berdua teralihkan oleh suara bising ambulans dari seberang jalan.
Ada yang terluka.
Lim Joa?
ㅡtbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilarious ✔
General Fiction❝Ketika cinta pertama sang vokalis band jatuh kepada fansite master-nya.❞