fifteen

8K 1.4K 23
                                    

malam itu, hyunjin mabuk sendirian di apartemennya sambil merutuki beberapa kesialan yang menimpanya beberapa hari yang lalu. mulai dari pertemuannya dengan guanlin dan segala rencana busuknya, hingga yang terakhir adalah pertengkarannya dengan sang kekasih.

hyunjin sebenarnya rindu tapi ego yang membumbung tinggi membuatnya enggan untuk sekedar meminta maaf ataupun menanyakan apakah pria mungilnya baik-baik saja atau tidak.

permusuhannya dengan guanlin berawal dari smp, mereka memang sama-sama pintar. para guru sering membanding-bandingkan, dan guanlin yang punya jiwa ambisius dan kompetisi tidak terima. ia yang pertama kali menganggap hyunjin adalah rivalnya, terus begitu hingga mereka akhirnya masuk sma.

puncaknya adalah saat guanlin menyukai seorang gadis bernama heejin, tapi heejin malah mendekati hyunjin dan hyunjin yang tidak tahu-menahu akhirnya memilih pasrah dan berlanjut hingga mereka berdua pacaran. guanlin mengetahui hal itu dan ia marah besar, bahkan sampai nekat merusak mesin motor milik hyunjin dan menyebabkan pria itu kecelakan parah.

cukup parah sampai tubuh hyunjin luka-luka, dua tulang rusuk retak, dan tidak sadar diri hampir lima hari.

sebelum kesadarannya habis, ia sempat menelepon jeongin dan tidak lama panggilan itupun diangkat. namun hyunjin sudah jatuh duluan.

.


hal yang pertama kali hyunjin lihat adalah, bangchan dan beberapa potong roti panggang di meja.

hyunjin duduk bersandar pada kepala ranjang memperhatikan bangchan menyiapkan beberapa butir obat.

"minum," bangchan menyerahkan tiga butir pil dan satu gelas air, hyunjin tidak banyak omong dan langsung menenggak habis semuanya.

"bagaimana kau bisa masuk?"

bangchan mengendikkan bahu "pintumu tidak terkunci semalam, niatnya aku ingin mengajakmu makan dirumah tapi aku malah disuguhi pemandangan tidak mengenakkan"

mata hyunjin mengedar ke sekeliling, tidak ada botol minuman keras ataupun puntung rokok disana. semuanya bersih. mungkin bibi kim yang membereskan kekacauan yang ia buat semalam.

"aku tau kau punya masalah, tapi tidak harus dengan minum-minum, hyunjin"

"pikiranku sedang buntu" jawabnya datar. moodnya jelek sekali.

bangchan mengulum bibir "jeongin cerita semuanya padaku" dan atensi hyunjin seketika teralih pada bangchan "aku yang memaksanya untuk bercerita-"

"kau sudah dewasa, hyunjin. aku percaya kau mampu mengatasi masalahmu sendiri. tapi kalau kau butuh bantuan, aku selalu ada kok"

bangchan pamit pulang, pria itu berpesan agar hyunjin minum obat yang telah ia persiapkan untuk nanti malam. sementara hyunjin cuma mengangguk dan bergumam terimakasih, namun diam-diam perasaannya bergejolak hebat.

hyunjin mengerti, tapi sekali lagi ia belum mampu meruntuhkan ego nya sendiri.

lakuna | hyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang