Part 4

10 7 0
                                    

"Yeahh, abang kita pulang juga dari Uks, ehh ada neng Queen juga." sahut Kevin tak kalah kuat.

"diam loe karet cabe." kata Vigo dan dikekehi Gio serta Rafa dari belakang.

"Gue ganteng masak dikatain Karet Cabe." Kevin mulai mengkerucutkan bibir nya seperti anak kecil.

"Gue lebih ganteng dari Loe." Ujar Vigo dengan gaya yang sangat PD , karena memang itu kenyataannya.

"owh iya." kekeh Kevin

Tak lama Via menimpali kata kata Vigo.

"sok sok an banget lagi kalo loe ganteng, Bokap gue lebih ganteng." kata Via tak kalah tegas.

"tapi gue juga cakep."

"Bokap gue lebih cakep."

"tapi gue juga keren."

"Bokap gue juga lebih keren"

Baru saja ia ingin membantah langsung saja Queen memotong kata katanya.

"Loe sadar dong, Bokap dia lebih ganteng daripada loe." cerca Queen tak terima akan adanya perdebatan.

"buktinya apa?" kata Vigo tak mau kalah

"Bokap dia mah Laku, udah punya Nyokapnya. Lah elo jangankan Laku, nembak cewek aja mungkin ditolak." mungkin bagi para orang orang itu kata kata yang menyakitkan, tapi bagi Vigo itu adalah jalan ia untuk lebih dekat pada Queen.

Karena pasalnya banyak sekali yang mengejar ngerjar Vigo tanpa ia suruh. Dari yang menyukainya diam diam, atau menjadi penguntit, bahkan yang menyatakan perasaannya lebih dulu.

"sorry ya, gue laku. Siapa aja pasti mau sama gue." katanya dengan kepercaya dirian yang tinggi.

" Hah semua? Sorry ya, gue mungkin harus mikir 10 kali keliling kalo bakalan harus suka sama loe." ucap Queen tak terima

"ya udah pikirin dari sekarang aja, biar nanti kalo gue tembak loe tinggal terima."

"idih... Kepedean banget loe." sanggah Queen.

"ngak pp PD asalkan gue serius." Ucap Vigo sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Gue tabok juga tuh mata." kata kata Queen semakin menjadi jadi.

"ngak pp tabok aja, asal taboknya pakai Cinta."

"Berani loe gombal lagi, gue tampol beneran nih."

"asal pakai Cinta ya."

Baru saja Queen akan memukulnya Bu Dyla memasuki kelas dan melihat Queen ingin memukul Vigo.

"Queen apa yang kamu lakukan?"

Dengan terkejut Queen menarik kembali tangannya dan menjadi gugup.

"Ia bu Queen mau mukulin saya. Nih bu sakit banget tangan saya, sampe merah.." kata Vigo bersikap manja.

"ihh, gue ngak mukul loe ya." geram Queen yang tersulut emosi.

"Queen, stop membela diri kamu, ayo ikut Ibu ke kantor, dan untuk yang lain Buka buku cetaknya dan kerjakan latihan halaman 54, dikumpul sekarang."

"yah... Bu saya ngak mukul dia" Queen kembali membela dirinya, yang nyatanya salah namun ia tidak sampai memukuli Vigo

"sekarang Queen." Tegas Bu Dyla

Sekarang Queen hanya bisa menghela nafas berat, mau tak mau ia harus terima konsekuensinya.

Setelah beberapa menit di introgasi dan diceramahi, akhirnya Queen mendapatkan Hukuman untuk membersihkan lapangan sendiri... Karena sisa air hujan tadi membuat lapangan menjadi sedikit tergenang.
Malang sekali Nasib Queen sekarang.

Mau tak mau Queen harus menjalankan hukuman yang diberikan.

"ihhh, gue kesel banget sama tuhh orang... lihat aja kalo gue ketemu dia." gerutu Queen pada diri sendiri.

"Hai Queen" apakah Queen tidak salah dengar... ia sangat hapal suara itu, ya itu Vigo, orang yang membuatnya harus melakukan hukuman ini.

Queen mendongak dan mendapatkan Vigo seorang diri sedang memegang alat untuk mengepel.

Ia binggung kali ini dan melupakan luapan amarahnya.

"lahh loe kok ada disini?" tanya Queen penasaran

"gue ngak bawa buku latihan, makanya gue dikasih hukuman ini juga." cengir tak bersalah ia tampilkan pada wajah Queen.

"lah,,.." Queen semakin tidak mengerti.

"Ternyata loe ngak peka juga ya, gue sengaja bilang kalo loe mukul gue, gue tahu Bu Dyla bakalan ngasih latihan karena ia akan ada rapat dengan beberapa guru lainnya... Jadi kita bisa menghabiskan waktu berdua disini."

"ASTAGA!!" pekik Queen dan refleks menepuk jidatnya sendiri karena ia baru mengerti maksud Vigo membuat skenario ini.

Vigo hanya Terkekeh lucu akibat sikap unik yang Queen tunjukan...

ia melepaskan alat pel yang sedari tadi masih setia berada di pegangannya dan mencubit pipi Queen lembut dan terbesit sedikit perasaan Gemas dihatinya.

"ihhh loe kok bisa bodoh banget? Gue ngak mau tau ngerjain ini, malah ni lapangan gede banget lagi." kesal Queen dengan amarah nya.

"Gue akan buat semua nya menjadi hal yang kecil, dan gue yakin pasti ngak akan berasa." ucapnya meyakinkan.

"awas aja ya loe, malah nambahin kerjaan gue."

"gue bakalan buat semuanya jadi semakin ringan." masih saja Vigo berusaha meyakinkan Queen akan Kata katanya.

"VIGO, QUEEN..
IBU MENYURUH KALIAN MEMBERSIHKAN LAPANGAN BUKAN UNTUK PACARAN. CEPAT SELESAIKAN ATAU SAYA AKAN MENAMBAH HUKUMAN KALIAN" Teriak Bu Dyla dari kantor.

"Gak pp ditambah asal kerjainnya bareng Queen." sahut Vigo tak kalah keras. Namun untung saja Bu Dyla sudah tidak ada.

"Apa loe bilang, gue Tabok loe pakek ember." sahut Queen mulai marah.

"coba aja kalo berani." ucap Vigo menantang.

Alhasil berakhirlah mereka dengan kejar kejaran dan pakaian yang basah akibat jatuh di lapangan serta hujan yang kini kembali mengguyurnya.

Sebenarnya mereka ingin protes karena Hujan yang kembali turun, namun itu semua terlupakan akibat kelakuan mereka sekarang ini, mereka semakin menjadi, dan berakhir dengan tawa bahagia.

Jeng jeng jeng

Hehehehe
Akhirnya Up juga

Bentar lagi mendekati konflik
Ikuti terus cerita mereka

Hehehehe

Salam dari Bang Vigo
😉

VOTE AND COMMENT

Salam Hangat

Myken🍉

AMAZING CHANGES❇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang