Part 7

7 2 0
                                    

"hai, eneng gelis mau kemana atuhh,  sini ama babang kepin" ajak nya untuk duduk dibangku kosong tepat disebelahnya.

"idih najis banget sama loe" ya..  Judes lah selalu yang ada di bibir Queen yang akan keluar.

"ya ampun Queen, mulutnya jangan kasar gitu dong" kata Via membuat ku semakin muak

"ngak apa Vi. Namanya lagi PMS" sahut Kevin dari belakang.

Ku tatap tajam mata coklat milik kevin sangat dalam.

"ehh iya, ngak lagi deh... "

"kayaknya loe lagi badmood ya? "
Siapa lagi kalo bukan Vigo.

"ngak tuhh" kataku cuek saja seperti biasa.

"masa sihh" sambung nya lagi.

"apaan sih, alay banget" untung saja masih pagi..  Kalo enggak buku ditangan gue udah masuk kali di mulutnya.

"alay alay tapi ganteng kan? " ingin saja aku memuntahkan seluruh isi sarapan yang sudah kumakan tadi pagi.

"ishh jijik banget"

"yakin?? "

"yak---"

"selamat Pagi Vigo" astaga cewek licik itu belum puas juga ternyata?

"owh selamat pagi Cya cantik...  Yuk kita duduk di sana" ajak vigo ke kursi taman sebelah.

Huhfff bagaimana pun aku akan selalu sendiri.

"hey... "

Aku menatap orang itu lekat.

"ehh elo? "

"hehehe...  Lama tak jumpa Alyn ku"

"shuttt, jangan panggil aku Alyn lagi.  Sekarang panggil Aku Queen"

"kenapa? "

"ceritanya panjang"

"owh ok Queen"

"elo kok bisa di sini? "

"iya Nihh Bunda suruh gue pindah sekolah dan ikut bareng elo"

"ya udah masuk sana nanti lo di kena marah" sambungnya lagi.

"lah emang loe ngak kena marah?"

"gue kan anak baru, jadi datangnya bareng guru" katanya sok cool sambil menaik turun kan alis.

Setelah percakapan ringan tadi terjadi akhirnya jam sudah menyuruh bel untuk berbunyi.

"selamat pagi anak anak, sekarang ibu bawa murid baru...  Kalo kemaren murid barunya perempuan sekarang ada yang laki laki. Mari masuk nak" sambut bu Ison

Kalo dari yang kulihat mata mata para cabe atau gadis gadis itu seperti melihat pesona yang sempurna.

Ya, dia tinggi, gagah, pintar olahraga, pintar dalam seni, tampan dengan alis mata tebal, bola mata bulat serta berwarna coklat hidung mancung, bibir tipis, serta rahang yang tegas.


Namun salahnya ia kurang dalam Akademik.


Ya mungkin Tante Fany sengaja memasukan dia di sekolahku, agar aku bisa mengajarinya setidaknya untuk memahami beberapa pelajaran.


"Hai semua,  selamat pagi...  Nama saya Jacky Maofred. Bisa dipanggil Jac."


"jac,  kamu boleh duduk di depan Queen"


Jacky hanya menggaguk.

Aku tersenyum, setidaknya aku memiliki sahabat yang telah mengerti keadaan ku sejak bertahun tahun.

Semua masalah ku.

Semua keluhan ku.

Atau tentang masa lalu ku.

"pinjem hp loe dong"

Segera ia menggerogoh kantong celananya.

Ku coba pin nya yang dulu.  Masih tetap sama.

Ku lihat wallpaper hp nya. Masih tetap yang sama.

Dasar kebiasaan.

Saat ia datang,  aku tak tau mengapa aku menjadi hangat dan lembut bersama nya.

Aku menginginkan perhatiaannya seperti dulu.


Hanya dia lah yang bisa menyejukan hati ku.

Aku akan menelfon tante Fany.

Halo

Halo tante, ini Queen

Owh iya Queen sayang, ada apa..?

Terima kasih masih mau menghadirkan Jacky untuk bersamaku.

Oalah..  Tidak apa apa nak,  tante sudah menggapmu seperti anak tante sendiri.


Tante bisa aja,  sekali lagi Terima kasih.

Iya sayang

Tante aku tutup dulu ya telfonnya soalnya Queen mau lanjutin pelajaran.

Owh baiklah sayang, tante juga minta tolong untuk bantuin jacky memahami pelajarannya..

Ok, tante...  Bye

Bye juga sayang..

Masih  sama seperti yang dulu.

Aku merindukan mereka semua.

"hey..  Apa aja yang kalian bicarain, kok gue ngak denger" sahut nya dari arah pintu masuk.


"lah kan elo di luar" sambung ku padanya.


"hehehe iya juga ya...  Nih minum.... buat loe"


Inilah yang kumaksud... Aku merindukan perhatiannya.

"makasih"

Dia hanya tersenyum dan mengangguk.

Aku memandangi wajah tampan jacky.  Dia bukan hanya menghangatkan tapi melindungi ku.

Aku bahagia pernah mengenalmu.



Yeay.....

Aku up lagi...

Janlup
Vote and Comment

Salam hangat

Myken

AMAZING CHANGES❇Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang