ALARA-07

23 3 0
                                    

Hati lo emang beku bagai es,tapi gue bakal jadi matahari lo yang siap mencairkan secara perlahan
_______

Jam menunjukkan pukul 06.15 menit,lelaki tampan berusia 17 tahun itu sudah rapi berada di depan halaman rumah seorang gadis yang sedang ia dekati saat ini.

Ia menyenderkan tubuhnya di badan mobil,mengenakan hodie bewarna hitam dan bawahan celana cream seragam sekolahnya serta tambahan sepatu sport mahalnya yang menambah kesan cool.

Rina menyadari ada sebuah mobil berhenti di depan rumahnya,ia melongoknya dari kaca jendela berbentuk persegi panjang itu.

"Itu pacar kamu?" tanya mamanya penasaran sembari menunjuk arah jendela menggunakan dagunya.

Raya yang baru saja keluar dari kamarnya,kebingungan. Dengan tangan yang masih menyangking ransel bewarna hitam miliknya.

"Hah? pacar?" sahutnya tak mengerti.

Ia cepat-cepat membuka pintu hendak keluar kemudian diikuti oleh mamanya.

Raya tersentak kaget saat melihat kehadiran Alam sudah rapi berada di halaman rumahnya.

"Pagi tante" ucapnya ramah lalu menyalimi tangan Rina.

Rina tersenyum hangat
"kamu pacarnya Raya ya?"

Eh..

"Bukan!" sahut Raya cepat sembari menggelengkan kepalanya cepat- cepat.

Rina dan Alam meliriknya secara bersamaan.

"Alam izin bawa Raya ya tante" ucap cowok itu kemudian tersenyum manis.

Rina mengangguk mengiyakan lalu membalas senyumnya.

"Hati-hati ya! jagain Raya yang bener"

"Siap tante."

Raya tersenyum miris saat memperhatikan sikap sok manis mamanya dihadapan orang lain. Nyatanya masih tetap sama seperti 7 tahun yang sudah ia lalui,rasanya pedih harus melihat kepedulian pura-pura itu.

Lo kaget ya liat gue udah didepan rumah lo" tanya cowok itu yang sedang fokus menyetir.

Raya meliriknya sekilas
"Kenapa lo gak bilang sih!"

"sengaja,biar suprise. Gue kan mau ngobatin kangen gue."

Ia melirik Raya sekilas kemudian terkekeh

Raya diam mematung,menahan gejolak dihatinya

"Lo semalem udah belajar belum?"

"Udah" jawabnya singkat.

"Belajar apa?"

"Biologi" ucapnya datar matanya tak menatap Alam sama sekali.

Alam mengetuk ngetukan stir mobilnya menggunakan telunjuknya dengan pelan.

"Terus belajar memahami perasaan gue udah belum?" Tanyanya,sambil menahan tawa.

ALAM & RAYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang