Part 9

13 1 0
                                    

Semalam Bella sampai gak bisa tidur karena memikirkan sesuatu.

Setelah pulang dari taman kemarin entah kenapa perasaannya menjadi tidak nyaman. Seperti ada rasa yang mengganjal di dalam hatinya. Entah kenapa saat ia pulang dari taman menuju rumah tiba-tiba pikirannya terlintas bayangan Raffa. Cowok yang mengundang amarahnya, cowok yang selalu menganggu kehidupannya. Lagi dan lagi.

Bella ingat terakhir ia bertemu cowok itu, berbicara dengannya, ia mengeluarkan kata-kata yang ~ya bagi Bella memang cukup menyakitkan.

Tapi setidaknya ia lega sudah mengutarakan apa yang dirasakannya. Wajar bukan ia marah terhadap orang yang menganggunya? Karena Bella membencinya, Bella tidak suka melihat orang yang sudah mengusik hidupnya padahal ia tidak pernah sekalipun masuk ke dalam kehidupan orang itu.

Bagaimana mungkin emosinya tidak membuncah naik menelusuri ubun-ubun kepalanya? Rasa hatinya itu sudah meledak-ledak ingin mengeluarkan apinya. Apa Bella harus menahan emosinya lagi?

Tidak, Bella tidak mau. Ia tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Sudah cukup kemarin-kemarin itu ia sabar.  Tingkat kesabaran itu memang ada batasnya. Benar saja yang orang katakan, sabar itu ada batasnya, artinya kemarin batas kesabaran Bella sudah dipenghujung bahkan sudah habis.  Dia menyebalkan! Cowok itu menyebalkan. Raffa adalah cowok paling menyebalkan yang pernah ia temui.

Karena ulah sikapnya sendiri lah yang membuat Bella meluapkan seluruh perasaannya dengan berkata kasar. Berarti bukan sepenuhnya salah Bella kan?

Tapi sekarang, kenapa Bella jadi kepikiran sesuatu?

'Perusak kebahagiaan orang!'

Itulah kata-kata terakhir yang diucapkan Bella. Bila dipikir lagi memang apa yang diucapkannya didasarkan pada emosi. Coba saja kalian pikir, ketika membenci seseorang dan melihatnya didepan kita, apa itu tidak memancing emosi menjadi semakin tinggi?

Tapi salahnya Bella tidak bisa mengontrol emosinya lagi. Itu yang salah. Kenapa Bella harus marah-marah berlebihan? Toh disitu Raffa cuma ingin minta maaf. Setelah itu selesai.

Bella jadi bingung, bagaimana bisa perasaannya ini jadi serba salah? antara merasa kasihan tapi di satu sisi ia juga membenci tapi Bella tak menyesali telah mencaci Raffa seperti itu.

Ya sudahlah mau bagaimana juga masalahnya sudah terjadi.

Setelah mandi dan mengganti baju, Bella sudah siap untuk pergi ke kampus seperti hari-hari biasanya. Ia melangkah ke garasi mengeluarkan motor. Kali ini entah untuk ke berapa kali Bella berangkat sendirian, lagi. Mungkin sudah masuk seminggu berturut-turut Bella pergi sendirian.

Sebenarnya tadi Hazel menghubunginya untuk yang ke sekian kali, Hazel bilang ingin menjemput Bella untuk pergi berangkat bareng ke kampus. Tapi Bella menolak ajakan itu, salah satu sebabnya ia masih tak mau orang mengetahui bahwa ia masih berhubungan dengan Hazel.

Sepanjang jalanan hingga sampai tepat di depan kelas Bella tak henti-hentinya memikirkan kejadian kemarin. Kenapa Bella jadi merasa tidak enak, padahal memang Raffa yang salah dan memang sudah sepatutnya cowok itu mendapat perlakuan seperti itu.

Setelah kuliahnya selesai, pikiran Bella berkecamuk. Antara memilih menemui Raffa atau mengabaikan saja perasaan bersalahnya hingga normal kembali seperti biasa. Tapi mau sampai kapan Bella dihantui rasa bersalah?

Bella takkan mau melakukan hal-hal seperti yang Raffa lakukan. Mengemis maaf dari orang lain. Apalagi sampai mengikuti orang itu kemana pun. Terkecuali seseorang itu adalah orang yang selalu siap berada disampingnya, Hazel.

Akhirnya, hingga hampir dua puluh menit berpikir, Bella bangkit dari duduknya. Dikelas sudah mulai sepi, hanya tinggal dia dan dua orang yang berada diambang pintu yang mungkin sebentar lagi akan keluar kelas juga. Bella mengusap keningnya, karena memikirkan hal itu ia jadi tidak sadar kelas sudah kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank you for loving me.. Raffa.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang