twenty three

7.7K 1.2K 98
                                    

pagi itu, jeongin terbangun sendirian di tempat tidur milik hyunjin. kekasihnya pergi ke kantor tadi pagi-pagi sekali, jeongin tidak ingat jam berapa yang jelas dia cuma ingat waktu pria itu mengecup pipinya dan berbisik 'aku berangkat'.

jeongin mengusap wajahnya dan melirik meja kecil disampingnya, ada setangkup roti selai dan segelas jus jeruk. di piring itu terdapat sobekan kertas kecil dengan tulisan,

have a good breakfast, wife
hyunjin

jeongin terkikik melihat itu. ia menyeruput jus jeruknya dan menyadari kalau ada yang mengganjal di salah satu jarinya. tepat saat satu panggilan masuk ke telepon jeongin, hyunjin ternyata.

"how's your sleep, babe?"

dengan senyum merekah jeongin menjawab "veryyyyyy welll"

diseberang sana hyunjin tidak kuasa untuk tidak tertawa "nah, aku punya hadiah untukmu"

"hadiah?"

"yep. dibawah bantal, coba kau ambil"

jeongin meraba bawah bantalnya. sebuah kotak kecil berwarna hitam gelap, dan setelah dibuka ada sebuah cincin disana. cincin emas putih polos tanpa ukiran apa-apa, namun cantik sekali.

"sudah ketemu?"

jeongin mengerut bingung "cincinmu ketinggalan?"

hyunjin tertawa agak keras "no, sweetheart. bukan begitu, itu memang punyaku sih. tapi nanti kau yang memasangkan ya"

"hah?"

"lihat ada apa di jarimu,"

jeongin membalik telapak tangannya yang tadi terasa aneh, ada cincin di jari manisnya, cincin yang sama seperti milik hyunjin. sebentar sebentar biarkan jeongin memproses ini semua-

"ada cincin, sebentar. ya ampun, hyung-" jeongin menjatuhkan ponselnya ke ranjang dan menangkup wajahnya yang kini basah akan air mata. ia paham apa maksud hyunjin.

diseberang sana hyunjin jadi panik. kekasihnya tiba-tiba jadi diam, ia mencoba memanggil berkali-kali namun tiada sahutan.

dengan isakan yang masih tersisa jeongin menempelkan ponselnya ke telinga "stupid. cepat pulang dan cium aku sekarang- hiks"

hyunjin tersenyum lega "aku tidak perlu bertanya lagi kan? you will say yes, anyway"

"iya-iya, dasar bodoh hwang hyunjin aku tidak mau tahu lima belas menit lagi kau harus datang"

lalu sambungan terputus. diakhiri dengan jeongin yang kini mengusap cincin yang melingkar di jarinya seraya tersenyum tipis.
























aku berpikir akan mengakhiri cerita ini gais, aku aku kok ga rela ya:')

buttttt i dont have idea no moreeee, aku kudu yo opo rek. kenapa ideku tidak muncul-muncul?:'))))

sempet kepikiran bikin hyunjeong lagi tp versi non baku, hmm tapi aku masih kepingin nerusin ini atau kalo g gitu bikin second booknya. halah yowes yo apakah kalian mau memberi saran pada q yang sedang desperate ini?

lakuna | hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang