✴ Jurang Gelap Beracun (1) ✴

490 73 50
                                    

Suara langkah kaki menggema di sepanjang lorong yang diterangi obor di setiap dindingnya, menuju tempat di mana seseorang tengah disibukkan dengan cermin di tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara langkah kaki menggema di sepanjang lorong yang diterangi obor di setiap dindingnya, menuju tempat di mana seseorang tengah disibukkan dengan cermin di tangan.

"Apa kau sudah mendengarnya?" tanya pemuda tinggi ketika menghentikan langkah tepat di mana seseorang tengah membelakanginya.

Seseorang itu berbalik, masih fokus pada cermin berbingkai emas di tangan, cermin yang membiaskan wajah tampannya. Ia mendudukan dirinya, masih tidak menanggapi pertanyaan dari pemuda yang menjabat sebagai sahabatnya itu.

"Yunhyeong!" seru si pemuda meminta perhatian dari seseorang yang ia panggil.

"Jaga bicaramu itu, Junhoe ..., " ucap Yunhyeong dingin.

Ia menatap Junhoe yang berdiri tidak jauh darinya.

"Atau, aku akan mengubahmu jadi kodok." Ia menunjuk Junhoe dengan cerminnya, kemudian tertawa begitu saja.

Junhoe menghela napas panjang, sahabatnya satu itu memang sulit diajak bicara serius.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Junhoe.

Yunhyeong terlihat berpikir "Tidak ada." Ia mengedikkan bahu.

"Karena ... " Yunhyeong berdiri, melipat kedua tangannya di dada. "Dia yang akan mencari ku," Ucapnya percaya diri, sebuah seringai terlukis di wajahnya.

Sementara itu Junhoe terlihat khawatir, tentu saja ia tidak mau hal buruk terjadi kepada sahabatnya. Melihat sikap Yunhyeong, tentu saja Junhoe merasa sahabatnya itu bisa saja terluka. Akan tetapi, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.

Junhoe menghela napas. "Terserah kau saja."

oOo

"Berhenti menatapku seperti itu."

Jiwon mulai kesal dengan pemuda yang sekarang sedang duduk berhadapan dengannya karena sedari tadi menatapnya tanpa mengatakan apapun, hal itu membuatnya risih.

Pemuda itu tidak memperdulikan perkataan Jiwon, ia tetap tidak mengalihkan pandangannya. Pemuda itu -Hanbin- melipat kedua lengan di dada.

"Bagaimana kau bisa berada di dalam cermin itu?" Tanya Hanbin penasaran.

Jiwon yang mendengarnya pun terkekeh kemudian menghela napas. "Kau tidak perlu tahu."

Hanbin pun berdecak kesal karenanya.

Jiwon mengangkat kedua kaki dan meletakkannya di atas meja, kemudian menyandarkan punggungnya. Lagi-lagi ia menghela napas, ia harus memikirkan rencana yang bagus perihal apa yang akan ia lakukan setelah ini. Terlebih lagi hanya tersisa sedikit kekuatan di tubuhnya, itu karena seseorang yang menyegelnya di cermin telah menyerap hampir semua kekuatan yang ia miliki.

"Si berengsek itu, aku akan membunuhnya nanti," gumam Jiwon, mengepalkan jari-jarinya.

"Permisi pak ..., " Panggil Hanbin sembari mengangkat sebelah tangan. Jiwon pun menatapnya. "Apa kau tidak akan memberiku makan?" Ucap Hanbin, memegangi perutnya menandakan betapa laparnya ia sekarang.

Magic Mirror | DoubleBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang