GLAVIC #26

72.2K 2.9K 9
                                    

Author POV

Kini seluruh calon osis kelas sepuluh berada di aula, dan juga kakak kelas osis mereka. Kira-kira ada dua belas anak kelas sepuluhnya, sepuluh orang kelas sebelasnya, dan enam orang kelas dua belasnya yaitu Victor and the genk trouble maker- nya.

Kemudian anak osis kelas sebelasnya mulai berbicara. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh... selamat sore semua, hari ini kita mengadakan pertemuan pertama kita dengan calon osis kelas sepuluh...."

Skipp ➡️

Sudah jam lima sore. Acara rapat osis baru berakhir, Gladys bimbang. Apa dia pulang dengan victor atau tidak, namun gadis itu langsung menggelengkan kepalanya. Mana mungkin orang seperti Victor mau repot-repot memberinya tumpangan apalagi dengan masih banyak siswa yang belum pulang.

Tapi, ketika Gladys berjalan melewati gerbang, matanya tak sengaja melihat Aura, kakak kelasnya masuk ke mobil Victor dan diikuti cowok itu. Gladys menarik nafas dan menghembuskannya.

Kembali berjalan namun ada yang memanggilnya.

"Gladys!" Gladys menengok dan itu ternyata Risa.

"Bareng ya, aku gak dijemput kali ini. Jadi kita naik bus bareng aja ya..." Gladys tersenyum dan mengangguk.

Akhirnya Gladys dan Risa naik bus umum yang disediakan untuk anak sekolah.

**********

Gladys masuk ke apartemennya dengan lesu,namun wajah itu ceria melihat mamanya yang sedang menunggunya.

"Mama!!" Pekik Gladys dan langsung berhambur ke pelukan Ilena.

"Kamu kenapa sayang kok lesu gitu?!" Ya, tentunya sang ibu selalu tau perasaan anaknya.

"Gak. Aku cuma kangen aja sama mama.." Gladys tersenyum melupakan masalahnya sejenak.

"Hm..kalau kamu gak mau cerita juga gak apa. Tapi, perasaan gak bisa kita pendam sendiri. Mama bakal nunggu untuk kamu siap cerita!"

"Iya mahh.."

"Yaudah mama kesini mau ajarin kamu masak. Kita masak bareng ya, buat Victor terkagum sama masakan anak mama yang cantik ini" mendengar nama itu membuat gladys unmood seketika, tapi langsung ia enyahkan mengingat mamanya.

Gadis itu tersenyum senang walaupun hatinya gundah "Iya mah, yaudah aku ganti baju dulu" Gladys mencium pipi Ilena sekilas dan menuju kamar untuk berganti baju.

**********

"Kok, suami kamu belum pulang juga ya..." Ilena menatap pintu apartemen belum ada tanda-tanda pintu itu akan dibuka, begitupun dengan gladys.

Gladys teringat bahwa Victor setelah rapat tadi dia dengan Aura, 'apa mungkin dia masih sama cewek itu?' pikir Gladys. Gladys pun hanya bisa menghela nafas.

"Mungkin kak Victor masih sibuk ngurusin osis mah..." Ujar Gladys menenangkan ilena.

"Masa sih? Udah jam delapan loh..."

"Nanti makanannya keburu dingin kan gak enak!" Lanjut Ilena, Gladys menghembuskan nafas.

"Sebentar lagi pasti pulang kok mah...lagipula kalau makanannya dingin nanti bisa Gladys hangatin lagi. Mama tenang aja, kak Victor pasti bakal makan masakan kita dan dia juga pasti suka.." Ilena tersenyum hangat pada anak gadisnya itu dan begitu juga dengan Gladys.

"Iya. Mama tenang aja, kak Victor lagi ngurusin osis yang baru. Oh iya, aku terpilih buat jadi calon osis yang baru" lanjut Gladys.

"Oh ya, terus tadi kenapa kamu gak bareng Victor?!" Tanya Ilena.

Jleb

Ingin rasanya Gladys bilang ' Victor sudah pulang sama cewek lain!!' pekik Gladys dalam hati. Ya gak mungkin juga Gladys ikut sama Victor dan berakhir dia jadi obat nyamuk antara Victor dan Aura.

Gladys berfikir "kak Victor masih urus kepentingan osis yang lain. Aku gak mau ganggu dia aja mah, jadi Gladys duluan tadi" Ilena mengangguk paham.

"Mah, udah malam lebih baik mama pulang. Nanti aku telpon pak Supri buat jemput mama" kata gladys.

Ilena mengangguk "Yaudah. Tapi kamu gak apa mama tinggal?" Tanya gladys.

"Gladys gak papa kok mah, bentar lagi juga kak victor pulang kok" Gladys berusaha menyakinkan Ilena. Wanita paruh baya itu hanya bisa mengangguk walau ia tak rela meninggalkan anak gadisnya sendiri.

"Yaudah mama tinggal ya, kalau ada apa-apa telpon segera!!"

"Iya mah...mamah juga hati-hati"

**********

Lagi-lagi Gladys hanya bisa menghela nafas. Dilihatnya apartemen setelah mengantar mamanya keadaan masih seperti tadi. Victor belum juga pulang.

' kemana cowok itu? Padahal sudah jam setengah sepuluh?' batin Gladys. Dilihatnya jam yang bertengger di dindingnya sudah menunjukan pukul setengah sepuluh. Tak bisa dielak Gladys merasa cemas.

Tapi dia tak mau perduli. Dengan gadis itu cemas, apa mungkin lelaki itu disana memikirkannya?Gladys berpikir  jawabannya 'Tidak'.

Gladys berjalan ke arah kamar tamu. Merebahkan badannya yang terasa lelah. Lelah fisik maupun batin. Tak terasa air matanya menetes di tidurnya.

GLAVIC (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang