eighteen

8.2K 1.3K 57
                                    

hyunjin tidak kaget dengan kedatangan guanlin malam itu. niatnya ia ingin segera pulang karena harus lembur sampai jam sebelas, tapi niatan tadi gagal saat melihat guanlin berdiri disamping pintu masuk kantornya.

tanpa aba-aba pria tinggi itu menarik hyunjin begitu saja, membawanya ke bagian timur gedung kantor. disana cukup sepi, penerangannya pun remang-remang.

"tidak kusangka sampai sekarang kau masih berhubungan dengan heejin," guanlin mendesis, hyunjin menampilkan raut datar.

"bagaimana kau tahu?"

"tidak ada yang tidak kutahu. kau berniat menghianati jeongin, eh?"

hyunjin mendesis "jaga bicaramu, sialan"

baik hyunjin maupun guanlin yang terlanjur tersulut emosi pun kini mulai adu pukul. mereka seakan membabi buta dan turut menyalurkan emosi yang beberapa hari belakangan terpendam.

"kau tahu, hyunjin. aku sangat muak melihat wajahmu"

"kau pikir aku tidak? kalau aku tidak punya hati, mungkin aku sudah membunuhmu"

lalu satu pukulan mengenai rahang hyunjin, pria itu hampir tersungkur namun pertahanan tubuhnya masih kuat. hyunjin setengah berlari dan menubrukkan tubuh guanlin ke tembok di sisi kanannya.

"heejin tidak pernah mencintaiku-"

guanlin mendecih "omong kosong hyunjin, kalian bahkan berpacaran waktu itu padahal-"

"dengarkan dulu, brengsek!" hyunjin mencengkeram kerah kemeja guanlin dan semakin memepetkan tubuh mereka "heejin mencintaimu, bahkan hingga sekarang. alasannya waktu itu karena kau sangat dingin padanya, dia menganggap kau sulit diraih hingga akhirnya dia menyerah-"

"heejin bahkan masih mengejarmu hingga saat ini, dia mencoba menjelaskan yang sebenarnya, sialan. tapi kau selalu saja mengabaikannya. aku tahu kau masih mengharapkan heejin, kau saja yang naif" dan satu gebrakan guanlin dapatkan, hyunjin mendorong punggungnya dengan keras ke tembok.

guanlin yang merasa tertohok lantas merosot begitu saja, pandangannya ke hyunjin masih penuh amarah "kebohongan apa lagi yang kau ucap?"

"nah, heejin bahkan berniat untuk menyerah. tadi saat dia bertemu denganku dia mengatakan itu"

mata guanlin kini berangsur-angsur meredup dan mulai berair. hyunjin meludah, ada darah disana. mereka sudah sama-sama kacau, baju kusut dan kotor, wajah lebam dan lecet bahkan sedikit sobek.

"pulanglah. pikirkan kembali apa yang kukatakan. sebelum semuanya terlambat dan kau menyesal"

lalu hyunjin pergi, meninggalkan guanlin yang diam-diam terisak malam itu.




.






"mama, jeongin ada dirumah?"

luhan terkaget kala tengah malam ada yang mengetuk pintu rumahnya, ia pikir itu suaminya karena sehun sedang ada panggilan mendadak ke kantor kepolisian. ternyata hyunjin, dengan lebam disana-sini.

luhan segera merangkul pria itu, udara diluar dingin sekali karena sekarang musim hujan "ya ampun, nak. ada apa?"

hyunjin tersenyum, walaupun setelah itu ia meringis karena bibirnya terasa perih "ada masalah kecil tadi. maaf aku menganggu, tapi aku tidak punya pikiran lain selain kesini"

"jeongin sudah tidur, naik saja ke lantai atas ya," luhan tersenyum maklum.

"mama, siapa yang dat- hyunjin hyung?!"







































"mama, siapa yang dat- hyunjin hyung?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini pak sehun gais.




ini pak sehun gais

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini mamah luhan



ini dek jeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini dek jeongin. ya allah knp kamu soft dan uwu sekali nak:')





nah kan jadi kangen exo ot12:(

lakuna | hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang