GLAVIC #30

78K 3.5K 69
                                    

Victor POV

Sekarang adalah hari Minggu. Dan hari ini gue sudah merencanakan akan nge-date dengan Gladys. Intinya gue mau ngajak jalan berdua dengannya, kemana pun itu. Tapi yang pasti ada satu tempat yang sudah gue persiapkan khusus untuk gadis gue.

Gadis itu sudah selesai mandi, setelah gue setadi pagi menyuruhnya untuk bersiap-siap. Sedari tadi dia terus bertanya kemana namun gue mengalihkan dengan topik yang lain supaya dia terlihat sangat penasaran, sangat menggemaskan.

"Kita sebenarnya mau kemana sih kak?" Gladys dengan dress putih dan jaket jeansnya membuat dia semakin menggemaskan, dan sangat cantik.

"Kita jalan" ujar gue tanpa mengalihkan sedikitpun darinya.

"Jalan?nge...date?" Tanyanya dengan wajah polosnya.

"Yuk!" Ajak gue dan dia mengikuti gue. Seperti biasa gue dengan outfit gue, celana jeans, kaos polos putih dibalut jaket jeans. Seperti janjian dengan Gladys outfit kita sama, but kita sama-sama gak pernah janjian soal pakaian yang akan dipakai.

Author POV

Gladys masuk setelah victor membuka mobil untuknya, gadis itu tersenyum malu.

"Menurut Lo, yang enak kita kemana??" Tanya Victor melirik Gladys yang sekarang tampak berfikir.

"Gue mau nonton film horor, mau gak?!" Tanya Gladys.

"Oke.."

**********

"Lo gak takut filemnya tadi?!" Gladys yang sedang makan mendongak menatap Victor.

"Nggak. Pasti Lo berfikir kalo gue itu cewek alay dan manja gitu, yang..nonton film horor bakal ketakutan dan meluk-meluk gitu ya kak?!" Tebak Gladys membuat cowok dihadapannya tertawa.

"Lo kan emang cewek manja!" Ledek Victor sambil mengacak rambut Gladys membuat cewek itu melotot kesal.

"Kan berantakan rambut gue..." Rengeknya sambil menata rambutnya yang berantakan ulah victor.

"Tuh, gitu aja udah mewek. Ngaku gak manja?!" Sarkas Victor menatap geli Gladys.

"Ish, tapi kan gue gak alay.."

"Mau gimana pun, takdir cewek alay ya udah alay!!"

"Tapi kan gak semua cewek alay kali!! Contohnya gue. Gue buktinya tadi gak meluk Lo karena film tadi!!" Kata Gladys tak mau mengalah.

"Bilang aja Lo gengsi!"

"Idih! Kok Lo nyebelin banget sih kak.., ohh jadi kedok selama ini senior plus ketua osis yang ditakuti seantero sekolah!! Ternyata cowok alay yang cerewet" ledek Gladys sambil memeletkan lidahnya. Sontak hal itu membuat Victor membelalakkan matanya.

Melihat itu Gladys hanya terkekeh.

"Cepat habiskan makanan Lo, gue mau ajak Lo ke suatu tempat!" Gladys mengangguk dan melahap makanannya.

**********

"Kak, ini kita sebenarnya mau kemana sih??" Sudah beribu kali mungkin gadis itu menanyakan hal yang sama. Cowok bertubuh jangkung itu hanya berdecak.

Bagaimana tidak, mereka berjalan melalui pohon-pohon besar dan tinggi, seperti di hutan layaknya.

Akhirnya mereka berdua sampai di tempat yang victor rencanakan. Gladys mendongak menatap rumah pohon, seperti teringat dengan film masa kecilnya yang berjudul 'my heart'.

"Rumah...pohon??" Gladys menatap Victor, cowok itu mengangguk.

"Mau naik?" Tawar Victor, Gladys yang sebelumnya belum pernah menaik pohon awalnya ragu, namun dia mengangguk.

"Gue duluan tapi ya.." kata gladys.

Perlahan cewek itu mulai menaiki satu persatu tangga dengan Victor menjaganya di bawah "Jangan ngintip!!" Victor berdecak.

Gladys menatap takjub pemandangan serta isi dari rumah pohon ini, dimana ada kasur kecil, atap dan lantainya rapi, banyak boneka Doraemon kesukaannya, terlihat seperti sebuah kamar yang hampir di dominasi oleh kartun kesayangannya 'doraemon'. Ada juga beberapa fotonya yang sengaja digantung dengan indahnya.

Bahkan Gladys lupa untuk menutup mulutnya yang terbuka saking terkejut serta bercampur aduk.

"Suka?!" Tanya Victor. Gladys berbalik menatapnya.

"Ini semua..."

"Yah, gue bikin ini semua buat Lo"

"Tapi, bagaimana Lo bisa tau kalau gue suka Doraemon?!" Pertanyaan Gladys membuat cowok itu menyentil dahinya membuat gadis itu mengaduh.

"Semua koleksi boneka dan barang-barang kesukaan Lo semua Doraemon. Gimana gue gak tau" Gladys terkekeh mendengarnya.

"Makasih!" Gladys tersenyum membuat semburat merah menghiasi wajah cantiknya. Victor terpukau dibuatnya.

"Gladys!"

"Ya?"

"Gue tau gue bukan cowok romantis, gue cuma cowok brengsek yang bisanya membuli dan menyakiti Lo. Membuat Lo membenci gue dan terikat sebuah perjodohan, bagaikan sebuah hujaman buat Lo atas sikap dan kata kasar gue!" Victor menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan benda kecil membuat Gladys menatapnya penasaran.

"Gladys.., biarkan gue menjadi cowok satu-satunya dihati Lo, walaupun seburuk apapun gue...mau kah kita membuka lembaran baru? Untuk kita?" Victor mengeluarkan kalung Dengan liontin bertuliskan 'mine'

"Biarkan gue mencintai lo Gladys. Begitupun sebaliknya, mari kita belajar untuk sama-sama menerima dan saling mencintai" tutur victor.

Gladys menutup mulutnya, air matanya menjatuh hingga ke pipinya. Tanpa aba-aba Gladys itu memeluk Victor, cowok itu dengan sigap menbalas pelukannya dengan kasih sayang.

"Maukah?" Gladys mengangguk. Victor tersenyum dan memasangkan kalung di leher jenjang Gladys. Victor menatapnya takjub. Gladys benar-benar cantik.

"Cantik" gumamnya.

Gladys terkekeh "kenapa jadi melow gini yah?" Victor pun ikut terkekeh.

"Satu hal lagi!" Gladys mengangkat satu alisnya menatap victor.

"Gue mau kita gak backstreet lagi! Gue cuma mau semua orang tau kalau Lo cuma milik gue!!" Gladys tersenyum dan mengangguk padahal dalam hati ia terkikik.

"Terus gimana sama fans Lo, mereka kan buas!" Gladys terkekeh, victor hanya memutar bola matanya.

"Gue akan melindungi Lo!" Gladys terdiam sesaat.

"Dan satu lagi!"

"Satu lagi?"

"Jangan ada kata Lo gue!"

Gladys membulatkan matanya.

**********

GLAVIC (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang