My Donut and your Do not

2.3K 207 3
                                    




Brakk...
"Aku pulang..."gadis itu melipat payung nya,sepayu nya tampak basah terkena becek.

Naruto menatap gadis itu,memperhatikan nya dari atas hingga ujung kaki"Kau dari mana?membawa payung tapi bisa basah seperti itu"pria itu segera membawa handuk.

"Ah,terimakasih.Aku dari rumah Sasuke..."jawab Hinata seraya mengeringkan rambut nya.

"...jadi kau habis mandi di rumah nya?"sinis Naruto.

"Ah,apa maksud mu?angin di luar cukup besar kau tahu?!,payung ini tak terlalu berguna"Hinata melempar handuk itu ke sofa.

"Hmmm...kau punya sesuatu,Naruto?"gadis itu membaui udara di ruangan kecil itu.

Naruto tersungging tipis"Tidak..."bohongnya.

"Ayolah...bau ini manis,aku bisa mencium nya...kau tak mau membagi kue mu padaku ....?!"tanya Hinata curiga.

"Tidak...aku membeli ini dari gaji pertamaku.Dan kau...kau juga cukup pelit,Hinata..."Naruto menyembunyikan sekotak kue di balik bantal besar nya.

Hinata mendekat,sorot matanya tajam mengintimidasi"Kau itu,...sudah cukup baik aku membiarkan mu tinggal diflat ku,bahkan aku membagi meja ku dengan mu...mana?!,aku minta Naruto..."Hinata berusaha meraih kotak kue itu.

"Hei,jika kau memaksa itu namanya merampok"Naruto menghalau tangan nakal gadis itu,yang merayap di belakang nya.

"Aku lapar Naruto,dengar lah..."Hinata menunjuk perut rata nya yang berkriuk.

Naruto terkekeh"Penciuman mu tajam,baiklah tebak apa itu?!"Naruto mencengkram kedua pergelangan gadis itu.

Hinata tampak menajamkan cuping hidungnya,memastikan bau itu"Aku fikir ini seperti gula...dan,Donut...ya ini donut kan?!"tebak nya.

"Ya...benar gula,dan gula itu tak sehat untuk wanita...kau ingin kancing baju mu ini terlepas?!"Naruto menarik lengan itu,mendekat.Mata nya memperhatikan dada sang adik.

Hinata membola,marah"Hei,apa yang kai fikir kan?!"

Naruto terkekeh,mengulum bibirnya"Gula itu bisa membuat mu gendut,lihatlah ukuran dada mu,baju mu tak akan bisa menampung itu!!"

Hinata memerah padam"Dasar kau,cabul!!"sebuah bantal melayang ke kepala pria pirang itu.

"Hei...Ini sakit"Naruto meringis.

Melihat sang pria lengah menjaga kotak kue itu,Hinata segera menerjang tubuh kokoh sang pria,meraih kotak di belakang Naruto.Namun....

BRUGH...
Sofa itu terguling menelungkup mereka.

"Akh...kau...!?"kepala gadis itu mendongkak,sandaran sofa menindih tubuh nya.remang Ia bisa melihat sorot biru  dalam kukungan sofa, sialan itu.

"Hmm...kau berat,Hinata"Keluh sang kakak di bawah sana.

"A...apa??!"Hinata memerah malu,memyadari kini ia malah berbaring tertelengkup di tubuh kekar itu.

Shafir Naruto bulat sempurna,berbinar.Merasakan tubuh nya tertindih sang adik,terasa jelas sepasang benda empuk nan hangat itu menempel di bidang dada nya.

Amethyst itu mendongkak bersibobok dengan ombak samudra itu.

Sesaat  hening,mereka merasakan kehangatan menyelubungi tubuh mereka di tengah hujan deras di luar sana.

Lantai dingin itu pun mulai terasa hangat ,bagi sang pria yang masih menikmati paras cantik si bawah sana.Meski cukup remang Ia masih bisa melihat garis wajah sempurna itu.

"Aku mau donut nya?"lontar Hinata memecah kecanggungan.

"Itu donut ku"jawab Naruto pendek,masih menatap sang adik yang tampak belum mau beranjak dari tubuh nya.

"Kau suka,Hinata?!"lagi,Naruto bicara.
Tangan nya mengelus lembut surai indigo itu.

Tubuh Hinata menegang,mulut nya terkatup rapat.Ia merasakan sensasi itu mulai bergejolak di dalam darah nya.
"Tidak!!"jawab nya,entah untuk pertanyaan pria itu atau untuk mengenyahkan hasrat nya.

