Love Destiny 03

103 36 0
                                    

"Hah elohh...." Kataku sedikit kaget. "Lo mau tabrak gue? Gak puas tadi udah nimpug pake bola?" Tambahku dengan mata melotot.

"Kenapa? Lo kaget?" Tanyanya.

"Ka.. kaget lah, orang mau ketabrak masa harus biasa aja, Lo sehat?" Kataku sedikit terbata-bata.

"Yaudah, sorry. Salah Lo sendiri suruh siapa jalan sambil ngelamun" Ucapnya sedikit tersenyum.

"Baru kali ini liat cowo ganteng banget, tinggi, putih, keren banget" Ucapku dalam hati,

Tanpa sadar aku melamun sambil sedikit tersenyum dan menatap kearahnya.

"Heii,, hello. Kenapa Lo? Lo gila?" ledeknya, sambil mengibaskan tangannya.

"Hah, Lo kali yang gila" sentakku tak terima. Dan lamunanku tersadarkan.

Tiiidiittt Tiiidiittt.... "Minggir woy, ngalangin jalan aja" Omel salah satu pengendara motor.

Dengan sedikit rasa malu, dan merasa bersalah kepada pengendara motor. Aku langsung minta maaf sambil beranjak pergi ke pinggir jalan. Aku kira si cowo itu juga mau pergi begitu saja, ternyata dugaanku salah dia mengikutiku dan mendorong motornya kepinggir jalan.

"Mau ngapain dia? Kok ngikutin AKU?" tanyaku dalam hati pada diriku sendiri. Sambil sedikit menoleh kearahnya.

"Nga...ngapain lo ikut-ikutan kepinggir?" tanyaku penasaran. "Ngikutin gue lo?"

"Kenapa? Serah gue dong!" Jawabnya sedikit egois. "Geer banget lu jadi orang, najiss gue ngikutin lo"

"Terus lu ngapain dibelakang gue?" Ucapku sedikit membentak.

"Yaudah si masing-masing aja, lu banyak omong tau gak? Orang gue mau ke toko" Lirihnya sambil pergi begitu saja.

Aku sedikit tersentak dengan ucapannya, aku diam mematung sambil melihat kearahnya yang lama kelamaan menghilang dari hadapanku.

Benar saja dia masuk kesebuah toko, yaitu toko tempat peralatan olahraga. Aku gak tau toko apa itu namanya, yang jelas disana banyak bola-bola yang digantung, raket, dan masih banyak lagi barang-barang semacamnya.

"Ih bego banget gue" umpatku pada diriku sendiri, "Ih malu,, bodoh banget. Nyesel gue tadi ngomong gitu" kataku sambil pergi dan merasa sedikit malu.

~~~

Setibanya didepan rumah...

"Assalamualaikum" kataku sambil membuka pintu rumah.

"Waalaikumsalam, kemana aja lo Ran baru pulang jam segini?" Tanya Kak Johan yang sedang duduk di ruang tv.

"Ini masih jam setengah enam Kak" jawabku dengan malas. Sambil duduk disampingnya.

"Sejak kapan Lo berani bohong sama kakak lo sendiri? Punya gebetan ya lo?" ejeknya.

"Ihh apa si Kak, kakak kan tau aku gak tertarik untuk pacaran"

"Bohong amat lo?" Umpatnya.

"Apa si ah, Kiran cape kak. Gak usah nanya yang aneh-aneh deh"

"Dih, aneh dimananya coba? Nanya gituan doang."

"Serah deh, udah ah mau mandi" Ujarku sambil pergi dan berjalan masuk ke arah kamar.

"Ibu, anak bungsu ibu pacaran" Teriak kak Johan sambil tertawa mengejek.

"Apaan si ihh?" Sinisku kepadanya sambil melemparkan sebuah bantal yang ada di kursi.

***
Johan Alexander Brahmana, nama kakakku. Bisa dibilang cukup keren si.

Dia tinggi, hobinya main basket, kulitnya putih, wajahnya ganteng lah. Dia humoris, dia kakakku satu-satunya dan aku adik satu-satunya.

Banyak para wanita yang mengejarnya. Kakakku cukup terkenal karena keahliannya dalam bermain basket, Dia ketua di Tim basket yang ada di sekolahnya.

Kakakku sekarang kelas 12 MIPA 1 di SMAN 5 Jaya. Dia cukup pintar, juara 1 di Olimpiade fisika tingkat nasional.

Sangat bangga memiliki kakak seperti itu, pantas saja banyak para cewe yang mengaguminya.

Aku dan Kakakku sekolah ditempat yang berbeda. yaa,, itu karena aku gak mau aja sekolah ditempat yang sama.

***

Waktu menunjukkan pukul 20:00 p.m. Aku duduk manis sambil ngemil snack di kursi yang ada di kamarku.

"Siapa ya cowo tadi?" gumam ku pelan.

Pintu kamarku terbuka, dan membuyarkan lamunanku. Aku menoleh kearah pintu, seseorang berdiri dan bersandar di pintu tersebut.

"Ngapain si Kak? Ketuk dulu kek kalau mau masuk, ngagetin aja" Ucapku sedikit marah.

"Ngelamunin apa lo? Lebay banget deh" lirihnya sambil tertawa.

"Siapa yang ngelamun? orang Kiran lagi makan cemilan" Jawabku sedikit malu."Ngapain diem disana, sini masuk" Perintahku.

Kakakku menghampiriku dan duduk di kasur kesayanganku.

"Gimana hari pertama lo sekolah?" tanyanya, sambil meraih cemilan yang ada ditanganku.

"B aja" Jawabku singkat.

"Oh" ucapnya lebih singkat

"Dih anjir gitu doang?" Ucapku heran sambil merollingkan mata

~~~

Pagi ini aku bangun lebih awal dari biasanya, aku bangun pukul setengah lima pagi. Setelah shalat subuh aku langsung mandi dan siap-siap memakai baju seragam dengan sangat rapi dan memakai parfum yang sangat wangi.

Aku melirik Jam yang ada di kamarku, "Hah...masih jam 6 pagi" gumamku heran.

"Kirana sarapan dulu" teriak ibuku.

"Iya bu"

Dengan langkah gontai aku berjalan keluar kamar dan menghampiri Ibu yang sudah duduk dimeja makan, disana ada kakak dan ayah.

"Wangi amat Ran, mau kemana?" ejek Ibuku.

"Mau mancing Bu, ya sekolah lah" jawabku tak berdosa.

"Bisa juga lu ngelawak Ran" Timbal kak Johan sambil ketawa.

"Apasi ah bete"

"Udah-udah, cepat makan" perintah ibu sambil tersenyum.

"Iya Bu" jawabku sambil meraih roti dan mengolesinya dengan selai kacang.

Ayah kemudian tersenyum dan mengelus lembut puncak kepalaku.

Aku balas dengan senyuman sambil menyuapi roti.

Tidak perlu mewah, sedikit candaan bersama keluarga adalah hal yang paling menyenangkan. Memang bahagia sesederhana itu.








Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang