Hari ini hari rabu,kelas olahraga sebentar lagi akan dimulai.Rey kemana ya?
Prtttttt....
Peluit Pak John telah berbunyi pertanda siswa siap untuk berkumpul dan melakukan pemanasan.Pandangan Arin menyapu seluruh siswa yang ada dikelasnya.Ia mencari sosok Rey yang tidak ia lihat sejak pagi."Eh,kenapa rin?lagi nyari siapa?" Tanya Adel.
"Rey"
Adel mengerutkan dahi nya
"Kok tiba tiba?"
Arin tidak menghiraukan pertanyaan itu dan menarik tangan Adel untuk segera menuju lapangan. "Ayo,del"Disela sela waktu pemanasan,Pak John memberitahukan siswa bahwa ia mendadak tidak bisa mengajar karna ada urusan mendadak.Siswa pun disuruh untuk melakukan olahraga sendiri.Arin yang senang akan hal itu langsung berlari menuju kelas untuk mengambil handphone.
"Hei"
Suara itu terdengar tidak asing.Arin membalikkan tubuhnya."Rey?"
Rey yang menyandarkan diri ditembok pun menghampiri Arin yang berdiri didepan pintu."Rey darimana aja?kok nggak ikut olahraga?" Tanya Arin.
"Tadi telat.Ada urusan mendadak"
"Ohh,gitu ya"
"Rin,aku mau ngomong serius.Boleh?"
Dunia Arin seperti diambang gempa.Kalimat yang baru saja dikatakan Rey membuat Arin sangat terkejud.
Apa lagi ini?
Tanpa menunggu jawaban dari Arin.Rey spontan menarik tangan Arin untuk menuju ke atap sekolah.Tempat yang diminati para siswa dikala bosan.Sesampainya di rooftop,Rey melepaskan tangan Arin dengan posisi Arin berada dibelakang Rey.
Canggung.
Sekitar 10 detik terdiam.Rey membalikkan badannya untuk melihat Arin.Arin hanya tertunduk melihat ke arah sepatunya.
"Rey jangan buat Arin gu.."
"Aku suka sama kamu,Rin"
Seperti ada sesuatu yang menghantam dada Arin,membuatnya tidak berani melihat mata Rey bahkan tidak berani untuk bergerak sedikitpun.Keadaan masih canggung.Rey tidak membuka mulut setelah menyatakan perasaan itu.Arin pun hanya terdiam.Hanya angin yang menjadi saksi saat itu.Sakti tentang rasa antara Rey dan Arin.
"Aku nggak nembak kamu,cuma mau nyampein aja.Udah,jangan gugup"
Tangan Arin makin gemetaran.Tapi kalimat itu membuat Arin sedikit lega karna tak ada yang harus Arin jawab,sebab Rey hanya bilang sesuatu tidak menuntut Arin untuk menjawabnya.Atau membalasnya.Hanya menyatakannya.
"Ayo kembali ke kelas"
Rey mendahului langkahnya untuk meninggalkan Arin.Arin menyusul dan mereka pun kembali ke kelas.
Sesampainya dikelas,para siswa yang lain memperhatikan Rey dan Arin.Keduanya masuk kelas tanpa ekspresi."Wahhhhh,diam diam nih udah jadian aja"
"Cieeeeee"
Sorakan sekelas membuat Arin merasa gemetar lagi sedangkan Rey hanya diam dan berjalan ke arah tempat duduk.Adel dan Bella yang melihat ekpresi Arin langsung menghampirinya dan membawa Arin keluar kelas.
"Rin?kamu jadian sama Rey?wah nggak nyangka ya,kok nggak ada cerita cerita sih?"
"Duhh,nggak del,aku nggak jadian sama Rey"
"Terus kok kamu ngilang daritadi?sebelumnya juga kamu nyariin Rey kan?"
Bella hanya menyimak dan Arin sedikit bingung dengan peryataan itu.
Mampus,bilang apaa nih
"Udah la,nggak usah nyembunyiin,Rin .Kami berdua kan sahabat kamu.Kok main rahasia rahasia"
Arin yang tidak tahan dengan dugaan teman teman nya sesekali mengintip ke kelas untuk melihat keadaan.Setelah dirasa aman Arin menarik kedua temannya untuk mencari tempat aman.
Mumpung jam olahraga belum berakhir,mereka memilih untuk ke kantin.Sesampainya disana Arin langsung membuka pembicaraan.
"Jadiii"
Adel dan Bella tampaknya memang benar benar ingin tahu,mereka mendekatkan wajah mereka kepada Arin dan memasang kedua telinga mereka secara seksama.
"Semalam itu aku jalan sama Rey"
"Whattttt?Wahhh gilaaaa"
Teriak Bella membuat para penghuni kantin memfokuskan mata ke arah mereka."Diam dulu Bel,ini belum selesai"
Kata Adel."Teruss itu,gimana ya ngomongnya.Intinya Rey itu tiba tiba datang kerumah,terus ngajak jalan dan malam itu kami berdua,yagituu,saling becerita tentang masa lalu.Rey pendengar baik"
Arin terus melanjutkan ceritanya sampai kedua temannya memahami apa yang terjadi diantara mereka.
"Rin,dengar dengar Rey punya mantan disekolahnya yang dulu,namanya Thalia.Sama seperti kamu,dia nggak mau buka hati buat siapapun kecuali sama Thalia"
"Tapi,aku udah bisa buka hati kok sekarang"
"Kamu baru kenal Rey.Kita nggak tahu Rey niatnya gimana.Kalau kamu cuma jadi pelarian bagaimana?"tanya Adel.
"Del,aku rasa perkenalan kami yang singkat ini sudah cukup membuatku yakin bahwa perasaan tibatiba itu benar adanya.Meskipun tujuan Rey itu baik apa nggak.Aku udah siap resikonya.Setidaknya aku nggak lupa cara menghargai seseorang karena masalalu ku tentang Rian"
Bella dan Adel terdiam.Mereka saling bertatapan dan mengangguk arti bahagia setidaknya Arin tidak mati rasa dengan masa lalunya.
"meskipun pada dasarnya sifat laki laki emang peduli,tapi rasa ini muncul dengan berbeda,nyaman ini ada dan rasa sayang aku pada dia pun ada"
"Rin,kalau Rey nyakitin kamu,kami berdua nggak bakal diam aja,semoga kalian berdua baik baik aja"kata Bella
"Kok sedih ya liat kamu bisa begini lagi"
Mereka bertiga berpelukan.Pertanyaan Bella dan Adel akhirnya terjawab.
Bel pergantian pelajaran telah berbunyi.Pertanda jam olahraga berakhir dan mereka harus kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redup
Подростковая литератураIbarat yang patah tak bisa tumbuh, layaknya yang putus tak bisa tersambung dan persisnya yang pergi tak akan kembali, begitulah. Tentang Arin yang bahagia bertemu Rey yang membuatnya lupa akan masa lalu yang suram. Membuat Arin merasa harapan unt...