45. Hurt

1.2K 94 23
                                    

Warning⚠
Aku udah ngingetin kalian ya, kalo merasa ga suka sama adegan Sinb-Jungki. Skip aja ga usah marah-marah. Fakta bahwa Jungki pernah masuk rumah sakit jiwa dan kembali masuk ke tempat rehabilitas bagi seseorang yang memiliki gangguan jiwa jgn dilupain












Malam yang begitu mencekan bagi sosok Hwang Eunbi. Dirinya tidak tau saat ini berada dimana, tangan dan kakinya tidak bisa bergerak begitu leluasa. Sebarapa kali pun Sinb berusaha untuk terlepas dari ikatan sialan ini, dirinya tetap tidak mampu. Hanya kesia-siaan yang dirinya terima. Tangan nya yang terikat dikedua sisi ranjang diruangan gelap ini. Sinb begitu tidak yakin, tapi Ia rasa ini sebuah ruang kamar tidur. Apa boleh Sinb katakan bahwa ini seperti sebuah apartement atau rumah?

Sejujurnya Sinb merasa sangat takut, sejak tadi dirinya berusaha untuk tetap sadar. Meraup sebanyak-banyak nya oksigen yang tersisa diruangan ini. Karena Sinb mulai merasa sesak nafas, sialnya kepanikan dan kecemasan miliknya mulai menghantui. Sinb sangat membutuhkan obat nya untuk saat ini. Sinb ingin merasa tenang, dan bisa berfikir jernih

Clik...

Sinb terlonjak kaget, setelah tiba-tiba pintu terbuka dan kembali menampilkan sesosok pria yang menurut Sinb sangat menyeramkan dengan tatapan tajam nya itu. Tatapan yang terus menebarkan kebencian pada Sinb, tentunya

"Kau membutuhkan sesuatu, manis?" Tanya Junki, yang mulai mendudukan dirinya disamping Sinb yang hanya bisa berbaring diatas sebuah kasur

Junki merasa bingung, melihat gelagat Sinb yang sangat terlihat aneh. Gadis itu tampak sangat gelisah, keringat terus bercucuran, dan nafas yang tersenggal-senggal. Dirinya bukan pria bodoh yang tidak mengerti gadis ini kenapa, dan Junki tersenyum lalu terkekeh menyadari sesuatu

"Ohh apa kekasih dari adik sialan ku ini sama sepertiku ya, memiliki gangguan jiwa" Ucap Junki yang merasa menang, saat Sinb hanya bisa menghela nafas

Tangan Junki terangkat, mengelap kirat Sinb dipelipis. Tentu saja Ia mendapat sebuah penolakan secara terang-terang, dan Junki hanya terkekeh. Merasa lucu melihat Sinb yang begitu ketakutan. Tangan nya menarik dagu milik Sinb, berusaha agar Sinb menatap dirinya

"Kau membutuhkan obat ya?"

Sinb diam, tapi air mata nya keluar bersamaan dengan dirinya mengedipkan mata lalu mengangguk. Sinb tidak mengelak, dirinya membutuhkan obat. Ia harus bertahan

Tanpa berkata apapun, Junki beranjak dari duduknya. Keluar dan kembali menutup pintu kamar ini, meninggalkan Sinb yang mulai menangis tidak terkontrol

Jung.. Kook...

————

"Merasa lebih baik?" Tanya Jungki

"Brengsek, lepaskan tangan ku?" Teriak Sinb

Jungki tertawa lepas, merasa bahwa Sinb begitu lucu. Dan dirinya merasa tidak sabar untuk melakukan permainan

"Sudah cukup untuk hari tenang mu, Sinb"

"Ayo kita bermain, permainan yang tidak pernah kau alami sebelum nya" Lanjut Jungki

"Shut up!!" Teriak Sinb

Jungki beranjak dari duduk nya, berjalan menuju sebuah lemari. Membawa sesuatu yang membuat Sinb merasa bingung, sebuah kotak persegi panjang berwarna hitamkah yang Jungki ambil dari dalam lemari. Dia kembali menutup lemari nya, dan kembali duduk dihadapan Sinb

Membawa sebuah solatip hitam, menggunting nya. Menutup mulut Sinb dengan solatip tersebut. Apa yang Sinb lakukan? Tentu saja memberontak dengan sia-sia, berteriak dengan sia-sia, meminta tolong dengan sia-sia, dan terus memanggil nama Jungkook dihatinya. Sinb hanya bisa menangis sambil terus memberontak. Jungki tertawa lepas, bahkan tawa nya membuat air mata keluar. Sungguh ini malam terindah bagi nya

H.E.R [SINKOOK Ff] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang