27. All Because of Princess Fadeyka

95 15 0
                                    

Terkadang pantai adalah sebuah sinema dimana hamparan pasir, deru ombak dan semilir angin sebagai tokoh utamanya.  

  ▪○●□●○▪  

Riian tak kalah pusingnya dengan Alyasta. Ia selalu tak pernah bisa fokus dengan pekerjaannya. "Apa yang kalian dapatkan?" tanyanya dengan nada yang terdengar dingin.

"Maaf, Sir. Sampai detik ini kita belum menemukan Miss. Zeprillya," jawab salah satu dari beberapa orang orang suruhannya.

Riian menghela napasnya. "Apa saja yang kalian lakukan? Kenapa kalian belum menemukan adikku?" Nadanya benar benar terdengar frustasi.

"Maafkan kami, Sir."

"Aku tidak perlu maaf kalian. Aku ingin adikku kembali secepatnya. Pergilah, Eropa, Inggris, Indonesia. Kemanapun. Kalian harus mendapatkannya kembali."

"Baik, Sir," ucapnya kemudian berlalu meninggalkan ruangan kerja Riian.

Riian menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya. Ia kembali memandangi bingkai dengan gambar dirinya bersama adiknya. "Dee, kembalilah."

Sofia mengusap lembut lengan kekasihnya, memberinya kekuatan agar bertahan dalam pencariannya.

Riian meraih ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Daddy. Apa ada kabar tentang Princess?"

"Belum ada." Terdengar helaan napas diseberang sana. "Pulanglah, masuk ke kamar adikmu. Mungkin saja kau menemukan sesuatu disana. Setelah kau mendapatkannya segera cari kebenarannya."

Riian mengerutkan keningnya. "Apa maksud Daddy?"

"Pergilah."

"Tappi Da..."

Panggilannya terputus.

"Ada apa?" tanya Sofia.

Riian menggeleng, ia sama sekali tidak mengerti apa maksud Daddy nya. "Kita harus pergi sekarang."

Tanpa berlama lama Riian segera menuruti apa kata kata Daddy nya. Tidak ada salahnya jika mencari tahu.

Setibanya di Mansion, dengan segera ia berlari nenaiki anak tangga menuju tempat tidur Zeprillya. Ia mencari sesuatu yang bisa menjawab semuanya.

"Riian," lirih Sofia dengan tangannya memegang selembar foto yang membuatnya menggeleng tak percaya.

"LETICIIAA!!!!" geramnya setelah melihat apa yang membuat adiknya pergi.

"Jika ayahmu tahu tentang ini maka aku yakin dia juga tahu dimana Zee sekarang. Cobalah paksa ayahmu mengatakanya." Sofia menarik narik lengan Riian. "Aku mohon," pintanya.

Riian kembali mendial nomor Daddy nya.

"Kau sudah menemukannya?"

"Dadd. Zee hanya salah paham. Aku tahu dari kebenaran foto ini, Dadd."

"Maksudmu? Apa foto itu adalah hasil photoshop?"

Riian menggeleng, "Tidak, ini asli, hanya saja Alyasta tidak sadar saat Leticia meyuruh orang memotretnya. Aku bukan ingin membela iblis itu, tapi ini benar adanya. Foto ini terjadi ketika kita sedang berada di melbourne beberapa bulan lalu." Riian sangat ingat waktu itu Leticia datang dan memeluk Alyasta secara tiba tiba. Benar benar wanita licik.

"Daddy mungkin percaya. Tapi adikmu?"

"Katakan, dimana dia sekarang?"

"Maaf, Riian. Daddy tidak akan mengatakannya, biar dia sendiri yang memberi tahu kalian. Tapi Daddy bisa pastikan bahwa Zee baik baik saja saat ini. Percayalah. Kalian hanya perlu sedikit sabar dan usaha lagi."

Beautiful DisasterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang