Arin merebahkan badannya di kasur melihat ke langit langit kamarnya.Masih terbayang bayang tentang apa yang terjadi kemarin malam.
Drrtt..
Arin meraih ponselnya yang bergetar.
Dan melihat ada telpon dari laki laki itu.Semenjak kemarin malam,Rey terus saja menghubungi Arin dan saat disekolah terus meminta maaf kepada Arin,namun luka tetaplah buka,meskipun sudah sembuh,bekasnya akan tetap ada dan selalu melekat."2 minggu lagi Arin mau ujian,Arin harus cepat pulih dan menyelesaikan tugas Arin".
***
Sudah 5 ini Arin tidak bersekolah.Adel dan Bella mencoba untuk mencari informasi tentang Arin tapi tidak kunjung dapat.Kata Bu Nina Arin pergi keluar kota untuk urusan keluarga tapi Adel dan Bella masih tidak percaya.Rey juga mencari cari keberadaan Arin,mencoba menghubungi teman terdekat,tetapi tidak ada yang tau tentang keberadaan Arin.Hari ini adalah hari minggu,hari ke 7 menghilangnya kabar Arin dari teman terdekatnya. "Besok ujian,masa Arin masih berangkat sih?" Tanya Bella. "Ntah",kedua temannya pasrah.
Rey gelisah pagi ini,ia masih bertanya tanya tentang keberadaan Arin. Tetapi disatu sisi Rey yakin, Arin pasti mengikuti ujian besok.
***
Ujian sudah dimulai hari ini dan siswa siswa sibuk mempersiapkan diri pagi ini. Rey melihat ada gadis tak asing yang sedang duduk di koridor,ya,itu Arin. Rey berlari dan bergegas menemui Arin."Arin?" Panggil Rey.
Wajah Arin terlihat pucat dan tubuhnya juga tampak kecil tetapi Arin masih saja tersenyum.
"Hay"
"Lo sakit?" Rey memeriksa Arin dengan menempelkan telapak tangan di jidat Arin.
"Kecapean,habis berangkat" jawab Arin.
Kedatangan Arin juga disambut oleh dua sahabatnya. Semenjak itu, Rey merasa sepertinya Arin sedang sakit dan memutuskan untuk mengantar dan menjemput Arin sekolah. Tapi Arin menolak dan bersikeras untuk ingin sendiri. Tingkah laku Arin pun kini mulai berubah,wajah pucatnya selalu ada dan Arin juga selalu menghindar dari Rey bahkan sahabatnya.Hari hari Rey selalu dipenuhi tanya,apa sebenarnya yang terjadi? Tetapi Rey harus membuang jauh jauh pikiran jeleknya.
Arin berada dikamarnya dan mengetik sesuatu dilayar laptopnya.Sesekali ia melihat ada notif dari Rey.Rey ingin memperbaiki kesalahannya tapi sejauh ini Arin tidak pernah merespon apapun,bahkan jika Rey kerumahnya pun,Arin tidak pernah membuka pintu masuk untuk Rey.
"Besok ujian terakhir,Arin harus kuat" Ucap Arin.
Hari ini adalah ujian yang terakhir dan Arin mengikutinya dengan baik.Setelah Arin keluar dari ruangan,sudah ada Rey yang tampaknya sedang menunggunya.
"Kenapa sih,lo selalu menghindar?" Rey yang melihat Arin langsung memberikan pertanyaan tanpa melihat keadaan lagi.
"Maaf,Rey" jawab Arin.
"Buat apa?" Tanya Rey lagi.
Namun Arin tidak memperdulikan Rey ia memutuskan untuk pergi dan Rey hanya diam,ia tahu tidak ada gunanya bagi Rey untuk meminta penjelasan dari Arin.***
Setelah bebas dari ujian,siswa siswi harus tetap bersekolah karena classmeeting akan tiba.Pagi ini Rey tidak melihat Adel,Bella dan Arin.Perasaannya semakin tidak enak.
Rey yang berniat menghubungi Adel lewat handphone tiba tiba fokus pada pesan email yang masuk.Dan saat dibukaaa..Hay Rey Putra,
Hay my favorit hello,
Lelaki yang pernah Arin cintai dan Arin sayangi.Hari ini aku putuskan mengirim pesan ini yang sudah ku tahan selama dua minggu belakangan ini.Kemarin Arin ngilang sebenarnya bukan karena Arin berangkat,tapi ada hal yang harus Arin laksanakan yaitu tugas terakhir Arin,membuat Bi Sarah bahagia.
Saat membaca pesan yang belum selesai itu,Bu Nina masuk ke kelas.Bu Nina menenangkan seisi kelas dan membawa wajah sendu pagi ini.
"Assalamualaikum,Ibu mohon keseriusan kalian"
Kelas menjadi hening.
"Anak-anak,kita kehilangan salah satu teman kita yang telah meninggal dunia subuh tadi.Ia adalah Arin"
Jelas Bu Nina sambil menangis membuat seisi kelas terkejut luar biasa terutama Rey.Tangan nya bergetar,seperti sedang mimpi dipagi hari.Ia langsung bergegas keluar tanpa memperdulikan apapun lagi,tubuhnya ingin sekali tumbang tapi Rey harus segera mengajar Arin."Gak,ini mimpi".Rey terus berlari ke parkiran dan melaju untuk sampai dikediaman Arin.Benar saja,bendera putih sudah terletak didepan rumah Arin,keramaian orang juga terlihat disana dan Rey melihat ada Adel dan Bella,ia langsung menghampiri mereka.
"Arin mana?Arinnnn" teriakan Rey membuat Adel dan Bella menangis lagi dan mencoba untuk menguatkan Rey.
"Rey,Arin sudah nggak ada" kata Adel.
Dunia seperti sedang memakan habis isi bumi,kosong,hampa,itulah yang Rey rasakan.Rasa sakit yang teramat sangat telah ia rasakan hari ini.Rey pun menguatkan hati untuk membaca pesan yang belum selesai ia baca.
....
Arin harus pergi,karena Arin udah sakit sakitan.Arin harus berikan satu ginjal Arin untuk Bi sarah yang sedang membutuhkan.Karena ini adalah satu satunya cara supaya Arin bisa bahagiain orang yang sudah rawat Arin dari kecil.
Rey tau nggak?Arin pingin banget bisa pacaran sama Rey,bisa ngulang semuanya,bisa ngasih kesempatan buat Rey lagi.Tapi Arin takut,kalau Arin nggak bisa lama lama sama Rey.Rey tau nggak?Arinnn sayang sama Rey.Tapi Rey lebih milih Talia.Hehehehe,Arin udah ikhlas untuk semuanya.Arin harap Rey bisa lebih bahagia kedepannya.Arin bakal ketemu sama Rian,cinta pertama Arin.Arin juga harus bahagia,bukan?Mencintai adalah rasa dan perpisahan adalah takdir.Arin bahagia bisa mencintai Rey dan Arin juga sedih kalau takdir perasaan Arin seperti ini
Terakhir yang perlu Rey tahu,Arin bahagia bisa kenal sama Rey.Arin bahagia disini,Rey baik baik ya disana.I love u my hardest goodbye.
Surat terakhir dari Arin
Rey merebahkan tubuhnya di atas tanah,masih tidak percaya akan hal yang terjadi.Bi Sarah datang memeluk Rey "Arin gadis yang baik,dia melakukan semua untuk Bibi".Rey mengangguk dan melarutkan semuamya di pelukan Bi Sarah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Redup
TienerfictieIbarat yang patah tak bisa tumbuh, layaknya yang putus tak bisa tersambung dan persisnya yang pergi tak akan kembali, begitulah. Tentang Arin yang bahagia bertemu Rey yang membuatnya lupa akan masa lalu yang suram. Membuat Arin merasa harapan unt...