4. Serba Rahasia

92 18 5
                                        

Menghujamkan tumit, kuda tersebut berlari pelan meninggalkan rumah. Ketika sudah agak jauh dari rumah, Tae Hyung menyelipkan tangan kanannya ke dalam baju kemudian tangan yang sama itu meraup ke wajahnya dan jadilah Tae Hyung seseorang yang lain. Kali ini dia tampak seperti pria berusia pertengahan empat puluhan, di sepanjang rahangnya yang keras di tumbuhi janggut panjang dan matanya agak sipit.

***

            Tae Hyung mengira jika dirinya telah berhasil memusnahkan semua bukti setelah menghabisi Won Taek, namun ternyata beberapa bercak darah mengenai pakaiannya dan sayangnya hal tersebut mengundang kecurigaan Yeon Hee. Kejadian itu baru dua hari lalu ketika Yeon Hee hendak mencuci pakaian. Sewaktu menyimram air ke tumpukan baju, dia terkejut mendapati aliran air berwarna merah melewati kakinya. Saat itu yang ada di dalam pikiran Yeon Hee adalah mungkin seseorang telah melukai Tae Hyung lalu tanpa ingin membuatnya khawatir, dia sengaja menyembunyikan luka itu.

            Meninggalkan pekerjaannya, menyusul Tae Hyung ke toko kain. Di sana Yeon Hee berkeras meminta Tae Hyung untuk membuka pakaian di depan semua orang. Dia merasa belum tenang sebelum memeriksa dengan mata kepalanya sendiri. Tak ada luka sayatan apa pun di tubuh Tae Hyung. Yeon Hee terdiam sejenak, sibuk memikirkan darah siapa gerangan di pakaian Tae Hyung. Pertengkaran hebat tak terelakkan ketika Yeon Hee yang menuntut jawaban tetapi Tae Hyung malah menutup mulutnya rapat-rapat, bahkan Tae Hyung tetap diam walau Yeon Hee memohon sambil menangis. Yeon Hee takut jika Tae Hyung melibatkan diri dalam sesuatu yang berbahaya.

            Hari ini Yu Gyeong dan Yeon Hee mencuci bersama-sama di pinggir sungai. Yeon Hee sama sekali tak menyentuh pakaian yang hendak dicucinya, dia malah termangu di pinggir mengamati ikan-ikan kecil yang berenang bergerombolan ke sana kemari. Yu Gyeong mendekati, menyentuh bahu adik iparnya tersebut dengan lembut. Yeon Hee mengalihkan pandangannya, tersenyum tipis tetapi wajahnya tetap murung.

            “Kau tahu, aku menganggapmu sebagai adik,” kata Yu Gyeon duduk di samping Yeon Hee, mengikuti ke mana arah matanya sedang memandang. “dan aku tak merasa keberatan kalau kau ingin bercerita, aku siap menjadi pengendengar yang baik.”

            Yeon Hee bimbang. Dia memang sangat ingin mengeluarkan isi pikirannya, lalu terpikir jika masalahnya ini adalah masalah suami dan istri, dia jadi enggan untuk bercerita. “Apakah kau sangat mengenal Oraboni-ku, sifat dan karakternya maksudku?”

            “Tentu saja,” kata Yu Gyeong diiringi tawa pelan. “Kami tidak akan menikah jika tak saling mengenal satu sama lain.”

            Yeon Hee tersenyum kecut. “Setelah menikah, dia tetap menjadi Geon Ho yang kau kenal atau dia berubah?”

            “Aku tahu kenapa kau menanyakan ini,” gumam Yu Gyeon pelan, merangkul bahu Yeon Hee. “tapi biar kujawab pertanyaanmu supaya kau tidak penasaran. Tak ada yang berubah dari Geon Ho walau ada beberapa sifatnya yang baru kuketahui setelah kami menikah. Bukan salahmu kalau kau tak mengenal bagaimana watak Tae Hyung. Takdir mempertemukan kalian begitu saja, lalu mengikat kalian dalam pernikahan.”

            “Tae Hyung sempat memintaku untuk berpikir ulang mengenai keputusan yang kuambil sehari sebelum hari pernikahan. Dia sudah memperingatkanku tapi aku malah keras kepala waktu itu.”

            Dua bulir air mata jatuh dari mata Yeon Hee.

            “Tidak ada gunanya menyesal sekarang,” kata Yu Gyeong, mengusap-usap bahu Yeon Hee. “Saranku, jangan biarkan masalah ini berlarut-larut atau hubungan kalian akan hancur.”

            Yeon Hee mempertimbangkan ucapan Yu Gyeong dengan serius. “Lalu, apa yang harus kulakukan?” tanya Yeon Hee sambil menghapus air matanya.

Faceless Man Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang