"Queen kantin yuk... Laper nih gue." ucap. via seraya menarik tangan Queen.
"ehhh, bentar dulu... Latihan gue belum selesai, gimana kalo elo aja ke kantin, soalnya Latihan nya bakal dikumpul sekarang."
"yah, gue sendiri dong."
"ngak ahhh ada gue di sini buat loe." sahut Gio yang membuat Pipi Via memerah.
"dasar Buchinee" sahut Queen menatap Gio sinis.
"stop. Kalo gitu gue pergi dulu ya... Bye Queen."
"hm... Pergi aja,, jan balik balik." Via hanya terkekeh melihat sikap Queen yang setidaknya mulai berubah dari pertama awal masuk.
Sekarang dikelas 11 IPA2.. hanya tersisah 3 orang... Vigo, Queen, dan juga Loly... Loly adalah salah satu anak terpintar dan dijuluki kutu buku.
Queen merasakan pergerakan dari kursi disebelahnya. Ia menoleh dan menangkap seorang yang dari tadi membuatnya Jengkel.
"nyemak banget sih loe disini, pergi ngapa."ucap Queen risih
"Queen Cantik, gue ngak kelihatan tulisan didepan, malah kecil kecil lagi."
"Vigo Jelek, kan meja depan lain banyak, tuhh disamping Loly juga ada."
"Queen imut, kalo gue duduk dekat Loly yang ada gue kena ceramahnya."
"Vigo gila, kalo loe duduk deket Loly masih untung kena ceramah, kalo dengan gue loe ngak pindah juga, gue tabok loe." kata Queen yang sedari tadi sudah menahan emosi.
"Queen manis, loe tabok juga ngak pp, asal taboknya pakek cinta yang tulus yakk." katanya gombal membuat Queen serasa ingin muntah.
"Vigo Jelek, gila, gak waras, dan stres nya ngak ketulungan.... Gue tabok lo pakek ni penggaris, biar kapok loe." kata Queen yang mengebu gebu.
Sebelum Queen menyelesaikan ucapannya Ia sudah duduk kesamping Loly, sambil terkekeh.
Melihat situasi, Loly langsung saja angkat bicara.
"Loe, kapan Tobat sih? Keburu kiamat tau rasa loe." Loly memulai ceramahnya.
"Loly, sehari aja loe ngak ceramah bisa ngak, panas nih kuping gue."
"maka dari itu gue suruh loe bertobat, masa suruh bertobat aja kuping loe langsung panas, dasar setan lo."
"ya Tuhan, kemana lagi saya harus duduk"
di barisan satu lagi adalah meja Fely, itu adalah gadis yang notabene nya paling centil, dan pengakuannya juga Fely menyukai Vigo, ia tidak mau berurusan dengan Fely, jika ia duduk di kursinya.
Dengan keputusan yang luar biasa, Vigo menduduki lantai yang dingin, padahal cuaca diluar sangat dingin, dan ia belum sarapan. Ah... Dia tidak peduli... Yang ia pedulikan adalah latihannya, jika tidak bu Ison akan memarahinya.
Bu ison lah Guru Killer dari segala guru yang pernah mereka kenali.
.
Jangan sekali kali bermain dengan bu Ison.. Tapi berkali kali akan lebih seru.. Itulah prinsip Vigo.Karena iba, Queen tidak tega, wajah Vigo kian memucat.
"ehh loe, yaudah duduk samping gue aja." sahut Queen kasian.
"kalo loe cuma khawatir karena kasian lebih baik gak usah, gue gak perlu pengasihanan loe." kata Vigo mengumpulkan buku nya diatas meja guru dan pergi dengan membanting pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMAZING CHANGES❇
Dla nastolatkówAku bukan lah seorang yang lemah, aku bisa membuat semua orang kagum padaku... dan aku disini akan membuktikan semua ucapanku.. Tertanda.. QUEENLYN