(Part 6)

110K 5.7K 74
                                    

"Paman, ayo cepat." ujar Melodi. Ia memasuki klinik tersebut lebih dulu.

Calvin lantas segera berjalan cepat guna menyusul sang keponakan nya. "Melodi, tunggu."

Mereka pun memasuki klinik gigi tersebut. Sejak tadi, Calvin selalu saja menatap kagum ke segala penjuru ruangan klinik itu. Memang, klinik yang ia masuki saat ini sangatlah besar dan bersih. Ia yakin, pemilik nya pasti sangat menjaga semua nya. Tetapi semua itu Calvin pendam secara seorang diri. Lagipula ia juga bisa mendirikan yang lebih dari ini.

"Dimana Dokter Rita?" tanya Melodi pada sang resepsionis.

Resepsionis tersebut lantas tersenyum ke arah Melodi. "Dokter Rita masih dalam perjalanan. Melodi bisa menunggu nya di ruang tunggu." Sang resepsionis lantas menujuk ke arah depan nya.

Melodi mengangguk. Ia lalu mengajak Calvin untuk duduk di samping nya.

"Apakah dokter mu itu sangat baik?" tanya Calvin. Ia memang sangat penasaran akan hal tersebut.

Melodi mengangguk. "Tentu saja. Ia juga sangat ca-"

"Selamat pagi." sapa Rita seraya memasuki klinik nya.

Melodi lantas tersenyum senang. "Selamat pagi dokter. Lihat, aku sudah tidak terlambat."

Rita tersenyum mendengar nya. Ia juga melemparkan seulas senyuman kepada Calvin yang tengah memandangi nya tanpa berkedip sekali pun.

"Dokter, cepatlah. Aku sudah tidak sabar untuk segera ditambal." ujar Melodi seraya menarik tangan Rita untuk segera memasuki ruang praktik nya.

Calvin tetap terdiam di tempatnya. Ia terus memandangi ke arah Rita yang tengah berjalan bersama keponakan nya memasuki sebuah ruangan.

"Paman, ayo." ujar Melodi.

Calvin mengangguk cepat. Ia lalu beranjak dari tempat nya dan segera memasuki ruang praktik tersebut.

Setelah sampai di dalam ruang praktik, Calvin lagi-lagi merasa kagum dengan isi dari ruangan tersebut. Ia lalu duduk di sebuah kursi, tepat di hadapan meja Rita.

Rita tengah menggunakan jas putih miliknya. Setelah itu ia pun menggunakan masker dan sarung tangan latex. "Kau bisa berbaring sebentar. Dokter akan menyiapkan semuanya."

Melodi mengangguk. Ia lalu menuruti perkataan Rita. Lain hal nya dengan Calvin, ia terlihat tengah sibuk memandangi Rita yang berseliweran di hadapan nya. Selain itu, Calvin juga sering mencuri pandang ke bagian paha mulus nan jenjang milik Rita.

Rita lalu memulai semuanya. Tidak lupa juga ia menutup gorden yang ada di samping nya. Selain karena menaati peraturan kedokteran, Rita juga menghindari tatapan aneh yang diberikan oleh Calvin sejak tadi.

"Tidak usah menutup nya, dok." ujar Calvin.

Rita terdiam. Ia lalu membuka masker nya seraya menyibakkan sebagian gorden tersebut. "Maaf tuan, tetapi ini merupakan sebuah peraturan yang harus saya taati."

Calvin lantas memutar kedua matanya. Ia lalu bangkit berdiri dan segera masuk ke sana. Terlihat Rita yang sedikit terkejut akan kehadiran pria tersebut.

"Paman kenapa ikut? Mau tambal gigi juga?" tanya Melodi.

Rita lalu memasang masker nya kembali. Ia pun segera menyiapkan semuanya.

"Tidak ada, paman hanya ingin melihat semuanya." jawab Calvin dengan santai nya.

"Melihat semuanya?" gumam Rita dalam hati. Perasaan nya semakin tidak enak. Untung saja disini ia ditemani oleh Melodi.

"Paman diluar saja. Dokter Rita pasti merasa sangat risih jika paman berada disini juga." ujar Melodi.

Calvin menggeleng. "Paman akan menemanimu."

Dangerous Client ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang