Insiden

9 1 0
                                    

   Bel masukan telah berbunyi, jam pertama akan segera dimulai. Tetapi sosok Arin belum juga kelihatan, sepertinya ia telambat. Arin memang sering telat masuk sekolah dikarenakan jarak rumah yang memang jauh dan Arin hanya bermodal angkot.
..
   "Ya ampun, sudah jam setengah 8, semoga Arin gak telat Tuhan" Ucap Arin sambil lari menuju kelas, ia gugup saat melihat koridor kelas sepi pertanda memang kalau jam pertama sudah dimulai.

  Sesampainya didepan pintu kelas, Arin mengintip dan benar guru mata pelajaran Kimia itu sudah berada didalam. Arin pun memberanikan dirinya, memasuki kelas dengan wajah pucat dan nada yang tersenggal senggal.

   "Assalamualaikum Bu". Arin pun mendekati Bu Irma seolah sudah siap dengan konsekuensi.

   "Arinnnnnn!!!!Kamu itu memang gak pernah ada perubahan ya, dari kelas 1 bahkan sekarang pun sering telambat, sini kamu!" Teriakan Bu Irma cukup membuat pandangan fokus ke depan dan tidak ada yang berani mengeluarkan suara.   

   "Mmm...maa..maaf bu saya kesiangan". Bu irma menggeleng geleng kepala "Kalau sekali lagi kamu terlambat di mata pelajaran saya, saya laporin kamu".

 Arin mengangguk paham dan Arin dipersilahkan untuk duduk. Ketika jam pertama telah usai, Bima sebagai ketua kelas memberitahukan bahwa jam ke 2 sampai istirahat adalah jam kosong karena guru sedang mengadakan rapat dan tentu saja itu adalah surga bagi para siswa.

   "Rin?"panggil Rey

Arin yang sedaritadi sedang mengerjakan tugas kimia hanya menjawab
"kenapa?"

   "Hmm..Kamu emang sering telat ya?"

   "Iya kan Arin cuma naik angkot doang"jawab Arin

   "Mulai besok sekolah bareng, cepat kasihtau alamat lo"

   Pulpen Arin tiba tiba tergeletak begitu saja,ini modus apa penawaran sih? gumam Arin dalam hati.

   "gamau kasih alamat?"tanya Rey sambil menutup buku Arin.

   "Hah?a..anu Rey"

   "Yaudah, pulang sekolah nanti bareng, biar sekalian tau alamat lo". Rey pergi begitu saja berniat untuk ke kantin.

Dug...dug..dug

   Jantung Arin sudah seperti ingin lepas mendengar penawaran dari Rey dan ia mengacak ngacak rambutnya seolah olah ia frustasi. Adel yang sedaritadi memperhatikan hanya tersenyum senyum melihat kelakuan sikap Arin.

"Cieee ada yang falling in love ni, akhirnya setelah 2 tahun lo gak seperti itu kalau didekat cowo" ucap Adel sambil menepis jidat Arin.

   "Kamu suka sama Rey?" Tanya Arin.

   "Ahh apaan sih del?Arin itu baru aja kenal dia itupun cuma tau nama, pribadinya aja Arin belum tau"kesal Arin.

   "Rin,apapun itu,kamu pantas buat bahagia,kamu harus berani buka hati rin kamu harus bisa"

   Arin lagi lagi syok mendengar pernyataan Adel, Adel seolah olah ingin jika Arin bisa dekat dengan Rey 


   "maksudnya?"

Adel tersenyum "Maksudnya, kalau Rey suka lo, buka hati lo, jangan ketutup terus".
   Arin tersenyum.

   "Ihh Arin kok senyum senyum sih?" Tanya Adel seraya memegang kedua pundak Arin "Lo suka juga ya sama Rey?"

   "Juga?emangnya Rey suka sama Arin?"

   "Maybe,tadi pagi dia nyariin lo"
   Senyum indah terbit di bibir mungil  Arin dan benar saja Arin memang menyukai Rey ,rasa itu tiba tiba datang dan kenyamanan muncul setiap kali ia mendengar nama Rey. Ya,rasa itu kembali.

....

   "Rin,lo jadi pulang bareng gue kan?" Tanya Rey sambil menyimpun buku buku nya. Adel dan Bella yang sedang usil mendengar perbincangan mereka.

   "Cieee ada yang pulang bareng nih" cengir Bella. "jangan jangan udah jadian aja ni" tambah Adel .

"Hah?kalian deket ya?" teriak Aldi.

   Siswa siswa dikelas pun langsung berbisik bisik sambil mengarahkan pandangan fokus ke Arin dan Rey.

   "Wahhh hebat kamu Rey, bisa luluhkan hati si Arin setelah sekian lama".

   "Ihh berisik tau gak?" Arin kehabisan kata kata, wajah putih nya memerah dan ia tidak berani mengarahkan matanya ke Rey .

   "Cieee" sorak teman sekelasnya. Rey yang sedaritadi memperhatikan Arin hanya bisa tersenyum melihat wajah nya yang memerah dan sesekali Arin mencuri pandangan ke Rey.

   Bel pulangan telah bunyi dan Arin justru merasa gugup saat mendengar bel pulangan itu karena sebentar lagi ia akan pulang bersama Rey.

"Ayo rin"ajak rey

"Hah?i..iyaa ayo"

Mereka berdua menuju parkiran bersama sama,mata mata siswa sesekali melirik ke arah mereka,pandangan pandangan tajam pun mulai bermunculan.Arin yang merasakan nya hanya bisa tunduk sedangkan Rey tak sesekali melihat Arin dan terus berjalan.Sesampainya di parkiran,Rey langsung membuka pintu mobilnya dan mempersilahkan Arin untuk masuk.Setelah mereka sudah menduduki mobil merah yang mewah itu mereka pun bergegas menuju rumah Arin.

***
"Kita terus aja nih?"Tanya Rey memecahkan keheningan diantara kedua nya.

"Iya terus aja nanti Arin arahin".Rey menganggguk paham.Keheningan kembali terjadi.

"Ngomong dong,garing mulu"

"Setel musik dong jadi gak garing"Jawab Arin tapi pandangan nya ke arah luar jendela.

"gugup ya dianterin pulang sama cowo ganteng kek gue"

Arin langsung membalikkan wajah nya dan memukul mukul Rey dengan buku yang sedaritadi ia dekap

"ih pede banget sih".Candaan terus terjadi di keduanya,kesunyian terpecahkan.

  Mobil Rey memasuki halaman rumah Arin dan Arin pun keluar dari mobil rey.

"Rey makasih ya udah anterin Arin pulang" Ucap Arin sambil tersenyum."Rey gak mau mampir?"

"Gausah,ga enak kalau laki laki masuk rumah cewe cantik"

Arin tersenyum "Arin gakpapa kok,dirumah juga ada Bibi,anggap aja rumah sendiri"

Rey terdiam. "Kalau gamau yaudah gakpapa lain kali aja main kerumah" tambah Arin.

Rey mengangguk paham dan tiba tiba pintu rumah Arin terbuka sedangkan mereka masih didalam mobil.Tampak Bi Sarah yang nampaknya terkejut dengan kedatangan mobil merah
Arin pun langsung keluar mobil dan menghampiri Bi sarah,tampak sedang ada perbincangan diantara keduanya.Rey juga ikut keluar dan menghampiri Bi Sarah.

"Wahh,pacar kamu ya Rin?" Tanya Bi Sarah.

Arin langsung melihat ke arah Rey dan merasa tidak enak dengan pertanyaan itu

"Assalamualaikum Bi,saya Rey"
Bi Sarah tersenyum

"Waalaikumsalam,terima kasih ya kamu sudah mengantar Arin pulang.Kamu mau minum dulu nak?"tanya Bi Sarah.

"Gausah Bi,saya langsung pulang aja,kapan kapan saya main kerumah,pamit dulu ya Bi"

setelah menyalimi Bi Sarah Rey pun memasuki mobil dan keluar dari halaman rumah Arin.Arin melambaikan tangan kepada Rey dan dibalas senyuman.

Ntah mengapa Arin merasa benar tentang pernyataan Adel bahwa iya sedang di landa jatuh cinta.Tak biasa Arin merasakan senyaman ini setelah sekian lama menutupi hati dan Rey yang datang di kehidupan nya kini telah mengembalikan semua rasa yang pernah mati.

Apa Arin suka sama Rey?
Gumam Arin dalam hati.

RedupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang