02 - Musuh Tapi Mesra

6.1K 647 28
                                    

"Hahahahahahaha."

Naruto dan Deidara tertawa lepas saat Sasuke datang ke sekolah menggunakan masker untuk menutup hidung serta mulutnya.

Pemuda Uchiha nampak seperti orang yang penyakitan. Wajah angkernya lusuh entah hilang kemana. Banyak yang menatap aneh padanya pagi ini, tapi hanya si kuning berdua itu saja yang mampu mentertawainya dengan puas.

Bugh. Bugh.

Keduanya langsung terdiam setelah mendapat tinju yang kuat di perut masing-masing. Sasuke mengusap kedua tangannya seolah menghalau debu yang menempel.

"Sakit, teme." keluh Naruto.

"Masih pagi, tenagaku masih belum panas untuk memberimu pukulan yang lebih kuat. Sabar ya." jawab Sasuke santai. Ia duduk di kursinya setelah melempar tasnya lebih dulu.

Kalau sudah begini, Deidara tidak mau ikut campur. Sambil memegangi perutnya, ia duduk mendekati Sasori yang sibuk membaca buku pelajaran.

"Kau kenapa?" merasa ada yang aneh, Naruto mendekat dan merangkul bahu temannya. Tapi sayang karena ia hanya mendapat tepisan tidak suka.

"Kau kenal dengan Hyuuga?" setelah menimang-nimang, akhirnya Sasuke bertanya. Ia cukup penasaran dengan gadis brengsek yang minggu lalu membuatnya kalang kabut.

"Hyuuga?" alis Naruto hampir bertaut, "Aku tahu Neji Hyuuga. Direktur utama di Hyuuga Corp, rekan bisnis papaku. Kenapa?"

"Kalau Hinata Hyuuga, kau kenal?"

Naruto terlihat berpikir. Bola matanya bergerak kekanan dan kekiri mengingat-ingat apakah ia pernah dengar nama itu atau tidak, tapi akhirnya ia menggeleng, "Aku tak pernah dengar nama itu. Mainan barumu?"

Mendengar kata mainan, Sasuke menyeringai. Memang tidak mudah, tapi ia akan membuat si gadis Hyuuga bertekuk lutut padanya.

"Lupakan. Anggap aku tak bertanya apa-apa padamu."

"Aku sudah dengar gosipnya."

Sasuke yang siap akan memejamkan matanya langsung menoleh pada temannya, "Gosip apa?"

"Tentang kau yang dihajar seorang gadis." diakhir kalimat, Naruto hampir tertawa. Tapi berhasil ia tahan meskipun tidak sepenuhnya.

Tangan Sasuke mengepal. Nama baiknya sebagai murid paling di takuti pasti akan perlahan pudar jika gosip itu semakin meluas. Lalu ia tidak bisa menindas siapapun lagi.

Tch. Jangan harap.

Sasuke berdiri dan langsung meninggalkan kelas. Masalah ini harus cepat selesai. Gadis itu harus segera ia beri pelajaran. Satu kali pukulan mungkin akan membuatnya jera.

Tidak peduli jika dia adalah seorang perempuan.

Sepanjang jalan Sasuke tidak berhenti menyeringai. Langkah lebarnya membawa ia menuju gedung selatan tempat anak kelas satu berada.

.
.
×××
.
.

Hinata menyipitkan matanya, merasa silau dengan orang yang berdiri di depan pintu kelas. Anehnya seisi kelas yang tadi ribut seperti pasar kini senyap bagai kuburan.

Tidak salah lagi, pasti yang ada di depan sana adalah si pembuat onar. Hinata menguap tidak peduli. Ia kembali melanjutkan menyalin PR milik Aino. Bukan karena tidak mampu, tapi karena Anime yang diberikan oleh Shikamaru lebih menggoda dari pada belajar.

Deritan kursi yang di geser sama sekali tidak membuat Hinata beringak dari kegiatannya. Bahkan ia bisa dengar gemerutuk gigi yang berlaga milik orang di depannya.

ANTAGONIS [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang