"halah tidak percaya"
hyunjin rasanya sudah kehabisan alasan untuk mengelak. pagi itu saat dirinya baru saja keluar dari kamar mandi, jeongin tiba-tiba saja bangun dan memberinya tatapan tajam disertai rengekan, menuntut penjelasan apa saja yang sudah hyunjin lakukan padanya semalam.
"sumpah jeong, aku bahkan tidak menyentuhmu seinchi pun" hyunjin mendesah lelah.
"yang benar?" jeongin meyakinkan diri. wajah pria itu bengkak karena terlalu lama tidur.
hyunjin berkacak pinggang. ia jadi malas untuk sekedar ganti baju selepas mandi. ya bagaimana mau ganti, jeongin saja sudah mengajaknya ribut pagi-pagi.
"coba kau cek bagian tubuhmu ada yang sakit tidak, atau ada yang nyeri saat kau bergerak, atau ada cairan yang menempel-"
"HWANG HYUNJIN MULUTNYA YA!"
pria itu terkikik lalu melepas kaos yang membalut tubuhnya didepan jeongin, berjalan menuju lemari dan tidak peduli kalau ada orang lain yang memandangnya sambil malu-malu sendiri.
jeongin melihat dengan jeli bagaimana tubuh hyunjin yang dipenuhi banyak tato "bikin tato sebanyak itu memang tidak sakit ya?" tanyanya polos.
"biasa saja, sakit sedikit sih. kenapa? mau coba?"
jeongin mendelik lalu menggeleng. dia malas beranjak dari tempat tidur apalagi pusing dikepalanya sekarang tambah menjadi.
"kau baik saja kan -YA AMPUN JEONGIN KAU MIMISAN!"
.
"sudah hyung, aku tidak apa-apa"
satu jam yang lalu. saat hyunjin akan mengajak jeongin sarapan, pria itu tiba-tiba mimisan hebat dan hampir saja jatuh ke lantai kalau hyunjin tidak sigap menangkap pria itu. jeongin antara setengah pingsan dan tidak, mungkin saking merasakan sakit di kepala.
"oh ya? katakan itu saat hidungmu tadi mengucurkan darah, sayang"
merasa di skakmat akhirnya jeongin menghempaskan tubuhnya menuruti perintah hyunjin untuk duduk tenang selagi pria itu menyuapinya.
hyunjin panik sekali tadi. sampai-sampai dia tidak tahu harus melakukan apa, maka dari itu dia menelepon bangchan dan bertanya pertolongan pertama apa yang diberikan pada seseorang yang sedang mimisan. plus dengan nada panik seperti baru dikejar hantu.
"libur saja hari ini, ya?"
"yah kan aku ada jaga pagi hari ini" jawab jeongin lemas. jeongin jadi ingat beberapa dokter yang lebih senior yang kadang memojokkannya dan menghinanya karena masih jadi junior di rumah sakit itu.
"yasudah sana pergi kalau mau pingsan lagi" oke, hyunjin merajuk.
jeongin jadi gamang sendiri. tapi kalau dipikir-pikir daripada nanti dia tambah parah terus malah tidak bisa masuk untuk waktu yang lebih lama, malah repot jadinya.
"iya deh iya"
hyunjin tersenyum lalu menepuk pipi pucat jeongin "diam disini selagi aku menelepon bangchan. biar kau diizinkan karena sakit"
terus jeongin tiba-tiba kepikiran. enak sekali jadi orang terpandang dan punya jabatan tinggi, tinggal telepon semua beres.
KAMU SEDANG MEMBACA
lakuna | hyunjeong
Cerita Pendekhyunjin tidak pernah peduli dengan yang namanya konsep 'pria cantik' seperti yang di elu-elukan temannya, sampai dia bertemu dengan jeongin.