Hari ini seperti biasanya, Bella masuk ke kampusnya sendirian. Dan hari ini Hazel tidak masuk karena tidak ada kelas. Jadi otomatis Bella harus membawa motornya lagi dan pergi sendirian.
Bella melangkah menuju koridor dengan hati yang plong. Saat baru tiga langkah kakinya berjalan. Tiba-tiba pandangan orang-orang yang ada disana menatapnya tajam. Seperti iblis. Seperti elang.
"Oh jadi ini yang katanya lesbian itu?"
"Ternyata ini cewek yang suka sama cewek tomboy, siapa namanya? Yang dulu katanya SMA populer ituloh." Ujar salah satu anak yang lainnya ikut mengompori pembicaraan panas itu.
"Bukannya dia yang fotonya... ada di sekre itu kan?"
"Kenapa ya dia kayak begitu? Ih jauh-jauh deh sama dia takutnya nularin."
"Penyakit tau itu, ya bisa jadi ketularan lama-lama kalau deket dia."
Begitulah pernyataan yang tak jelas arahnya untuk siapa, terdengar di telinga Bella.
Bella memandangi semua mata anak-anak kampus tertuju padanya. Tentu omongan mereka ditujukan padanya.
Bella bingung. Entah salah apa yang baru ia lakukan? Kenapa semua orang menatapnya seperti ingin menyudutkannya? Kenapa semua orang bisik-bisik seperti ingin mencemoohnya?
Apa yang salah? Bella memandangi bagian tubuhnya, menyelidiki setiap sudut pakaian atau benda apapun yang ia kenakan. Apa bajunya robek? Apa kostumnya kelihatan norak atau mungkin wajahnya seperti orang belum mandi dan tidak seperti biasanya? Kenapasih?
"Ada apasih ini?" Bella mengangkat alisnya heran. Mempertanyakan apa yang terjadi kepada anak-anak yang baru saja lewat.
"Lo gak tahu wajah lo sudah terpampang di mading sekre? Lo belum lihat?" ujar salah satu anak dengan pandangan sinis.
"Wajah gue? Wajah gue dipampang di mading? Hah gimanasih maksudnya?" Bella masih belum mengerti, ia masih bertanya-tanya.
"Iyaa. Wajah lo ada disana noh dimading. Lo liat saja sendiri. Lo sama cewek lo itu lagi pelukan. Hahaha." Sahut salah satu cewek yang lain sambil menertawai Bella.
"Pelukan?" Bella bertanya dengan bingung dan kaget.
Apa ia baru saja melakukannya?
Tanpa pikir panjang Bella lari sekencang-kencangnya ke arah sekre. Disana di tengah halaman sekre sudah dikerumuni oleh banyak anak-anak angkatan kampusnya, dari mulai yang satu angkatan dan sampai angkatan atas pun ada disana.
Bella yang ingin tahu, dan penasaran namanya kenapa disebut-sebut sebagai topik pembicaraan, langsung menerobos tubuhnya dari kerumunan itu. Lalu di depan papan mading, Bella menangkap sosok dirinya dengan jelas ada di dalam foto yang menempel dimading tersebut.
Ia tengah bersama Hazel. Sedang merangkul, dan berciuman. Salah satu foto menampilkan lokasi tempat di komplek perumahan, itu rumahnya. Satu foto yang lain bertempat di dekat sebuah cafe.
Lah itu bukannya kemarin saat ia berkumpul dengan teman-temannya?
Dengan gerakan cepat tangan Bella mengambil semua foto dirinya yang ada di mading tersebut. Merobeknya. Hatinya dipenuhi amarah yang tak tertahan.
Setelah Bella berhasil mencopoti seluruh fotonya, tiba-tiba terdengar suara seorang cewek -yang berasal dari samping telinganya- mengatakan kalimat yang begitu menyentak dasar jantung Bella.
"Ups. Jadi ini yang disebut sebagai ratu lesbian itu?" Seorang cewek disampingnya menutupi mulut dan tertawa diujung kalimatnya. Itu bukan terdengar seperti pertanyaan, tepatnya pernyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank you for loving me.. Raffa.
Ficción GeneralRaffa sosok cowok yang baru saja putus cinta, tidak tahu menahu bahwa cewek yang lagi ia sukai menjalin hubungan asmara dengan sesama jenis. Tapi Raffa terlanjur suka, hingga akhirnya ia melakukan berbagai cara untuk merubah hidup cewek itu hingga k...