Naruto merenggangkan tubuh nya,menyamankan posisi nya yang masih tertindih tubuh dan sofa itu.
"Aku,sungguh tak keberatan...jika kau suka,Hinata"Lagi,pria itu merapikan rambut lepek itu.

"A...apa maksud mu?,Tidak aku tak suka,Tidak!!"Hinata menundukan wajah nya,hampir menyentuh dada Naruto.

"Haah...kau masih bilang tidak,padahal kau..."Naruto memutus ucapannya, menarik nafas.

Hinata merasakan tubuh bawah pria itu mulai mengeras,tubuh nya serasa membubung tak kala pria itu menggesek  tubuh nya"Tidak...aku katakan Tidak!!"nada tinggi keluar dari gadis itu.

Naruto menatap terkejut"Apa yang tidak?,apa yang kau fikirkan?!,Oh...apa kau berfikir ITU?"tanya Naruto menahan tawa.

"Hei...lalu apa maksud mu?"protes Hinata malu.

"Itu...Donut itu,hm...tapi aku fikir kau juga suka dengan posisi ini,hm'.."?!"seringai Naruto.

"Tidak....oh maksud ku,ya...aku suka Donut itu...tapi aku tak suka tertindih seperti ini!!"nyalang nya.

"Kau yang menindih ku,Hinata...Bangunlah...Sofa itu tak seberapa berat di banding tubuh mu"jelas Naruto.

"Aku akan coba...uh ini berat Naruto,punggungku akan cerdera"keluh nya.

"Baiklah,aku akan coba menggeser..."Naruto mulai menggeser tubuh nya,turun naik dengan ritme tak teratur...nafas nya memburu,Hinata bisa mendengar itu,"Ini cukup sulit,kenapa kau menerjangku seperti itu?,Ini jadi merepotkan"keluh Naruto.

Hinata terdiam,Ia masih merasakan gesekan itu di bawah sana.Gadis itu menelan saliva nya kasar..."Hinata,singkirkan fikiran mesum itu..ayolah Dia kakak mu,dan Dia pria yang menyebalkan..."batinnya menahan perasaan itu.

"Hinata kau baik-baik saja?"panggil Naruto yang mulai bisa mengambil nafas dari balik sofa yang terbalik  menelungkup itu.

Hinata merasakan panas dingin,keringat mengalir di pelipis nya. kini MILIK pria itu tepat di depan wajah nya,Ia bisa melihat benda di balik celana Jeans itu mengeras dan...terlihat besar.
"Hinata keberuntungan atau bencana apa yang kini menimpa mu?!.oh,Tuhan!!dia sexy sekali..."lirih hati nya memandang pusaka sang pria.

Dan,
Brakkk...

Sofa itu terguling lagi,Hinata mengerjapkan mata nya menyadari lampu ruangan kembali menerangi.

"Hinata,sedang apa kau di bawah sana?"Naruto melihat gadis itu masih terpaku di pangkuan nya.

"I..itu,A..aku.."Hinata berusaha bangkit.

Naruto masih mengulum senyum nya,"kau suka disitu...?"suara nya tedengar serak.

Hinata bangkit memegang punggung nya"Tampak nya ini akan lebam,huh"keluh nya merasakan sakit di badan belakang nya.

"Kau ingin aku lihat?"Naruto mendekat.

"Hei,...tidak...kau ingin menyentuhku kan?!"tatapan curiga,Hinata.

"Kalau aku mau menyentuh mu sudah ku lakukakan di bawah sana tadi"bela pria itu.

"Baiklah..."Hinata membalikan tubuh nya,membelakangi pria itu.

Ia membuka satu persatu kancing kemeja hitam nya,dan...bahu mulus itu terbuka perlahan.

Naruto membola terperanjat,Ia tak mengira Hinata akan mengizinkannya melihat itu.

"Jadi bagai mana?,apa itu biru?,merah,ungu?"tanya gadis itu,seraya menahan sisa baju nya.

"I...itu...putih dan...."Naruto menyentuh bahu Hinata,jari nya membuat pola melingkar.

Remang bulu kuduk gadis itu berdesir merasakan hangat jemari itu.
"Sial,perasaan  itu datang lagi"gadis itu merutuki,betapa Ia menikmati sentuhan jemari Naruto.

"Kau masih meng-inginkannya Hinata...??"lirih Naruto,suara nya semakin serak.

Mata nya terpejam,memutus logika nya.
"Yeah...I Do.."Hinata mengernyitkan tubuh nya,saat nafas sang kakak sambung nya itu menghembus di leher nya.

"I...DO..."....

Next...









Love is crazyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang