"hyunjin pacarmu?"
jeongin mengangguk "iya, kenapa?"
guanlin menyudahi acara makan siangnya. pria itu mengajak jeongin makan siang bersama tadi, jeongin sebenarnya mau menolak tapi ya bagaimana dia terlalu sungkan karena guanlin termasuk jajaran dokter senior disini. apalagi pria itu tidak gentar bahkan saat jeongin menampilkan raut menolak yang kentara.
"hyunjin dan aku itu, selalu merebutkan sesuatu yang sama" guanlin memulai percakapan dan jeongin sebenarnya tidak tertarik. pria mungil itu cuma takut kalau-kalau hyunjin datang dan melihatnya bersama guanlin.
guanlin menatap jeongin yang sibuk menyendok makan siangnya, ia tau pria itu sebenarnya pura-pura sibuk. ada sorot was-was dari mata pria mungil itu.
"aku sebenarnya muak harus berurusan kembali dengan hyunjin. tapi, aku tidak akan kalah kali ini"
lalu guanlin keluar begitu saja dari kantin. jeongin paham apa maksud perkataan pria itu, dan ia jadi gundah sendiri.
.
"jeongin, aku bilang apa soal tidak usah berdekatan dengan guanlin?"
jeongin menghela napas. ia menarik sabuk pengaman dan menghempaskan tubuhnya pada kursi mobil "hyung, setidaknya biarkan aku menjelaskan dahulu"
hyunjin mendengus "apa? soal guanlin yang terus-terusan mendekatimu? atau saat dia terang-terangan bilang kalau suka padamu?"
hyunjin emosi. sebenarnya dia hanya tidak mau guanlin bisa sampai merebut jeongin darinya, pria itu punya seribu satu cara licik dan kotor.
"hyung, kau tidak percaya padaku?" jeongin mencicit, matanya terdapat genangan air. beberapa hari setelah pertemuan dengan guanlin, emosi hyunjin sering naik turun dan jeongin merasa kalau pria itu jadi sering melampiaskan padanya.
hyunjin meremat setir mobil di genggamannya, dan semakin erat saat melihat jeongin melepas sabuk pengaman dan keluar cepat-cepat dari mobilnya. pria mungil itu tampak menahan tangis, dan hyunjin yang masih kalut tidak bergerak bahkan seinchi pun.
"sial!"
KAMU SEDANG MEMBACA
lakuna | hyunjeong
Kurzgeschichtenhyunjin tidak pernah peduli dengan yang namanya konsep 'pria cantik' seperti yang di elu-elukan temannya, sampai dia bertemu dengan jeongin.