05 - Keseriusan Sasuke

4.9K 597 68
                                    

Hinata memutar bola mata malas. Di sebelahnya, Aino malah berteriak girang tidak tahu diri. Sama dengan teman sekelasnya yang lain. Sasuke mendatangi mereka ketengah lapangan saat jam olahraga.

Kurang kerjaan. Apa pemuda itu tidak ada kelas!? Keh.

Sasuke tersenyum, ia mendekat dan menyingkirkan rambut halus yang berserak di sekitar pelipis Hinata. Selesai, ia mengusap pipi Hinata dengan tangannya.

Teriakan terdengar memenuhi lapangan. Sasuke menyeringai tipis. Walaupun nakal, ia tetap selalu saja jadi idola sekolah.

"Ada apa Sasuke-senpai?" Hinata menepis kasar tangan Sasuke, "Bisa lihat situasi? Seisi sekolah bahkan melihat kesini saat ini."

Sasuke tidak peduli. Ia malah menarik tangan Hinata untuk duduk di kursi penonton tepi lapangan. Mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, Sasuke kemudian mengelap keringat Hinata yang basah di bagian leher dan tepian kening.

Teriakan para siswi dari lantai dua gedung timur terdengar. Begitu juga dari arah lapangan. Benar-benar iri dengan Hinata yang diperlakukan khusus oleh Sasuke.

"Apa maksudnya ini?" kembali Hinata menepis tangan Sasuke yang akan mengelap lehernya.

"Apa lagi? Aku suka padamu, tentu saja." jawab Sasuke ringan.

"Dan kau pikir aku percaya dengan itu semua, Uchiha-san." Hinata menekan marga Sasuke pada suaranya.

"Kau sedang hamil kan? hamil anakku."

Hinata diam. Bibirnya terkatup rapat. Secepat itukah ia ketahuan!?

Sasuke tersenyum, ia merangkul bahu Hinata, "Kau pikir siapa yang berani padaku di sekolah ini selain kau, heh?" tanyanya geli, "Tidak ada, Hinata. Tidak ada."

Hinata diam, tapi tangannya masih berusaha menepis tangan Sasuke yang malah mencengkram bahunya kuat sampai terasa sedikit nyeri.

"Aku bisa saja langsung mematahkan kakimu." kata Sasuke dingin, "Tapi itu tidak keren. Aku ingin membuatmu mati perlahan-lahan kemudian mengemis padaku pada akhirnya."

Hinata menelan ludahnya kasar. Sasuke jelas tidak main-main dengan kalimatnya. Dari caranya bicara saja Hinata sudah tahu bahwa Sasuke serius.

"Hm? Kenapa diam?" Sasuke menggoyangkan bahu Hinata, "Mulai takut?"

Hinata menggeleng pelan. Tapi jujur, ancaman Sasuke membuatnya sedikit takut. Takut karena tidak mungkin bisa menahan diri untuk tidak mengerjai pemuda itu lebih parah lagi. Hahaha.

Senyum manis mengembang di bibir Hinata. Ia sudah tertangkap basah, kenapa tidak mandi sekalian.

Gadis Hyuuga itu menyandarkan kepalanya pada bahu Sasuke. Pelan-pelan ia melingkarkan tangannya pada perut sang pemuda, "Jadi kau sudah tahu jika aku hamil anakmu?" tanya Hinata cemberut lucu.

Sasuke tersentak. Kini gantian ia yang menelan liurnya dengan kasar. Kelopak matanya berkedip tiga kali, keningnya berkerut. Hinata benar-benar besi. Ancaman saja mungkin tidak akan mempan untuknya.

"Oleh karena itu jangan sering-sering menggangguku. Kau tahu kan, calon ibu yang sedang hamil itu bisa lebih galak dari singa." kepala Hinata pindah menyandar pada dada bidang Sasuke. Pelukannya juga makin erat.

Mata Sasuke mulai bergerak liar. Ia benci dengan keadaan yang seperti saat ini. Benci dengan sentuhan-sentuhan Hinata yang mulai liar di dadanya. Ia benci.

Tersadar, Sasuke langsung mendorong Hinata kuat hingga terlepas. Ia sempat memaki sebelum pergi meninggalkan Hinata sendirian.

Gadis yang ditinggalkan kembali memasang wajah datar. Ia menguap sekali sebelum kembali ke lapangan, "Kau cari masalah dengan orang yang salah, Sasuke." katanya sambil membuang sapu tangan Sasuke yang tertinggal.

ANTAGONIS [SasuHina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang