"Makasi ya atas semua nya." ujar Rita setelah mereka semua telah sampai di rumah Rita.
Aldo mengangguk. "Santai aja. Lagian aku juga seneng banget bisa jalan sama kalian."
Rita lantas tersenyum, begitu pun juga dengan Adam.
"Kak, aku masuk dulu ya. Mau minum, haus." ujar Adam. Ia pun berjalan meninggalkan mereka berdua yang masih setia untuk berdiri.
Rita mengangguk. Ia lantas menatap punggung Adam yang berjalan memasuki rumah mereka.
"Rita." panggil Aldo.
Rita menatap nya. "Iya?"
"Aku mulai tetarik denganmu." jawab Aldo.
Rita lantas mengernyitkan dahi. "M-maksudmu?"
Aldo lantas mendekati Rita. "Gimana kalau kita coba untuk saling mengenal satu sama lain lebih dalam lagi?"
Rita terdiam sejenak. Ia sangat tahu betul kemana arah pembicaraan tersebut.
"Emm, aku enggak tau." jawab Rita.
Aldo lantas tersenyum. "Enggak masalah. Lagi pula aku sudah memberitahu mu."
Rita tidak tahu apakah ia harus mulai membuka hati untuk para pria di luar sana? Terutama untuk Aldo?
"Kau mau mampir?" tanya Rita.
Aldo lantas melirik arlojinya. "Sorry yah, mungkin lain hari. Sekarang aku harus balik."
Rita mengangguk. "Yaudah, hati-hati ya."
Aldo mengangguk. Ia lalu memasuki mobil nya. "Nanti kita sambung lewat telepon ya."
Rita terdiam sejenak, tetapi ia pun mengangguk.
Setelah itu, mobil milik Aldo pun keluar dari halaman rumah Rita.
Rita lalu berjalan memasuki rumah nya. Mungkin ia harus membersihkan tubuh nya untuk menyegarkan diri.
Saat sampai di dalam, Rita lantas menutup pintu rumah nya. Ia lalu berjalan menuju ke arah dapur lebih dulu untuk meminum segelas air.
"Hahahaha, kok aku gagal terus sih?" ujar Adam.
Rita lantas memberhentikan langkah nya. "Adam? Tapi dia ngomong sama siapa?"
"Adam?" panggil Rita.
"Kak, aku di ruang tengah. Lagi main monopoli." jawab Adam.
Rita lalu berjalan menuju ke arah ruang tengah. Jika Adam tengah bermain monopoli, itu berarti ia sedang tidak bermain dengan seorang diri.
"Ayo ikut. Kak Calvin udah menang dua kali." ujar Adam.
Rita lantas membelalakkan kedua matanya.
"Calvin?" guman Rita.
Calvin lantas menatap Rita memuja. "Selamat malam, dok."
"D-dari mana kau bisa memasuki rumah kami?" tanya Rita.
"Dari pintu belakang." jawab Calvin santai.
"Kak, giliranku ya?" ujar Adam seraya kembali memainkan monopoli tersebut.
Calvin mengangguk. Tetapi pandangan nya tetap tertuju ke arah Rita.
"Tetapi, tidak ada tanda-tanda apa pun di luar sana." ujar Rita. Ia memang tidak melihat sebuah mobil atau pun sepasang sepatu mahal itu lagi.
"Aku memakai seorang supir tadi." jawab Calvin.
"Kau penyusup." ujar Rita.
Calvin lantas tersenyum. "Aku ini calon suami mu, mana mungkin ada yang berani mengatakan bahwa aku ini seorang penyusup."
Rita lantas terdiam. Ia lelah berbicara dengan pria semacam Calvin.
"Suami?" gumam Adam.
Calvin mengangguk. "Iya, kakak adalah-"
"Diamlah. Kau jangan mengatakan apa pun terhadapnya." sela Rita.
Calvin lantas mengedipkan sebelah matanya. Ia lalu kembali terfokus ke arah papan monopoli tersebut.
"Dasar genit." ujar Rita. Ia lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Terlihat Calvin yang tengah memandangi kepergian Rita. Seketika ia tersenyum sangat bangga.
"Baru beberapa jam yang lalu kita bercinta, dan sekarang kau sudah berhasil membuat libido ku kembali bangkit." guman Calvin dalam hati.
Calvin juga tidak tahu mengapa dirinya begitu terpana terhadap Rita. Padahal mereka berdua tidak saling mengenal satu sama lain secara dalam.
Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?
"Adam." panggil Calvin.
"Iya?" jawab Adam.
"Kamu suka sama kakak yang tadi itu?" tanya Calvin. Ia terlihat sangat penasaran dengan hal tersebut.
Adam terdiam sejenak. Tetapi ia lantas menggeleng. "Kak Aldo? Enggak terlalu. Dia aneh."
Calvin lantas mengernyitkan dahi. "Aneh?"
"Adam enggak bisa jelasin. Tapi tadi waktu nonton bioskop, Kak Aldo ditelpon terus sama seseorang. Dia ngaku nya lagi lembur. Padahal kan aslinya lagi nonton sama aku dan Kak Rita. Terus aneh nya lagi, Kak Rita lama banget balik dari toilet." jawab Adam seraya terus memainkan monopoli nya.
Calvin lantas terkekeh. Ia mendapatkan kelemahan dari Aldo. Selain itu, ia pun teringat dengan adegan dewasa mereka di dalam toilet wanita tadi.
"Berarti Kak Aldo itu pembohong dong ya?" tanya Calvin.
Adam mengangguk. "Iya, kak. Adam sama Kak Rita enggak suka sama orang yang pembohong."
"Yaudah, mending biarin aja." jawab Calvin.
Adam lantas menatap ke arah Calvin lekat. "Kak Calvin mau janji sama Adam?"
Calvin lantas mengangguk. "Tentu. Memang nya ada apa?"
"Jagain Kak Rita ya. Terus, jagain Adam juga. Kita enggak punya siapa-siapa lagi. Sejak ketemu sama Kak Calvin, aku jadi tahu hal-hal baru. Aku suka main sama Kak Calvin." jawab Adam seraya tersenyum.
Mendengar hal tersebut lantas membuat Calvin tersentuh. Ternyata ia telah mendapatkan posisi VVIP dari sang adik ipar.
Baiklah, ia tidak akan mengecewakan kepercayaan yang diberikan oleh Adam.
"Kak Calvin janji." jawab Calvin mantap.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Client ✔
RomanceClarita Wijaya, seorang dokter gigi muda yang masih menyandang status single sampai saat ini. Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang Dangerous Client bernama Calvin Anderson yang merupakan seorang CEO di sebuah perusahaan ternama. Calvin Ander...