DELAPAN BELAS

3.6K 432 15
                                    

"Semua terjadi begitu saja dan aku sama sekali tidak menyadarinya."

••

Hari sudah mulai malam namun Arjuna masih tetap berada ditempatnya, duduk disamping sang ibu sambil mengelus tangannya sesekali pun ia mengecup tangan keriput itu dengan lembut.

Ring... ring..

Arjuna lansung berdiri saat melihat siapa yang menelfonnya di jam seperti ini. Dia berjalan menuju jendela ruangan yang terbuka lalu megangkat sambungan telefon itu.

"Halo, gimana bro?" tanya-nya lansung tanpa basa-basi.

Hening..

Arjuna mengernyit. "Bro?"

"Sorry Jun," ujar pria diujung sana. "Hari ini gue udah pindah tugas lagi ke sulawesi, jadi... gue gak bisa bantuin lo buat pantai adik lo itu,"

Kali ini Arjuna yang terdiam, ia masih mencerna semua ucapan dari temannya itu yang berada di Bandung. Akhirnya, Arjuna menghela nafas pelan, dia pun mengangguk.

"It's okay bro. Selamat bertugas ya,"

"Lo gak mau ngejemput adik lo gitu? Jelas-jelas dia disini sama cowok Jun. Lo—"

Arjuna berdehem. "Gue paham maksud lo. Gue bukannya gak sayang lagi sama dia, cuma ya gitu..." Dia terdiam sesaat, sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Gue cuma mau sampai kapan dia pergi tanp pamit begitu saja ke Bandung, gue yakin kok dia bakal balik."

"Oke, gue paham.. maaf sekali lagi, kalo gitu gue pamit ya."

"Oke, safe flight bro!"

Sambungan telefon pun terputus, Arjuna menghirup banyak udara dengan rakus. Hatinya sakit tentu saja mengigat sang adik yang ia sayangi bisa setega itu pada keluarga mereka, kabur dari rumah lalu pergi ke luar kota dan hidup bahagia dengan seorang cowok disana, heck!

Arjuna menyugar rambutnya kebelakang, kedua tangan bertumpu pada kusen jendela lalu pandangannya pun terarah kebawah dengan tatapan nanar.

Dan tanpa Arjuna sadari sedari tadi perbincangannya di telefon terdengar jelas di telinga Elena. Wanita itu menangis dalam diam saat mengetahui anaknya Arjuna telah menyembunyikan sesuatu padanya, apalagi ini berhubungan dengan anak bungsunya.

••

Berbeda dengan Arjuna yang sedang merasa marah, sedih dan khawatir secara bersamaan. Ashilla malah merasa bingung, sejak tadi dia berada didalam kamar mandi yang ada di kamarnya. Terlihat dia sedang sibuk menggosok 'sesuatu' ysng berwarna merah bahkan ada yang sampai keunguan.

Bingung dan penasaran. Apa ini? Saat ia tekan tidak merasa sakit sama sekali, kejadian tersebut sudah terjadi dalam beberapa hari belakangan ini saat tengah malam ia terbangun merasa seperti ada seseorang didalam kamarnya mengintai dirinya dari dalam kegelapan.

Ashilla kembali menggosok tanda tersebut. Tidak hanya satu, namun ada beberapa bahkan menyebar dari leher, pundak sampai ke perut. Ashilla tentu panik saat hari pertama ia mendapatkan 'tanda' tersebut dan saat ia gosok sampai menyabuni nya tetap saja tidak hilang. Crap! Siapa pelaku dari 'tanda-tanda' tersebut? Oke, ini sudah kesekian kalinya ia mencoba menghilangkan tanda tersebut tapi tetap saja tidak bisa. Oh tuhan...

Sad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang