08. JEJAK.

35 5 0
                                    

" The deepest pain is unseen by eyes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" The deepest pain is unseen by eyes. The deepest sadness is unsaid by words. "

.

.

.

.

.

Matahari sudah menyombongkan sinarnya, meski jam baru menunjukkan pukul sembilan tiga puluh pagi.

Christine memacu langkahnya di koridor, ia hendak ke kantin, karena kebiasaan Christine yang setiap pagi tak pernah sarapan di rumah membuat perutnya menyerah di jam istirahat pertama. Tak ada sosok Ema di sampingnya hari ini, karena gadis itu sedang libur secara manual, a.k.a sakit.

Christine juga tak mau kepo kenapa Ema tak masuk hari ini, dan sedang sakit apa teman sebangku nya itu. Yang ia prioritaskan sekarang hanyalah kondisi perutnya yang sedang darurat siaga satu.

" Hey! " Tegur seorang laki-laki dengan style urakan andalannya, ia berlari menghampiri Christine.

" Hm? " Respon Christine sambil menoleh ke belakang.

" Hey tayo .. Hey tayoo .. Dia bus kecil ramah~ " Lanjut lelaki itu sambil melewati Christine.

" Ish .. " Desis Christine kesal. Lelaki itu tak lain dan tak bukan adalah Xaviel.

Xaviel memperlambat langkah nya, ia menoleh kebelakang untuk melihat ekspresi yang terpasang di wajah Christine.

Christine tampak kesal, yang hal itu membuat Xaviel tertawa senang, ia mempercepat langkahnya menuju kantin.

***

" Eh, gue rasa si Xaviel beneran kepincut sama tuh cewe ga beres .." Ucap Joseph sambil mengaduk-aduk teh es yang ia pesan beberapa saat lalu. Mendengar ucapan Joseph .. Zark, Yoel, Warren dan Claude memasang ekspresi bingung. Joseph mengerti cepat dengan ekspresi serempak yang dipasang oleh teman-temannya.

" Itu lho, si Christine! " ucap Joseph memberitahu. Warren, Yoel dan Zark hanya ber-Oh ria~

" Keliatannya emang gitu kok .. " Timpal Claude enteng.

" Ho'oh .. " Warren menyetujui.

SAVAGE!

Handphone Yoel mengeluarkan suara, laki-laki pecandu game itu ikut andil bicara " Bodo amatlah, urusan dia Sep! " Ucap Yoel tanpa menoleh, ia terus fokus pada layar ponselnya.

" Ye elah, bukannya bantuin gimana caranya biar si Xavi sadar lo El! " Joseph mengangkat sedotan es nya, lalu memercikkan air gula es nya kearah Yoel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He's The Part Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang