Aku mencintaimu, bukan obsesi. Jadi aku tahu kapan harus terus berusaha dekat, aku tahu kapan harus menjaga jarak.
Bukan karena aku tak terlalu cinta. Aku sangat cinta. Tapi aku cukup bijaksana untuk memahami bahwa jika yang ku cintai adalah seseorang yang tak memiliki kapasitas untuk berinteraksi dengan penghargaan terhadapku, maka aku cukup mencintai dari kejauhan.
Aku tak menyalahkan atau menjelekkan. Karena setiap orang memang harus memperlakukan orang yang berbeda dengan cara yang berbeda. Jika padaku dia tak bisa mencooba merendahkan hati dan ego untuk berusaha menjalin silaturahmi yang positif, itu bukan salahya, dan aku tak boleh memaksanya, jika aku memaksa maka aku egois. Sementara, jika aku mengizinkannya melakukan hal-hal yang tidak respek padaku, maka secara otomatis aku membuatnya menjadi seseorang yang egois.
Cinta memang seperti itu. Terkadang untuk bahagia kita harus melewati perjalanan penuh pelajaran. Termasuk pelajaran untuk menerima tanpa memaksakan, pelajaran untuk menyayangi tanpa memiliki, pelajaran untuk berharap tanpa terobsesi.
Dan jangan lupa, selalu berdoa yang terbaik untuknya.
-Aldo Prasetyo Pratama