Kay Leya🐵
Temui gue dikantin sekarang
√√Gue belum istirahat Ran.
Bentar lagi, dikelas gue masih ada guru.Tak sampai beberapa menit pesan balasan masuk.
Gue tunggu
√√
***"Lo pacaran sama Kakak Gue?" tanyaku memastikan sambil memakan nasi goreng yang sudah dari tadi dipesan saat nunggu Leya.
"Gue bisa jelasin Ran, gue cumaa....."
"Gue si gak masalah Kay, Tapi gimana sama si Sasya? Lo kan tau Kay, si Sasya udah lama suka sama kakak gue" ucapku memotong kalimat Leya.
"Gimana dong Ran? Gue juga bingung" terlihat wajah cemas pada diri Leya.
"Minum nih minuman gue, gak usah cemas kek gitu" Ucapku menenangkan. "Gue bisa rahasiain ini semua dari Sasya, atau biar aman mending lo ngomong baik-baik."
"Maafin gue Ran, hati gue gakbisa boong. Gue juga suka sama kakak lo, dan kakak lo juga suka sama gue, Udah mau satu bulan gue sama kakak lo" Jelasnya.
Aku sedikit menganga "Anjirr kay lo nikung si Sasya" Ucapku ketawa "Gue gak mau ikut campur kalo entar Sasya tau"
"Lu mah gitu" Leya cemberut.
***
Semua teman sekelas sedang ngumpul didekat bangku Viona, sedang apalagi kalau bukan nyalin jawaban.
"Ehh,,ehh,,ehh.. Kalau mau nyontek ajakin dong, gue juga mau liat." Aku ikut nyontek dengan yang lain, ialah enakan nyontek daripada harus berpikir sendiri cape. Lagian soalnya semua pada susah, pelajar Ekonomi yang ada itung-itungannya gitu. Iyuhh,, males banget kalau ngerjain sendiri.
~~~
"Kumpulin tugas kemarin yang Bapak kasih, yang belum ngerjain berdiri didepan" Perintah pak Iwan.
Untung aku nyonteknya cepet, jadi pr-nya udah beres.. Horeeee,,
***
Aku berjalan dilorong sekolah menuju gerbang untuk pulang, seperti biasa aku pulang paling akhir, ya walaupun masih ada siswa siswi yang belum pulang karena mengikuti ekstrakurikuler.
"Hei Kirana" terdengar suara laki-laki dibelakang.
Sekitar Dua meter, terlihat laki-laki bertubuh tegap melambaikan tangan kearah ku, dengan senyumnya yang manis, matanya yang terlihat begitu Indah dan berwarna coklat, dia berjalan mendekatiku.
"Belum pulang Ran?" Tanyanya.
"Eh Riki. Ini lagi mau pulang kok" Jawabku sambil terus berjalan, dia mengikutiku dari samping menyejajarkan langkahnya.
"Sendiri?"
"Iya"
"Bareng Gue aja"
Aku menghentikan langkahku, diam menghadap kearahnya. Riki ikut-ikutan berhenti, wajahnya terlihat seperti heran dengan aku yang tiba-tiba berhenti berjalan.
"Kenapa? Kalau gak mau gapapa kok" Ucapnya salah tingkah. "Tapi harus mau, gue maksa" tambahnya.
"Masih jam tiga, aku mau jalan-jalan dulu, maaf gak bisa pulang bareng lain kali aja"
"Jalan-jalan kemana?"
"Ehm.." aku sedikit berpikir, bingung mau jawab apa, toh aku juga gak tau mau jalan-jalan kemana. "Gak tau juga sih, jalan aja"
"Yaudah.. Gue ikut" ucapnya sambil tersenyum.
"Ikut?" tanyaku heran.
"Gue anak baik Kirana, gak bakal ngapa-ngapain lo. Santai aja, ayo gue bawa motor. Kita jalan-jalan keliling aja" ucapnya lagi sambil mengelus lembut Puncak kepalaku.
Enak juga kayaknya jalan-jalan dimotor, tanpa berpikir panjang, kau menerima tawaran Riki untuk jalan-jalan dimotornya.
"Yaudah deh ayo" ucapku menarik lengannya kearah parkiran sekolah.
Rikir tersenyum melihat kearahku yang menarik tangannya.
~~~
Setelah selesai berkeliling, kami berdua masuk kesebuah Caffe membeli minum dan beberapa snacks.
"Makasih udah mau ngajak gue jalan Ki" ucapku sambil menyeruput jus alpukat yang sudah dipesan Riki.
"Gue juga makasih, gue kira lo cewe jutek. Ternyata lo seru juga" Ucapnya jujur.
"Iya gitu?" Ucapku sambil melemparkan snack kearah Riki. "Enak aja lo bilang gue jutek"
"Ya kan gue belum tau sifat asli lo"
"Don't judge by it's cover,, gue bukan jutek, ya emang gue mah gini. Sama orang yang belum gue kenal gue dingin gitu"
"Ahh so cool lo" Ejeknya sambil membalas melempar snack.
***
"Kalo pulang sekolah tuh langsung pulang, jangan keluyuran dulu" Terdengar sindiran yang dilontarkan oleh seorang wanita paruh baya.
Aku yang baru saja membuka pintu, terkejud mendengarnya.
"Ehh Ibu, hehe. Tumben udah pulang Bu?" Tanyaku mengalihkan, sambil menutup kembali pintu, dan berjalan mendekati Ibu yang sedang duduk menghadap Laptop diruang tengah.
"Ayah mana Bu? Gak pulang bareng?" Tanyaku lagi.
"Pulang sekolah biasanya jam berapa?" Tanya Ibu lagi, tanpa menjawab pertanyaanku.
"Jam 14:30 Bu" jawabku sedikit takut.
"Ini jam berapa?" Tanyanya lagi dan masih pokus pada laptop.
"Jam 6 sore Bu" Jawabku dengan wajah tampak tak berdosa. "kenapa Bu?"
Ah kenapa dengan wanita ini? Biasanya juga gak pernah marah.
Sebelum Ibu menjawab pertanyaanku yang barusan, aku berpikir agar tidak panjang masalah ini aku harus pergi. Ya betul aku harus pergi kekamar.
"Yaudah Bu, Kiran mandi dulu ya Bu. Kiran mau istirahat. Ibu lanjutin aja kerjanya" Dengan wajah tak berdosa aku pergi meninggalkan ibu yang terus saja memasang wajah misteriusnya itu.
Untung saja Ibu sudah terbiasa dengan sikapku yang seperti ini, jadi aku tidak perlu takut, ya emang salah si. Tapi lah bodo amat, Hahhaha...
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
RomanceKirana :"Aku terlalu sibuk memberi perhatian lebih kepada dia yang mengacuhkanku, dan terlalu acuh kepada orang yg justru mencintaiku. Maaf". Devandra :"Bukan alasan untuk melepaskan, tapi alasan untuk bertahan kalau dia benar-benar mencintaimu". R...